klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat
dipergunakan Gujarati, 2003. 3.9.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data untuk melihat apakah dalam model regresi variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang
paling baik adalah distribusi normal atau mendekati nol. Ketentuannya:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Santoso,2000.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independen tersebut.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation factor
, yaitu: jika variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas sedangkan jika variance
inflation factor VIF lebih besar dari 10 maka diduga mempunyai persoalan
multikolinieritas”.
Universitas Sumatera Utara
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized Delete Residual
nilai tersebut. ” Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada
scatterplot ”. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur
bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Sebaliknya jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri
4.1.1.1. Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri Kehadiran Bank Syariah Mandiri BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,
tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT. Bank Dagang Negara dan PT.
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri Persero
Universitas Sumatera Utara