Analisis Putusan Nafkah Iddah Isteri Tidak Nusyuz Putusan: Nomor : 0510Pdt.G2013PA.Ckr
tersebut Majelis Hakim menetapakan menghukum Pemohon Konpensi Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah selama masa iddah tiga bulan sebesar Rp.
2.100.000, dan mut’ah berupa cincin emas 24 karat seberat 4 gram, kepada Termohon Konpensi Penggugat Rekonpensi.
Pada inti putusan majelis hakim dalam perkara ini adalah dalam konpensi yaitu
memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon didepan sidang Pengadilan Agama Cikarang. Dan dalam Rekonpensi
yaitu menghukum Tergugat untuk membayar uang iddah selama masa iddah 3 bulan sebes
ar Rp. 2.100.000, dan Mut’ah berupa cincin emas 24 karat seberat 4 gram kepada Penggugat.
Pertimbangan Hakim dalam menetapkan besarnya nafkah iddah menurut penulis sudah tepat. Hakim menetapkan Pemohon untuk membayar nafkah
selama masa iddah sebesar Rp. 2.100.000, jumlah tersebut dirasa sanggup dipenuhi oleh Pemohon. Dalam bukti surat P.3 yaitu foto copy penghasilan
Payslip Confidenti atas nama Pemohon take home pay atau penghasilan Pemohon sebesar Rp. 2.521.548 setiap bulannya. Nafkah iddah tersebut juga
tidak terlalu kecil jumlahnya, karena jika terlalu kecil jumlahnya maka akan menyengsarakan mantan isteri dalam memenuhi kebutuhannya setelah
perceraian.
Putusan Nomor : 0633Pdt.G2013PA.Ckr
Dalam memeriksa perkara ini Majelis Hakim berpendapat, bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi unsur pasal 19 huruf f Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam yang mengisaratkan bahwa antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan
dan pertengkaran serta tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Dalam duduk perkara yang diajukan oleh Pemohon bahwa penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran diantaranya karena Termohon tidak taat
dan tidak patuh kepada Pemohon, bila diberi saran selalu melawan dan termohon pernah memfitnah Pemohon. Menurut penulis hal ini merupakan indikasi bahwa
istri tersebut nusyuz. Tetapi dalam proses persidangan melalui jawabannya ternyata Termohon
telah mengakui dan membenarkan bahwa rumah tangganya dengan Pemohon sudah tidak rukun dan harmonis dan telah terjadi pertengkaran tapi penyebabnya
bukan dari Termohon tapi dari Pemohon sendiri dimana Pemohon pamit mau ke Solo dan dari Solo Pemohon tidak pulang lagi ke rumah Termohon tapi pulang
kerumah anaknya, dan sampai sekarang pisah rumah selama 3 tahun. Menurut Penulis pertimbangan Hakim sudah tepat dalam memberikan
hak Termohon untuk mendapatkan nafkah selama masa iddah sebegai konsekuensi dikabulkannya permohonan cerai talak oleh Pemohon. Hakim dalam
memeriksa perkara ini beranggapan bahwa tidak terjadi nusyuz yang dilakukan oleh Termohon, dan dalam persidangan tidak terbukti semua tuduhan untuk
Termohon, sebab perselisihan dan pertengkaran diawali oleh sikap Pemohon,
sehingga Termohon tetap mendapatkan haknya dalam kewajiban pemberian nafkah iddah.
Bahwa Penggugat dalam jawabannya menuntut nafkah selama masa iddah 3 bulan sebesar Rp.30.000.000, dan mut’ah sebesar Rp. 30.000.000,
sedangkan Tergugat dalam repliknya menyatakan sanggup untuk memberikan nafkah selama masa iddah 3 bulan sebesar Rp. 1.500.000, dan mut’ah sebesar
Rp. 1.500.000, dalam hal ini Majelis Hakim mempertimbangkan berdasarkan dari jawab menjawab dipersidangan bahwa perceraian ini merupakan keinginan
dari Tergugat sendiri dan permohonan Pemohon dalam konvensi telah dikabulkan maka berdasarkan pada pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum
Islam bekas suami wajib memberikan mut’ah, nafkah iddah, maka berdasarkan hal tersebut Majelis Hakim dapat menetapkan
mut’ah, nafkah iddah, yang dianggap wajar dan patut serta tidak memberatkan kepada Tergugat sebagai
berikut: Mut’ah, sebesar Rp. 1.500.000, Nafkah selama masa iddah 3 bulan
sebesar Rp. 3.000.000. Dalam perkara ini Majelis Hakim pada intinya memutuskan dalam
konpensi yaitu memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i
terhadap Termohon didepan sidang Pengadilan Agama Cikarang. Dan dalam putusan rekonpensi Menghukum Tergugat untuk membayar Nafkah selama masa
iddah 3 bulan sebesar Rp. 3.000.000,- dan mut’ah, sebesar Rp. 1.500.000,
terhadap Penggugat.