Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Akuntan publik merupakan auditor independen yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya Mulyadi, 2008:3. Tugas akuntan publik adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI Mulyadi, 2008:3. Berdasarkan hal tersebut maka akuntan publik memiliki kewajiban menjaga kualitas audit yang dihasilkannya. Terlebih dengan adanya kasus keuangan yang menimpa banyak perusahaan yang ikut melibatkan akuntan publik membuat akuntan publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Karena dalam kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan audit yang mampu menyajikan temuan dan melaporkan dengan sesungguhnya tentang kondisi keuangan kliennya. Kualitas audit laporan keuangan historis oleh akuntan publik akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat. Pertanyaan masyarakat tentang kualitas audit yang dilakukan akuntan publik bertambah besar setelah terjadi banyak kasus yang melibatkan akuntan publik baik di dalam maupun di luar negeri. Skandal didalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia IAI terhadap 10 Kantor Akuntan 14 Publik yang melakukan Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia IAI terhadap 10 Kantor Akuntan Publik yang melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada tahun 1998 Christiawan, 2005. Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam. Kasus yang terjadi di luar negeri yang melibatkan perusahaan besar dan kantor akuntan publik besar juga menambah kasus yang mengarah pada kualitas akuntan publik Christiawan, 2005. Melihat banyaknya kasus skandal akuntansi tersebut, membuktikan betapa mudahnya seorang akuntan publik menipu bermodal keindahan angka- angka akuntansi. Masih segar dalam ingatan kita konspirasi antara Akuntan Publik Justinus A.Sidharta dengan PT Great River Internasional Tbk dalam penyajian laporan keuangan Great River. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang Soepriyanta, 2007. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh sebab itu Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap 15 Standar Profesi Akuntan Publik SPAP berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Great River tahun 2003 Soepriyanta, 2007. Akuntan publik berperan dalam memberikan keyakinan atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Karena itulah manajemen memiliki harapan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan publik. Di sisi lain, pemakai laporan keuangan juga menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan akuntan publik dalam mengaudit laporan keuangan. Dari sisi ini, dijumpai adanya “expectation gap” antara akuntan publik dengan investor Widagdo, 2002. Pemerintah juga menaruh harapan besar terhadap Akuntan Publik. Salah satu contohnya adalah pernyataan Menneg PPNKepala Bapenas, yang mensinyalir adanya sejumlah kantor akuntan besar yang melakukan manipulasi atau terlibat mark-up data di Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN Edo, 2002. Kepercayaan yang besar pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas auditnya. Adanya harapan yang besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan serta adanya kasus-kasus yang melibatkan kantor akuntan publik tersebut di atas menuntut akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan kualitas audit yang dilakukan Chrismastuti dan St.Vena Purnamasari, 2003. 16 Banyaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi yang terjadi mengakibatkan Menkeu mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan peraturan Menkeu Nomor 17PMK.012008 tentang Jasa Akuntan Publik yang menyatakan bahwa Akuntan Publik dikenakan sanksi pembekuan izin apabila Akuntan Publik yang bersangkutan mendapat sanksi pembekuan keanggotaan dari IAI http:www.depkeu.go.id. Pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal yang kurang bagus yang dimiliki seorang auditor. Dampak negatif dari perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit secara negatif dari segi akurasi dan reliabilitas Irawati, 2005:930. Karakteristik personal dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kualitas audit. Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidak jujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalam audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit Irawati, 2005:930. Malone dan Roberts 1996 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku auditor yang dapat menyebabkan berkurangnya kualitas audit Reduced Audit QualityRAQ. Secara lebih khusus, penelitian ini menginvestigasi hubungan antara munculnya perilaku RAQ dengan karakteristik personal. Menurut Malone Roberts Karakteristik personal terdiri dari lima bagian yaitu locus of control, self-esteem, hard 17 drivingcompetitive dimension of type A behavior pattern., need for approval, dan need for achievement. Hasil penelitiannya menunjukkan bukti, kebutuhan akan pengakuan atas sebuah pencapaian prestasi need for achievement yang diraih auditor berhubungan terbalik dengan perilaku RAQ. Sedangkan untuk faktor-faktor lainnya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan perilaku RAQ. Selain itu, auditor memerlukan persetujuan need for approval dan memerlukan pencapaian need for achievement yang berhubungan