Harga F pada tabel adalah : F
0,05
= 3,48 F
0,001
= 5,99 F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan arti bahwa terdapat
perbedaan ketebalan yang sangat nyata pada tiap selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C. Data hasil perhitungan ketebalan dan kadar serat selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran halaman 52-53.
b. Uji Organoleptik
Uji organoleptik terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C dianalisis dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak RKLT, yaitu sebaga berikut :
1. FK =
s r
t GT
. .
2
= 5
3 15
821
2
x x
= 2995,74
2. JK umum =
FK X
−
∑
2
= 4
2
+ 4
2
+....+ 2
2
– 2995,74 = 169,26
3. JK ulangan =
FK s
t R
−
∑
.
2
= 74
, 2995
5 15
276 275
270
2 2
2
− +
+ x
= 0,27
Universitas Sumatera Utara
4. JK perlakuan =
FK s
r T
−
∑
.
2
= 74
, 2995
5 3
54 ....
54 54
2 2
2
− +
+ +
x = 31,66
5. JK galat percobaan =
perlakuan JK
ulangan JK
FK s
RT −
− −
∑
2
= 66
, 31
27 ,
74 ,
2995 5
18 ....
18 18
2 2
2
− −
− +
+ +
= 0,93
6. JK galat penarikan contoh = JK umum – Jumlah semua JK lainnya = 169,26 – 0,27 + 31,66 + 0,93
= 136,4
7. KT ulangan =
1 −
r ulangan
JK
=
1 3
27 ,
−
= 0,135
8. KT perlakuan =
1 −
t perlakuan
JK
=
1 15
66 ,
31 −
= 2,26
Universitas Sumatera Utara
9. KT galat percobaan =
1 1
− − t
r percobaan
galat JK
=
1 15
1 3
93 ,
− −
= 0,03
10. KT galat penarikan contoh =
1 .
− s
r t
contoh penarikan
galat JK
= 1
5 3
15 4
, 136
− x
= 0,76
11. F hitung =
percoban galat
KT perlakuan
KT
= 03
, 26
, 2
= 75,33
Harga F pada tabel adalah : F
0,05
= 2,06 F
0,01
= 2,8 F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan arti bahwa terdapat
perbedaan uji organoleptik yang sangat nyata pada selulosa bakterial dengan penambahan vitami C. Data hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 56-
63.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pembahasan
4.4.1 Ketebalan Selulosa Bakterial
Perbandingan ketebalan dari selulosa bakterial yang dihasilkan dengan variasi penambahan vitamin C menunjukkan perbedaan yang sangat nyata yaitu:
111,94 3,48 untuk taraf 5
111,94 5,99 untuk taraf 1
Pada gambar 1. dapat dilihat bahwasanya terjadi peningkatan ketebalan pada selulosa bakteri dengan adanya variasi penambahan vitamin C 0g; 0,5g; 1,0g; 1,5g; dan
2,0g. Ketebalan maksimum selulosa bakteri diperoleh dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0 g.
Selulosa bakterial adalah slime menyerupai kapsul dari sel bakteri yang kaya akan selulosa yang diproduksi oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini akan
membentuk selulosa bakterial pada permukaan medium yang mengandung gula Budiyanto,2004. Vitamin C juga mempengaruhi aktivitas Acetobacter xylinum pada saat
fermentasi air kelapa untuk menghasilkan enzim ekstraseluler yang berfungsi untuk mengubah gula menjadi selulosa.
4.4.2 Kadar Serat Selulosa Bakterial
Perbandingan kadar serat dari selulosa bakterial yang dihasilkan dengan variasi penambahan vitamin C menunjukkan perbedaan yang sangat nyata yaitu :
1250 3,48 untuk taraf 5
1250 5,99 untuk taraf 1
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 2. dapat dilihat bahwasanya pada selulosa bakteri dengan adanya variasi penambahan vitamin C 0g; 0,5g; 1,0g; 1,5g dan 2,0g kadar serat maksimum
selulosa bakteri diperoleh dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0g.
