Bagi mereka tidak ada masalah melakukan upacara tersebut karena bagi mereka tujuannya hanyalah melakukan bakti penghormatan pada orang tua mereka. Tradisi ini kata mereka akan
tetap dipertahankan karena memiliki nilai luhur dalam hal penghormatan pada orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkan mereka.
2.3 Landasan Teori
Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Tampa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan.
Teori merupakan rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian dalam ilmu pengetauan.
Adapun teori yang penulis gunakan adalah teori fungsionalisme dan teori semiotik.
2.3.1 Teori fungsionalisme
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Fungsionalisme.Tokoh terpenting dalam teori fungsionalisme adalah Bronislaw Malinowski.
Menurut Malinoski fungsi dari suatu unsur budaya adalah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan
sekunder. Seperti kebutuhan manusia akan makan, menyebabkan munculnya unsur kebudayaan yaitu berupa mata pencaharian hidup dan alat-alat produksi. Kebutuhan manusia akan keindahan
menyebabkan lahirnya sistem pengetahuan dalam masyarakat. Pada intinya setiap unsur kebudayaan itu masih ada hingga saat ini karena masih berfungsi atau bermanfaat dalam
kehidupan masyarakat, Koentjaraningrat 1980:171
2.3.2 Teori Semiotik
Semiotik berasal dari Bahasa Yunani yaitu semeion
Dalam membahas makna persembahan makanan kepada orang meninggal bagi masyarakat Tionghoa secara lebih mendetail, penulis menggunakan teori semiotik. Semiotik adalah model
penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut diangap mewakili suatu objek secara representative.
yang berarti tanda. Tanda tersebut diangap mewakili sesuatu objek secara represntatif. Istilah semiotik sering digunakan bersama
dengan istilah semiologi, Endaswara 2003:64.
Menurut Barthes Kusumarini, 2006:26 denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit,
langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak
pasti.
Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik
pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Oleh karena itu, penulis juga mengunakan teori semiotik untuk
membahas makna persembahan makanan kepada orang meninggal bagi Masyarakat Tionghoa di kota Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian