Komplikasi demam Tifoid Pemeriksaan Demam Tifoid

28 berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Rose spot pada anak jarang terjadi malahan lebih sering epitaksis Depkes RI., 2006.

2.5.3 Komplikasi demam Tifoid

Pada minggu kedua atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai yang ringan sampai berat bahkan kematian. Beberapa komplikasi yang sering terjadi diantaranya: a. Tifoid toksik tifoid ensefalopati Didapatkan gangguan atau penurunan kesadaran akut dengan delirium sampai koma yang disertai atau tanpa kelainan. b. Syok septic Adalah akibat lanjut dari respon inflamasi sistemik. Disamping gejala- gejala tifoid diatas, penderita jatuh kedalam fase kegagalan vascular syok. Tensi turun, nadi cepat dan halus, berkeringat serta akral dingin. Akan berbahaya bila syok menjadi irreversible. c. Perdarahan dan perforasi intestinal d. Peritonitis e. Hepatitis tifosa f. Pancreatitis tifosa g. Pneunomonia h. Komplikasi lain Osteomielitis, arthritis , Miokarditis, perikarditis, endokarditis, pielonefritis, orkhritisdan peradangan ditempat lain Depkes RI., 2006. 29

2.5.4 Pemeriksaan Demam Tifoid

a. Gambaran darah tepi Pada pemeriksaan hitung leukosit total terdapat gambaran leukopeni ±3000-8000 per mm 3 , limfositosis relative, monositosis, dan eosinofilia dan trombositopenia ringan. b. Pemeriksaan Bakteriologis i. Jenis pembiakan menurut specimen a Biakan darah b Biakan bekuan darah c Biakan tinja Biakan tinja lebih berguna pada penderita yang sedang diobati dengan kloramfenikol, terutama untuk mendeteksi karier. d Biakan cairan empedu e Biakan air kemih ii. Biakan Salmonella typhi Specimen untuk biakan dapat diambil dari darah,sumsum tulang, feses, urin. Spesimen darah diambil pada minggu selanjutnya. Pembiakan memerlukan waktu kurang lebih 5-7 hari. Bila laporan hasil biakan “Basil Salmonella tumbuh” maka penderita sudah pasti mengidap demam tifoid. iii. Serologis Widal Test serologi widal adalah reaksi antara antigen suspensi Salmonella yang telah dimatikan dengan agglutinin yang merupakan antibody spesifik terhadap komponen basil Salmonella didalam darah manusia saat sakit, karier atau pasca vaksinasi. Prinsip test adalah 30 terjadinya reaksi aglutinasi antara antigen dan agglutinin yang dieteksi yakni agglutinin O dan H. Aglutinin O mulai dibentuk pada akhir minggu pertma demam sampai puncaknyapada minggu ke 3 sampai 5. Aglutinin ini dapat bertahan selama 6-12 bulan. Agglutinin H mencapai puncak lebih lambat minggu ke 4-6 dan menetap dalam waktu lebih lama Depkes RI., 2006.

2.5.4 Penatalaksanaan Demam tifoid