Hal ini disebabkan karena Acetobacter xylinum membutuhkan vitamin C untuk mendukung pertumbuhan maupun aktivitas Acetobacter xylinum pada saat fermentasi air
kelapa untuk menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun mempolimerisasi zat gula glukosa menjadi ribuan rantai homopolimer serat atau selulosa.Rindit
Pambayu,2002. Sehingga dengan penambahan vitamin C maka kadar serat selulosa bakteri yang dihasilkan akan semakin meningkat. Penurunan kadar serat selulosa bakteri
pada penambahan vitamin C 2,0g disebabkan karena pH dari air kelapa terlalu rendah atau terlalu asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri, dimana pH optimum
Acetobacter xylium untuk bekerja secara maksimum adalah sekitar pH 4-3.
4.4.3 Kadar Air Selulosa Bakterial
Kadar air yang diperoleh pada selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0 g adalah 86,82. Adanya aktivitas kerja mikroba Acetobacter xylinum selama proses
fermentasi air kelapa berlangsung, dimana menurut Wahyudin, bakteri Acetobacter xylinum apabila ditambahkan pada medium gula, membentuk polisakarida yang dikenal
dengan selulosa ekstraselluler dan dapat mengalami oksidasi lanjutan, yaitu mampu mengoksidasi asam asetat menjadi CO
2
dan H
2
O. Sehingga semakin tingginya kadar gula yang ditambahkan maka, semakin tinggi pula kadar air yang dihasilkan.
4.4.4 Kadar Abu Selulosa Bakterial
Kadar abu yang diperoleh pada selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0 g adalah 1,57. Menurut Sudarmadji, abu adalah zat anorganik sisa hasil
pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan, kemurnian serta kebersihan suatu
Universitas Sumatera Utara
bahan yang dihasilkan. Selain itu, pengaruh suhu, pH, dan bahan kimia lainnya juga dapat mempengaruhi kadar abu suatu bahan.
4.4.5 Uji Organoleptik
Uji organoleptik terhadap tekstur, warna, rasa dan aroma selulosa bakterial dilakukan oleh panelis. Pada tabel dapat dilihat bahwa untuk uji organoleptik terhadap tekstur
selulosa bakterial , para panelis lebih menyukai selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0g. Hal ini disebakan karena teksturnya lebih halus dan kenyal.
Untuk uji organoleptik terhadap warna selulosa bakterial, para panelis lebih menyukai selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 0g. Hal ini disebabkan karena
warnanya lebih menarik. Untuk uji organoleptik terhadap rasa selulosa bakterial, para panelis lebih menyukai selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0g.
Hal ini disebabkan karena rasanya lebih enak. Untuk uji organoleptik terhadap aroma selulosa bakterial, para panelis lebih menyukai selulosa bakterial dengan penambahan
vitamin C sebanyak 1,0g. Hal ini disebabkan karena aromanya lebih harum.
4.4.6 Uji Tarik Selulosa Bakterial
Harga regangan yang diperoleh dari hasil uji tarik selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0 g adalah 358,07 . Sedangkan harga Tegangan yang dperoleh
pada uji tarik selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C sebanyak 1,0 g adalah sebesar 1,028 kgfcm
2
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan ketebalan,
kadar serat dan kadar nutrien dengan bertambahnya konsentrasi vitamin C. Pada penambahan vitamin C sebanyak 1,0g diperoleh ketebalan sebesar 0,95 cm, kadar
serat sebesar 3,55, kadar air sebesar 86,7, dan kadar abu sebesar 1,57. 2.
Pada penambahan vitamin C sebanyak 1,0g diperoleh tegangan sebesar 1,028 kgfcm
2
dan regangan sebesar 358,07.
5.2 Saran
Sebaiknya penelitian ini dilanjutkan dengan memvariasikan konsentrasi starter dan konsentrasi gula pada pada fermentasi selulosa bakterial dengan penambahan vitamin C.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang