Upacara Pemakaman Upacara Sesudah Pemakaman

4.3.5 Upacara Pemakaman

Menjelang peti akan diangkat, diadakan penghormatan terakhir. Dengan dipimpin oleh saikong, kembali mereka melakukan upacara penghormatan. Sesudah menyembah dan berlutut, mereka harus mengelilingi peti mati beberapa kali dengan jalan jongkok sambil terus menangis mengikutisaikong yang mendoakan arwah almarhum. Untuk orang kaya, diadakan meja persembahan yang memanjang 2 sampai 5 meter.Di atas meja disediakan macam-macam jenis makanan dan buah-buahan. Pada bagian depan meja diletakkan kepala babi dan di depan meja berikutnya kepala kambing. Putra tertua memegang photo almarhum dan sebatang bambu yang diberi sepotong kertas putih yang bertuliskan huruf Tiongkok, biasa disebut “Hoe”. Ia harus berjalan mengelilingi peti mati, diikuti oleh saudara-saudaranya yang lain. Begitu peti mati diangkat, sebuah semangka dibanting hingga pecah sebagai tanda bahwa kehidupan almarhum di dunia ini sudah selesai. Setibanya di pemakaman, selanjutnya diadakan upacara penguburan, sembari berdoamemohon kepada dewa bumi agar mau menerima jenasah dan arwah almarhum, sambil membakar uang akhirat. Semua anak – cucu tidak diperkenankan meninggalkan kuburan sebelum semuanya selesai.Setibanya di rumah, mereka harus membasuh muka dengan air kembang.Sekedar untuk melupakan wajah almarhum.

4.3.6 Upacara Sesudah Pemakaman

Semenjak ada yang meninggal sampai ke 49 hari, semua keluarga harus memakai pakaian tanda berkabung. Keluarga tidak boleh memakai pakaian berwarna ceria, seperti : merah, kuning, coklat, atau oranye. Upacara sesudah pemakaman biasanya terdiri dari Meniga hari 3 hari sesudah meninggal Sesudah 3 hari pemakaman seluruh keluarga melakukan upacara penghomatan dan peringatan di tempat jenasah berada pergi ke kuburan almarhum.Mereka membawa makanan, buah-buahan, dupa, lilin, uang akhirat.Dengan memakai pakaian berkabung mereka melakukan upacara penghormatan.Tak lupa mereka juga menangis dan meratap sambil membakar uang akhirat.Pulang ke rumah, mereka kembali mencuci muka dengan air kembang. Tujuh hari sesudah pemakaman,seperti halnya upacara meniga hari, seluruh keluarga melakukan upacara penghomatan dan peringatan di tempat jenasah berada kembali ke kuburan . Mereka membawa makanan, buah-buahan, kue wajik dan rumah-rumahan, serta uang akhirat. Lilin dan dupa hio dinyalakan. Seluruh rumah-rumahan dan sisa harta yang perlu dibakar, dibakar sambil melakukan upacara mengelilingi api pembakaran. Sesudah selesai, tanah sekepal segenggam diambil, diserakkan ke atasnya. Empat puluh sembilan hari sesudah pemakaman, Pada hari ke 49 ini kembali anak, cucu dan keluarga melakukan upacara penghormatan di tempat jenasah berada kuburan. Semua baju duka dibuka dan diganti baju biasa.Mereka masih dalam keadaan berkabung, namun telah rela melepaskan arwah si almarhum ke alam akhirat. Tiap-tiap tahun memperingati hari kematian satu tahun dan tahun-tahun berikutnya, akan selalu diperingati oleh anak cucunya sebagai tanda berbakti dan menghormati. Peringatan tahunan ini berupa upacara persembahan. Bagi keluarga yang berada, di atas meja persembahan diletakkan berbagai macam makanan, buah-buahan, minuman, antara lain teh dan kopi, manisan minimal 3 macam, rokok, lilin merah sepasang dan hio. Senja hari sebelum upacara, harus dinyalakan lilin merah berpasang-pasang tergantung pada jumlah orang leluhur yang akan diundang. Maksud dari upacara ini adalah meminta kepada dewa bumi toapekong tanah untuk membukakan jalan bagi para arwah yaitu dengan cara membakar uang akhirat kertas perak dan kertas emas . 4.5. Lokasi , Peserta, dan Perlengkapan Upacara 4.5.1