Jenis Penelitian Kebijakan Legislasi Tentang Tindak Pidana Perkosaan Di Indonesia

36 KUHP tidak mengancam pidana kepada pelaku yang menyetubuhi perempuan yang belum berumur 15 tahun jika perempuan itu adalah istrinya, kecuali bila perbuatan tersebut menimbulkan akibat luka-luka, luka berat atau kematian. 61

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk menunjang diperolehnya data yang faktual dan akurat, dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan secara sistematis fakta-fakta terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dengan tujuan untuk membatasi kerangka studi kepada suatu analisis atau suatu klasifikasi tanpa secara langsung bertujuan untuk menguji hipotesa- hipotesa atau teori-teori. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian seperti ini seringkali hukum dikonsepkan sebagai sesuatu yang tertulis di dalam perundang-undangan law in books atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas. 62 Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau 61 Adami Chazawi, idem 62 Amiruddin dan Zainal Asikin, op. cit., hlm. 118. Nursiti : Kebijakan Legislasi Tentang Tindak Pidana Perkosaan Di Indonesia. USU e-Repository © 2008. 37 data sekunder belaka. Penelitian ini mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematik hukum, penelitian terhadap singkronisasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum, sejarah hukum dan inventarisasi hukum positif. 63 Inventarisasi hukum positif merupakan kegiatan pendahuluan yang sangat mendasar, sebelum menemukan norma hukum in-concreto haruslah diketahui terlebih dahulu hukum positif apa yang berlaku. Kegiatan menginventarisasi hukum positif adalah proses identifikasi yang kritis analitis serta logis-sistematis. Menginventarisasi hukum positif biasanya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan salah satu tahap dari serangkaian proses penelitian yang menyeluruh. 64 Setelah penelitian inventarisasi hukum dilakukan, akan dilanjutkan dengan jenis penelitian yang bertujuan untuk menelaah singkronisasi suatu peraturan perundang-undangan yang akan dilakukan secara horizontal. Yang akan diteliti selanjutnya adalah sejauh mana peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana perkosaan tersebut mempunyai hubungan fungsional secara konsiten. Penelitian ini di samping akan mendapatkan data yang lengkap dan menyeluruh mengenai tindak pidana perkosaan, juga dapat mengungkapkan kelemahan-kelemahan yang ada pada perundang-undangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana perkosaan, sehingga akan dapat merekomendasikan agar undang-undang tersebut di amandemen. 63 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjaun Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 13-14. 64 Amiruddin dan Zainal Asikin, op. cit, hlm. 120-121. Nursiti : Kebijakan Legislasi Tentang Tindak Pidana Perkosaan Di Indonesia. USU e-Repository © 2008. 38

2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data