normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai posttest ketiga kelas berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis dapat dilanjutkan dengan melakukan uji
homogenitas.
4.3.2.2 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Siswa
Uji homogenitas menggunakan bantuan program SPSS, melalui menu Analyze – Compare Means – One-Way-ANOVA dengan memberi tanda ceklist pada menu
options – Homogeneity of variance test. Hasil uji homogenitas nilai posttest ketiga
kelas dapat dilihat dalam Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Siswa
Tabel tersebut menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,990. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, 0,990 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai
posttest ketiga kelas homogen.
4.3.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat terpenuhi. Uji hipotesis dilakukan menggunakan SPSS 21 dengan uji One Sample T Test. Melalui menu Analyze-
Compare Means – One Sample T- Test. Berikut tabel hasil analisis uji keefektifan penerapan model NHT, MAM, dan metode konvensional.Output uji keefektifan
model NHT terhadap konvensional dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Keefektifan Model NHT terhadap Konvensional
One-Sample Test
Test Value = 69.76 T
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
Upper NHT
6.945 24
.000 14.640
10.29 18.99
Berdasarkan tabel uji keefektifan di atas, nilai signifikansi kelas dengan penerapan model NHTsebesar 0,000 0,000 0,05 dan nilai t
hitung
sebesar 6,945 sedangkan nilai tt
abel
1,708 6,945 1,709. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau penerapan model NHT terhadap hasil belajar IPA
siswaada perbedaan signifikan terhadap kelas kontrol Metode Konvensional. Selanjutnya uji keefektifan model MAM terhadap hasil belajar siswa kelas
konvensional disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.16 Hasil Uji Keefektifan Model MAM terhadap Konvensional
One-Sample Test
Test Value = 69.76 t
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
Upper MA
M 7.214
22 .000
14.153 10.08
18.22
Berdasarkan tabel uji keefektifan di atas, nilai signifikansi kelas dengan penerapan model MAM sebesar 0,000 0,00 0,05 dan nilai t
hitung
sebesar 7,214 sedangkan nilai t
tabel
1,714 7,214 1,714. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau penerapan model MAM efektif terhadap hasil belajar
IPA siswa kelas kontrol. Selanjutnya uji keefektifan model NHT terhadap model MAM disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Keefektifan Model NHT terhadap MAM
One-Sample Test
Test Value = 83.91 t
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
Upper NHT
.232 24
.818 .490
-3.86 4.84
Berdasarkan tabel uji keefektifan di atas, nilai signifikansi kelas dengan penerapan model NHT terhadap MAM sebesar 0,818 0,818 0,05 dan nilai t
hitung
0,232 sedangkan nilai tt
abel
1,708 0,232 1,708. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata
hasil belajar IPA kelas IV antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model NHT dan MAM. Dapat disimpulkan pula bahwa model NHT dan MAM sama-sama
efektif terhadap hasil belajar siswa.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran NHT dan MAM
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa. Melalui materi Bumi dan Alam Semesta ini siswa
mendapat bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan bagi siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Samatowa 2011: 2
bahwa IPA diajarkan dengan mengikuti metode menemukan sendiri. Oleh karena itu materi ini sangat cocok jika diajarkan melalui praktik langsung dan bersifat
kontekstual, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dengan melibatkan kejadian-kejadian yang nyata. Salah satu agar proses pembelajaran lebih