Taraf Kesukaran Daya Pembeda Soal

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu : 8 2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r   Keterangan: r 11 : koefisien reliabilitas instrument 2 1 2 1 r : r xy yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen Perhitungan uji reabilitis dapat dilihat pada lampiran 9. Metode yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah metode ganjil-genap. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,91. Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

c. Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal-soal yang diberikan termasuk ke dalam kategori mudah, sedang, atau sukar, maka digunakna perhitungan taraf kesukaran dengan rumus : 9 s J    Keterangan P : Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B : Banyak Peserta didikyang menjawab benar J s : Jumlah seluruh Peserta didikyang mengikuti tes 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 2008, ed. Revisi, cet. 8, h. 100-101. 9 Ibid, h 208 Penentuan kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut Tabel 3.3 Katagori Derajat Kesukaran Rentang Nilai Katagori 0,00 ≤ I 0,30 Sukar 0,31 ≤ I 0, 70 Sedang 0,71 ≤ I ≤ 1,00 Mudah Perhitungan taraf kesukaran bias dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 24 soal dinyatakan sedang, dan 6 soal dinyatakan sukar. Kriteria soal yang dianggap layak untuk digunakan adalah soal yang memiliki derajat kesukaran sedang atau mudah. Dengan demikian, instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

d. Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswayang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu lemah prestasinya. Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 10 D = P A – P B, dimana P A = A A J B dan P B = B B J B Keterangan: D = daya pembeda P A = proporsi kelas atas P B = proporsi kelas bawah B A = banyak siswakelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal B B = banyak siswakelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir soal J A = jumlah siswakelas atas J B = jumlah siswakelas bawah 10 Ibid, h. 213 Tabel 3.4 Katagori Daya Pembeda Rentang Nilai Katagori D 0,20 jelek poor D = 0,20 – 0,40 cukup satisfactory D = 0,40 – 0,70 Baik good D = 0,7 – 1 Sangat baik excellent Perhitungan daya pembeda bisi dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 4 soal yang dinyatakan drop, 6 soal dinyatakan cukup, 12 dinyatakan baik, dan 8 soal dinyatakan baik sekali. Soal-soal yang layak digunakan adalah soal yang memiliki daya beda yang baik sekali, baik, atau cukup

3. Instrumen Non Tes