serta siapapun debiturnya, bank dalam operasionalnya, setiap tahun tentu telah menetapkan berapa besar keuntungan yang dianggarkan. Anggaran keuntungan
inilah yang akan berpengaruh pada kebijakan penentuan besarnya margin ataupun nisbah bagi hasil untuk bank Muhammad, 2005.
Pandangan praktisi bank syariah berimplikasi pada syarat-syarat pokok yang
menjadi fokus kajian ini, yang terkait dengan perjanjian mudharabah yaitu: 1.
Proyek yang bagaimanakah yang akan dibiayai dengan kontrak mudharabah. 2.
Pihak pelaku proyek mudharib. 3.
Ketentuan-ketentuan apa yang harus dipahami oleh kedua pihak dalam melakukan kontrak mudharabah.
4. Cara apa yang dilakukan oleh pemilik dana untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin dilakukan oleh pelaku usaha mudharib agent, Muhammad, 2005.
2.4.2. Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Antonio 2001 berdasarkan sifat penggunaanya pada perbankan syariah, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut:
a. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut keperluan pembiayaan
produktif dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu: 1
Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan berupa:
a Peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif
b Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utililty of place nilai
guna dari suatu barang. Bank melaksanakan pembiayaan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja nasabah bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan partnership perkongsian dengan nasabah, dimana bank
bertindak sebagai penyandang dana shahibul maal, sedangkan pengusaha bertindak sebagai pengelola dana mudharib. Hal ini dapat diartikan bahwa
Islam mendorong umatnya menjadi investor bukan semata-mata kreditor.
Universitas Sumatera Utara
Skema pembiayaan ini disebut dengan mudharabah. Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu sedangkan bagi hasil secara periodik
dengan nisbah yang disepakati. Setelah jatuh tempo nasabah mengembalikan jumlah dana tersebut beserta porsi bagi hasil yang belum dibagikan yang
belum menjadi bagian bank.
2 Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan yang diberikan kepada para nasabah
untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penanaman modal guna mengadakan perluasan usaha ataupun pendirian proyek baru. Pada umumnya
pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. Dengan demikian perlu disusun proyeksi arus kas Projected
cash flowyang mencakup semua komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa dana tersedianya setelah semua kewajiban
terpenuhi. Ciri-ciri pembiayaan investasi: 1 untuk pengadaan barang-barang modal, 2 mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah, 3
berjangka waktu menengah dan panjang.
Karena semakin luasnya aspek yang harus dikelola dan dipantau maka pembiayaan investasi bank syariah mengadakan skema musyawarah
mutanaqisbah. Perusahaan yang dibiayai dana bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun
yang baru. Selanjutnya perusahaan yang dibiayai dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus
kepada bank. Prinsip lain yang dapat digunakan oleh bank syariah adalah ijarah muntahiyah bittamlik, yaitu sewa-menyewa antara pemilik objek sewa pada saat
tertentu sesuai dengan perjanjian sewa.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Antonio 2001 bank syariah dapat menyediakan pembiayaan konsumsi dengan prinsip sebagai berikut:
1. Al bai’bitsaman ajil salah satu bentuk murabahah yaitu suatu perjanjian
pembiayaan yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan dananya untuk pembelian barang, modal dan usaha anggotanya
yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran.
Universitas Sumatera Utara
2. Al ijarah al muntahia bittmalik atau sewa beli.
3. Al musyarakah mutanaqhisbah atau decresing participation, dimana secara
bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. 4.
Arrahman untuk memenuhi kebutuhan jasa”.
2.4.3. Pengertian Pembiayaan Murabahah dan Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah