Pengaruh ajaran Buddha bagi Masyarakat Tionghoa khususnya di Kota Medan, dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Tionghoa dalam bekerja keras untuk mencari penghidupan
yang benar atau halal.Kebiasaan berbuat baik kepada sesama karena ajaran Buddha mempercayai karma yaitu seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatannya, kepercayaan
akan adanya reinkarnasi yaitu setiap manusia akan mengalami suatu proses kelahiran kembali sesuai dengan apa yang dilakukan semasa hidupnnya di dunia.
4.2.2 Konghucu
Agama Konghucu atau konfusianisme adalah agama yang tertua di Cina.Agama Konghucu dipadankan dengan sejumlah sebutan: Kong JiaoKung Chiao, RujiaoChiao, dan Ji
Kau. Semua sebutan tersebut merujuk pada sejarah bahwa Konghucu merupakan suatu “agama” klasik Tiongkok yang dibangkitkan kembali oleh Khongcu, yang dalam bahasa asalnya berarti
agama kaum yang taat, yang lemah lembut, yang memperoleh bimbingan, atau kaum terpelajar. Pengertian iman dalam agama Konghucu ialah, Sing. Kata Singini menurut asalnya
terdiri dari rangkaian antarakata Gan dan Sing.Ganberarti bicara, sabda, kalam dan Sing berarti sempurna.Karena itu pengertian Singmengandung makna sempurna.Di dalam kehidupan
beragama, umat Konghucu wajib memilikiSingatau iman terhadap kebenaran ajaran agama yang dipeluknya.
Menurut ajaran Konghucu manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang maha Esa pembawa sifat Tuhan di dunia. Manusia diciptakan melalui kekuatan alam ying dan yang,
persatuan antara roh-roh suci sheng dan sifat-sifat hewaniah kuei, serta hakekat yang terhalus
dan abstrak dari lima unsur yaitu; bumi, tumbuh-tumbuhan, logam, api dan air, Mathar 2003:184.
Aaran Konghucu mengajarkan bahwa manusia haruslah memanusiakan dirinya. Caranya dengan mengembangkan benih-benih kebajikan yang sudah ada dalam watak sejatinya antara
lain mempunyai kualitas cinta kasih, berani menegakkan kebenaran karena mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tjhie Tjay Ing dalam Mathar 2003:185-186
mengatakan bahwa: “Tiap umat Konghucu wajib memahami, menghayati, dan mengimani dasar keimanannya
Umat Konghucu meyakini bahwa pada saat megalami kematian, roh seorang manusia akan meningalkan badan. Orang yang semasa hidupnya mampu hidup sesuai dengan fitrah atau watak
sejati rohnya akan menjadi Shengatau roh-roh suci. Mathar:2003. Agama Konghucu masuk ke bumi nusantara bersama dengan masuknya perantau Tiongkok
yang mengarungi samudera kemudian singgah dan berladang serta menetap di beberapa kepulauan di indonesia dari masa ke masa. Agama Konghucu kemudian tumbuh dan
berkembang di Indonesia, terbukti dari berdirinya lembaga-lembaga agama Konghucu seperti rumah abu untuk menghormati abu-abu leluhur.
Pada awal masuknya agama Konghucu ke Indonesia tidak diketahui jumlah penganut Konghucu secara pasti. Hal ini disebabkan agama yang diakui secara resmi di Indonesia pada
saat itu hanya enam yaitu: Islam, Protestan Katolik, Hindu dan Buddha. Akibatnya, pada saat pencatatan atau pengurusan dokumen kependudukan, masyarakat penganut agama Konghucu
akan mengaku sebagai penganut salah satu dari enam agama yang diresmikan tersebut.
Setelah agama Konghucu diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, tepatnya pada tahun 2000 melalui Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 2000,maka penganut agama konghucu
telah memiliki kebebasan untuk mengaku dan mencatatkan dirinya sebagai penganut konghucu yang sah. Pemerintah menjamin masyarakat Tionghoa penganut agama
Konghucu memiliki hak yang sama dengan penganut agama lain yang dalam hukum dan pemerintahan.
Pengaruh agama Konghucu dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di Kota Medan yang pertama adalah kewajiban berbakti dan menyayangi orang yang masih hidup seperti; sifat
berbakti pada orang tua, kewajiban untuk menghormati orang yang lebih tua seperti kakak, serta adanya rasa saling menyayangi antar sesama saudara. Sedangkan yang kedua adalah kewajiban
untuk menghormati orang yang telah wafat atau para pendahulu seperti pemujaan leluhur, kewajiban untuk melakukan wujud bakti terhadap orang yang meninggal sebagai contoh dalam
upacara kematian, adanya masa berkabung, ziarah pada bulan 3 penanggalan Imlek, serta membersihkan altar atau kuburan.
4.2.3 Taoisme