terbalik dengan perilaku RAQ. Dalam memandang pengaruh pengalaman terhadap pertimbangan auditor menghadapi preferensi klien, Haynes et al. 1998 dalam Koroy 2005 lebih cenderung mengaitkannya dengan faktor eksternal dari diri auditor, yaitu insentif kontekstual. Hal yang juga penting dikaitkan dengan hal ini adalah berkaitan dengan karakteristik individual auditor yang berpengalaman. Jadi, efek pengalaman dalam hal ini dihubungkan sebagai faktor internal dalam karakteristik diri auditor. Penelitian eksperimen yang berkenaan dengan hubungan antara pengalaman audit dengan pengaruh klien mendapatkan hasil yang bertentangan. Farmer et al. 1987 dalam Koroy 2005 menemukan auditor yang berpengalaman kurang cenderung untuk menyetujui perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman. Mereka menyimpulkan bahwa justru auditor staf cenderung 18 lebih memperhatikan dalam mempertahankan dan menyenangkan klien dibandingkan para partner. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks Koroy 2005. Melihat tujuan- tujuan manajemen yang makin kompleks, maka sebagai perantara yang independen, akuntan publik harus mampu menempatkan dirnya sebagai penasehat manajemen dan sebagai pihak yang dianggap mampu memperoleh amanat sebagai pelaksana fungsi-fungsi akuntansi yang independen. Independensi merupakan isu yang menarik karena dalam menghadapi konflik independensi auditor perlu untuk mempertimbangkan aturan yang eksplisit, standar audit dan kode etik profesional. Penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Arleen 2007 menguji pengaruh independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesa bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, serta independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan. Banyaknya kasus skandal akuntansi yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh rusaknya independensi auditor. Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Pany dan Reckers 1980 dalam Nizarul Alim 2007:3 yang menemukan bahwa independensi auditor dipengaruhi oleh ukuran klien dan pemberian hadiah. Kemudian Lavin 1976 dalam Nizarul Alim 2007:3, penelitiannya menjelaskan lebih 19 mendalam konsep independensi dalam hal hubungan antara klien dan auditor melalui pengamatan pihak ketiga. Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting bagi auditor untuk menjalankan profesinya. Shockley 1981 dalam St. Vena Purnamasari 2006 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi akuntan publik. Salah satu faktor yang diteliti adalah faktor lama ikatan hubungan dengan klien tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik. Akan tetapi, berdasarkan penelitian Supriyono 1988 menunjukkan bahwa lamanya penugasan audit dapat merusak independensi. Hasil penelitian yang berbeda ini menarik untuk diteliti kembali terutama jika dikaitkan dengan auditor yang ada di Indonesia. Dewasa ini, berbagai pihak seperti pemerintah, pemakai informasi keuangan financial report users dan pihak penyaji informasi keuangan financial report preparers telah memberikan perhatian secara serius terhadap kualitas audit. Pihak profesi akuntan publik juga telah menyatakan komitmen terhadap auditing yang beorientasi pada kualitas Christiawan, 2005. Dengan demikian tidak dapat diabaikan bahwa kualitas audit memberikan jaminan kredibilitas kepada Kantor Akuntan Publik. Proses auditing yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Perbaikan yang terus-menerus atas kualitas audit harus dilakukan. Oleh karena itu, wajar jika kemudian kualitas audit merupakan 20 topik yang selalu memperoleh perhatian mendalam dari profesi akuntan, pemerintah, dan masyarakat investor the investment community. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak luar perusahaan mendasarkan keputusannya kepada hasil audit auditor. Sedangkan auditor menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya. Ini berarti berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Kualitas jasa audit sangat sulit untuk diukur secara objektif. Penggunaan berbagai dimensi kualitas audit yang berbeda-beda oleh beberapa peneliti adalah bukti sukarnya menentukan dimensifaktor yang dapat menentukan kualitas audit. Oleh karena itu, penelitian ini cukup menarik untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Pengalaman Audit, dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu yang dilakukan oleh M. Nizarul Alim 2007, tentang kualitas audit. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ada penambahan 2 variabel independen yaitu variabel pengalaman auditor, yang diperoleh dari penelitian Yudhi Herliansyah 2006 dan 21 variabel karakteristik personal auditor, yang diperoleh dari penelitian Malone Roberts 1996. Penelitian sebelumnya, hanya menganalisa pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. Pada penelitian kali ini, peneliti ingin menguji pengaruh karakteristik personal auditor, pengalaman audit, dan independensi auditor terhadap kualitas audit. 2. Penelitian sebelumnya hanya dilakukan pada KAP yang berada di Jawa Timur sehingga hasil penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di Jawa Timur. Pada penelitian kali ini, penelitian dilakukan pada KAP yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

B. Perumusan Masalah