Gambaran Umum Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua Penutup
sebutan nikah Mis-yar. Perkawinan Mis-yar adalah pengaruh dari semangkin cepat dan mudahnya transfortasi antara negara dan daerah dibelahan dunia.
21
Kata Mis-yar sendiri jika dilacak menurut bahasa fushah Resmi Arab tidak akan kita temukan, sebab kata ini berasal dari ungkapan ‘amiyah
bahasa percakan Arab.
22
Orang Arab sendiri sering menggunakan kata Mis-yar untuk sebuah aktifitas perjalanan yang memuat tujuan hiburan.
Seperti piknik, plesir atau jalan-jalan. Pengertian Mis-yar berasal dari bahasa Arab sara, sira, sirah,
tasayaran, masdar dan juga masirah, yang berarti berjalan dan perjalanan. Dari sudut terminologi pernikahan Mis-yar adalah pernikahan dimana
pengantin lelaki tinggal di rumah pengantin perempuan tetapi pengantin perempuan tidak pula berpindah ke rumah pengantin lelaki.
23
Menurut Ahmad Al-Tamimi, Mis-yar ialah pernikahan yang dibina dengan akad yang sah menurut syarah dan memenuhi rukun-rukunnya, tetapi
pasangannya bertolak ansur dari segi tempat tinggal dan nafkah.
24
Menurut Ibnu Mani’ia, pernikahan Mis-yar adalah pernikahan yang memenuhi semua syarat dan rukunnya, tetapi kedua-dua pasangan saling
21
Muhammad Fu’ad Syakir, Perkawinan Terlarang; Al-Misyar, Al-‘Urfi dan Mut’ah Jakarta: Cendekia, 2002, Cet- 1, h. 65.
22
Yusuf Qardlawi, Zawaju Mis-yar Haqiqatuhu Wa Hukmuhu, Kairo: Maktabah Wahbah, 1999, h. 11
23
Muhammad To’mah al-Qudhah, “Zawaj al-Misyar: Hukmuhu al-Shar’i”, artikel diakses pada tanggal 22 Juni 2011 dari
www.arabLawInfo.com
24
Ibid.,
17
ridha meridhai dan bertujuan bahwa si istri tidak mempunyai hak pembagian giliran bermalam.
25
Fiqih kontempoler syariah Wahbah Zuhaily menyebut nikah ini dengan ungkapan,
26
pernikahan dengan perempuan kedua dibarangi atau dengan sikap mengalah wanita tersebut untuk tidak mendapat haknya dalam
hal pembagian waktu dan nafkah. Wahbah Zuhaily melihat Mis-yar pada kelaziman yang terjadi
dikalangan masyarakat Arab, yakni biasanya perkawinan ini dijadikan oleh laki-laki telah memiliki istri, tetapi karena syarat atau kondisi tertentu istri
kedua tidak mendapat beberapa haknya sebagaimana dijamin dalam Islam. Definisi ini dibangun atas kejadian yang berkembang pada kalangan
pria yang berasal dari negara petro-dollar. Biasanya mereka melakukan pernikahan dengan wanita di negara berkembang, sementara mereka juga
memiliki istri ditempat asal mereka. Ulama kontemporer lain yang cukup perhatian dengan polemik Mis-
yar adalah Yusuf Qardlawi,
27
ia mendefinisikan Mis-yar dengan pernikahan dimana suami mendatangi kediaman istri dan istri tidak berpindah hidup
bersama di rumah suami.
25
Ibid.,
26
Wahbah Zuhaily, Tajdid al-Fiqh al-Islam, Damaskus: Dar al-Fikr, 2000, h. 170
27
Yusuf Qardlawi, Zawaju Mis-yar Haqiqatuhu Wa Hukmuhu, h. 9.
18