Buddha Agama dan Kepercayaan

4.2 Agama dan Kepercayaan

Menurut masyarakat Tiongkok, fungsi filsafat dalam kehidupan manusia adalah utuk mempertinggi tingkat rohani.Artinya rohani manusia diharapkan dapat menjulang tinggi untuk meraih nilai-nilai yang lebih tinggi daripada nilai-nilai moral.Dari sudut moral, orang yang arif bijaksana adalah manusia yang paling sempurna di dalam suatu masyarakat. Menurut kebiasaan masyarakat Tiongkok, kewajiban memungkinkan manusia untuk memperolehwatak yag digambarkan sebagai orang yang bijaksana, Achmadi 1994:87. Tiga aliran filsafat yang diamalkan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa adalah Buddhisme, konfusianisme, dan Taoisme.Ketiga aliran filsafat tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kerangka berfikir masyarakat Tionghoa. Hariyono 1993:19

4.2.1 Buddha

Agama Buddha mempunyai pengaruh yang cukup berarti bagi masyarakat Tionghoa.Seperti diketahui, Buddha dianggap penganutnya seperti guru dunia yang menerangi umat manusia dan menunjukan kepadanya jalan yang melepaskan mereka dari kesengsaraan.Dalam ajarannya Buddha Gautama sebenarnya hanya menyampaikan ajaran moral belaka dan mengajarkan manusia menghindari kejahatan tertentu, seperti membunuh, mencuri, menipu, berdusta, berzina, mabuk dan lainnya.Kitab suci agama Buddha adalah “Tripitaka” artinya tiga keranjang. Agama Buddha mempunyai catatan-catatan sejarah yang berhubungan dengan perjuangan Bodhisatva Siddharta Gautama hingga mencapai SammaSambuddha atau penerang agung. Perjuangan Siddharta menyampaikan ajaran yang telah ditemukannya adalah demi kebahagiaan semua makhluk di muka bumi, Mathar 2013 :19 Ajaran Buddha tertulis pada kitab suci Tripitaka yang artinya tiga kelompok yaitu, Vinaya Pitaka yaitu kelompok kitab yang memuat peraturan dan tata cara hidup biarawan biarawati, yang kedua adalah Sutta Pitaka yaitu kelompok kitab yang memuat kotbah-kotbah Buddha, dan yang ketiga adalah Abhiddhamma Pitaka yaitu kelompok kitab yang memuat ajaran pisikologi agama Buddha, Mathar 2003:19 Keyakinan terhadap pencerahan merupakan tema utama dalam ajaran Buddha.Umat Buddha selalu berupaya memperoleh pencerahan batin. Upaya pencapaian pencerahan batin ini dilakukan melalui cara hidup yang melatih atau mengembangkan kebijaksanaan , kesusilaan, dan meditasi. Kebijaksanaan dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu: 1 mendengar , membaca, bercakap-cakap; 2 berfikir , merenung; 3 bermeditasi. kesusilaan Buddhis bermacam-macam sesuai dengan kemampuan pelaksanaan oleh umat Buddha itu sendiri. Sedangkan meditasi Buddhis adalah latihan pengembangan batin menuju ketenangan dan pencerahan, Mathar 2003:20 Menurut ajaran Buddha, manusia merupakan perpaduan jasmani dan batin. Jasmani merupakan perpaduan antara unsur padat, cair, udara, dan panas.Masing-masing unsur merupakan perpaduan dari bagian unsur-unsur yang lebih kecil.Batin terdiri dari perpaduan unsur kesadaran, benuk-bentuk pemikiran, ingatan dan perasaan.Menurut agama Buddha hanya Nibbanayang bukan berupa perpaduan unsur-unsur karena Nibbana itu Esa, atau tunggal. Nibbana adalah Yang Maha Esa dalam agama Buddha, Mathar 2003:21 Umat Buddha sanggat dianjurkan untuk melakukan perbuatan baik sebab benih-benih kebaikan akan membuahkan kebahagiaan hidup. Ada empat macam perbuatan baik yang diperhatikan oleh umat Buddha yaitu: berdana, melatih kesusilaan, melatih meditasi serta melakaukan puja bakti kebaktian yang benar. Kehidupan manusia berlangsung dalam rangkaian proses lahir, tumbuh berkembang, meninggal dunia. Setelah meninggal dunia manusia yang belum mencapai kebebasan mutlak Nibbanaakan terus berproses dalam keidupan berikutnya sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Seseorang yang banyak berbuat baik akan menikmati kebahagiaan dalam proses kehidupan selanjutnya. Sebaliknya, seseorang yang banyak berbuat jahat akan mengalami penderitaan dalam proses kehidupan selanjutnya. Demikianlah hidup berulang kali berproses sesuai benih-benih perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan. Proses yang berkesinambungan itu dinamakan timbal lahir, Mathar 2003:22 Keyakinan umat Buddha ditumbuhkembangkan dari pengertian atau pemahaman terhadap ajaran Buddha.Makin tinggi pemahaman umat Buddha terhadap kebenaran ajaran Buddha berarti makin kuat pula keyakinannya.Objek keyakinan umat Buddha adalah Buddha, Dhamma, dan Sangha. Buddha sering diibaratkan sebagai dokter, sedangkan ajaran Dhamma adalah obat yang diberikan oleh dokter itu, Sangha adalah orang-orang yang sehat dari sakit dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter tersebut. Analisis Buddha terhadap hidup yang termuat dalam empat kebenaran mirip denggan analisis seorang dokter terhadap orang sakit, yaitu: adanya sakit atau penderita, penyebab sakit, lenyapnya sakit atau menjadi sehat dan jalan untuk melenyapkan sakit atau cara untuk menjadi sehat, Mathar 2003:176-177. Jodithammo dalam Mathar 2003:289 mengatakan bahwa: “Agama Buddha memiliki lima peraturan moral atau pancasila Buddis yaitu sebagai berikut: 1. Menghindari pembunuhan makhluk hidup. 2. Menghindari pencurian. 3. Menghindari perbuatan asusila. 4. Menghindari ucapan yang tidak benar. 5. Menghindari perbuatan yang menyebabkan mabuk atau ketagihan”. Di Negara Tiongkok Agama Buddha secara resmi diterima di pusat kerajaan pada zaman dinasti Ming-Ti pada abad pertama masehi.Penyebaran agama Buddha ke Tiongkok memerlukan perjuangan keras.Hal ini disebabkan karena ajaran Tao dan Konghucu telah berkembang pesat di Tiongkok.Mereka memandang rendah agama Buddha.berkat usaha yang keras daripada misionaris agama Buddha di Tiongkoksecara umum agama Buddha di sana mendapat perlindungan dari pemerintah dan mencapai zaman keemasannya sampai abad ke 11 Masehi. Mathar 2003:29. Di kota Medan, kedatangan agama Buddha masuk bersamaan dengan masuknya masyarakat Tionghoa. Masyarakat Tionghoa masuk ke Kota Medan pada awalnya adalah sebagai kuli kontrak perkebunan Belanda. Agama Buddha merupakan salah satu agama yang diresmikan pemerintah berdasarkan surat Edaran Menteri dalam Negeri no.47774054 pada tanggal 18 november 1978 yang mengatakan bahwa: “... Agama yang resmi diakui oleh pemerintah adalah Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha”. Pengaruh ajaran Buddha bagi Masyarakat Tionghoa khususnya di Kota Medan, dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Tionghoa dalam bekerja keras untuk mencari penghidupan yang benar atau halal.Kebiasaan berbuat baik kepada sesama karena ajaran Buddha mempercayai karma yaitu seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatannya, kepercayaan akan adanya reinkarnasi yaitu setiap manusia akan mengalami suatu proses kelahiran kembali sesuai dengan apa yang dilakukan semasa hidupnnya di dunia.

4.2.2 Konghucu