Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT dan MAM

One-Sample Test Test Value = 83.91 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper NHT .232 24 .818 .490 -3.86 4.84 Berdasarkan tabel uji keefektifan di atas, nilai signifikansi kelas dengan penerapan model NHT terhadap MAM sebesar 0,818 0,818 0,05 dan nilai t hitung 0,232 sedangkan nilai tt abel 1,708 0,232 1,708. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata hasil belajar IPA kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model NHT dan MAM. Dapat disimpulkan pula bahwa model NHT dan MAM sama-sama efektif terhadap hasil belajar siswa.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT dan MAM

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa. Melalui materi Bumi dan Alam Semesta ini siswa mendapat bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan bagi siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Samatowa 2011: 2 bahwa IPA diajarkan dengan mengikuti metode menemukan sendiri. Oleh karena itu materi ini sangat cocok jika diajarkan melalui praktik langsung dan bersifat kontekstual, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dengan melibatkan kejadian-kejadian yang nyata. Salah satu agar proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang variatif. Sudjana 2014: 24 menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar pada penelitian ini berupa hasil belajar kognitif. Setelah siswa mendapatkan materi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengetahui hasil belajar melalui pengalaman langsung yang didapatkan setelah mendapat pembelajaran. Hasil posttest menunjukkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar setiap kelas. Kelas eksperimen 1 dengan perlakuan berupa model pembelajaran NHT mendapatkan perolehan skor rata-rata 84,40. Kelas eksperimen 2 dengan perlakuan berupa model pembelajaran MAM mendapatkan skor rata-rata sebesar 83,91. Sedangkan Kelas kontrol dengan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional mendapatkan perolehan skor rata-rata sebesar 69,76. Data tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar pada setiap kelas. Dari hasil olah data menggunakan program SPSS 21 menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Akan tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Berdasarkan hasil olah data menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 0,818 0,05, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak terdapat perbedaan signifikan. Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi dikarenakan adanya perlakuan yang jauh berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa melakukan kerjasama sambil bermain dengan siswa lain dalam upaya memahami materi pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Kurniasih 2015: 30 bahwa pembelajaran koopreatif dapat tercipta suasana gembira dalam belajar, dengan demikian meskipun saat jam pelajaran terakhirpun siswa tetap antusias belajar. Oleh sebab itu dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih mudah memahami pengetahuannya, sehingga pengetahuan tersebut akan tersimpan dalam memori siswa dalam kurun waktu lebih lama. Sedangkan dalam pembelajaran dengan metode konvensional siswa menghadapi kesulitan untuk memahami pengetahuannya. Sehingga informasi hanya terekam dalam memori jangka pendek. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang tergolong masih rendah dan belum mencapai KKM. hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ujang Sukandi dalam Sunarto 2009: 15 bahwa pembelajaran konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak membelajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui suatu bukan melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Sedangkan hasil belajar siswa di kelas eksperimen sudah mencapai KKM. Hasil belajar IPA di kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

4.4.2 Keefektifan Model Pembelajaran NHT dan MAM Terhadap Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN LANGENSARI KABUPATEN SEMARANG

0 12 279

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI KEJAMBON 01 DAN 08 KOTA TEGAL

1 28 360

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI MUARAREJA 02 TEGAL

1 18 426

Keefektifan Model Pembelajaran Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pecabean Kabupaten Tegal

1 18 250

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL GI DANAIR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN LANGIT SDN PEKAUMAN 2 DAN OTA TEGAL

0 0 104

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBOKLUWUNG ABUPATEN TEGAL

0 0 83

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DAN SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SD NEGERI MANGKUKUSUMAN 1 DAN OTA TEGAL

0 0 104

STUDI KOMPARASI KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 4 DAN OTA TEGAL

0 1 87

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

1 1 9