Kajian Penelitian Yang Relevan

G. Kajian Penelitian Yang Relevan

Para ahli, pakar dan peneliti, dalam dan luar negeri telah banyak mengkaji tentang Aceh Singkil baik mengenai agama, pembangunan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Kajian tersebut tertuang dalam bentuk majalah, koran, makalah, artikel, jurnal maupun buku, versi yang berbeda dan beragam. Ada yang meneiliti dan mengkaji kabupaten Aceh Singkil dari segi Agama, ada yang mengkaji dari segi budaya dan peradaban daerah Kabupaten Aceh Singkil dari segi pendidikan dan ilmu-ilmu keislaman. Namun sepanjang pengetahuan peneliti, tulisan dan kajian tentang pengaruh teknologi komunikasi, kelihatannya masih belum bengitu banyak para ahli, pakar yang meneiliti dan menulisnya sesuai dengan judul penelitian ini apalagi dikaitkan dengan kehidupan beragama masyarakat Kabupaten Aceh Singkil masih sangat terbatas dan langka. Bahkan hampir tidak ada peneliti temukan, karena itu penelitian ini sangat berbeda dengan kajian-kajian terdahulu.

Adapun buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah:

1. T. Syahminan, Pemahaman keagamaan Masyarakat Pinggiran Sungai Sungai Singkil (Studi Kasus Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Selatan), Skiripsi Fakultas Dakwah Jurusan Penerangan Dan Penyiaran Agama Islam IAIN Ar-Raniry Banda Aceh 1998, dijelaskan bahwa dalam suatu masyarakat tradisional, seseorang yang menjadi pemimpin dalam suatu bidang aktivitas kehidupan yang bersifat agama, tak jarang dihormati dalam berbagai bidang aktivitas kehidupan yang kain. Sejalan dengan sikap terhadap pemimpin yang dihormati dalam kaitan ini juga terlihat bahwa acara-acara keagamaan 1. T. Syahminan, Pemahaman keagamaan Masyarakat Pinggiran Sungai Sungai Singkil (Studi Kasus Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Selatan), Skiripsi Fakultas Dakwah Jurusan Penerangan Dan Penyiaran Agama Islam IAIN Ar-Raniry Banda Aceh 1998, dijelaskan bahwa dalam suatu masyarakat tradisional, seseorang yang menjadi pemimpin dalam suatu bidang aktivitas kehidupan yang bersifat agama, tak jarang dihormati dalam berbagai bidang aktivitas kehidupan yang kain. Sejalan dengan sikap terhadap pemimpin yang dihormati dalam kaitan ini juga terlihat bahwa acara-acara keagamaan

lainnya. 145

2. Teuku Alamsyah dkk, Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Di Daerah Istimewa Aceh, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Pengkajian Dan Penilaian Dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Istimewa Aceh, Tahun Ajaran 1994/1995.

3. Sadri Ondang Jaya, Singkil Dalam Konstelasi Sejarah Aceh, dalam Murizal Hamzah (Editor), Jawa Timur: FAM Publishing, 2015. Kata “Batuah” yang ditabalkan dengan kata Singkil dan Nagari, akan menjadi kalimat yang elok didengar, yaitu Singkil Nagari Batuah. Mengapa Singkil mendapat sebutan “Nagari Batuah”, hal ini punya sejarah tersendiri terutama apabila dihubungkan dengan peristiwa heroik dan kronik yang pernah terjadi di Singkil. Dijelaskan, batuah Singkil bermula dari kesuksesan membangun lembaga pendidikan diniyah untuk mendidik kader-kader bangsa yang beriman dan berjiwa agama. Pada masa-masa awal kemerdekaan hampir setiap desa di Singkil berdiri lembaga pendidikan berwujud madrasah. Sementara itu, rumah-rumah pengajian terdapat di berbagai pelosok lahir

145 Masyarakat pinggiran sungai Singkil masih kuat memegang agama tradisionalnya, sehingga bila diadakan pembinaan dan bimbingan kepada mereka senantiasa mereka tidak

memahami terhadap apa yang disampaikan oleh ulama-ulama yang berpikir lebih maju tentang ajaran Islam. Ternyata pemahaman mereka susah untuk merobahnya karena mereka tidak mau mengkaji lebih dalam tentang ajaran Islam ini. Bahwa masyarakat pinggiran sungai Singkil mempelajari Islam ini hanya diperoleh dari Ulama dahulu yang mula membawa faham agama tersebut dengan cara turun-temurun mulai dari nenek monyangnya sampai saat ini dan merekapun tidak mempelajari Islam ini menurut perkembangan zaman. Bahwa masyarakat pinggiran sungai Singkil dalam memahami ayat dan hadits sama seperti masyarakat lainnya, Cuma dalam hal beberapa ibadah saja yang berbeda dan pemahaman ini diperoleh dari ulama dahulu sampai sekarang masih diajarkan oleh tengku-tengku tradisional dalam masyarakat, seperti pemahaman mengenai shalat jumat. “Tata cara pelaksanaan shalat jumat dengan desa-desa sekitar sini, tetapi jika makmumnya tidak mencukupi empat puluh orang kami tidak melaksanakannya dan pemahaman ini diperoleh dari tengku-tengku yang mengajarkan agama. T. Syahminan, Pemahaman keagamaan Masyarakat Pinggiran Sungai Sungai Singkil (Studi Kasus Di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Selatan ), (Banda Aceh: Skiripsi Fakultas Dakwah Jurusan Penerangan Dan Penyiaran Agama Islam IAIN Ar-Raniry, 1998), h. 37 - 78.

secara alamiah dari prakarsa warga, karena pemilik rumah bersangkutan ingin berbuat untuk kemajuan generasi muda.

4. Teuku Hussain Alamsyah, Kilas Balik Hamzah Fansuri Dalam Menapak Pembangunan Aceh Singkil Ke depan, Disampaikan dalam seminar Internasional, Singkil 15 – 17 Januari 2002 menjelaskan kegigihan dari ulama Syekh Hamzah Fansury dengan ajarannya baik dalam ilmu tasawuf maupun sastra dimana ajaran-ajaran tersebut masih melekat dalam kehidupan masyarakat terutama sekitar daerah aliran sungai Singkil, Lae Soraya maupun lae Cinendang. Ini terlihat dengan banyak tempat-tempat tarikat atau Suluk serta pengajian-pengajian guna membina mental spritual masyarakat. Pengaruhnya terhadap budaya daerah baik budaya masyarakat pesisir pantai maupun masyarakat pedalaman nampak nyata adanya wajah agama dalam bingkai budaya dan spritural.

5. Tengku Luckman Sinar, SH, Kerajaan-Kerajaan Tua Di Aceh selatan Dalam Catatan Asing, Makalah Pada Seminar Sejarah Dan Kebudayaan Aceh Selatan Di Tapaktuan, 15 – 16 Mei 1989. Makalah ini menjelaskan; Nama “Singkil” mulai terdapat di dalam catatan asing pada abad ke 16 M. Ulama

yang terkenal di Aceh dan Nusantara adalah Syekh Abdurrauf atau yang disebut Syiah Kuala yang berasal dari Singkil. Seorang pencatat Bangsa Portugis yang dikenal bernama Tome Pires menulis buku laporan mengenai Nusantara ini dari tempat tinggalnya dimalaka anatara tahun 1521 – 1515 M. Mulai menulis mengenai pantai barat sumatera lain “Andalor” (Andalas=Minangkabau), “Tiquo” (Tiku) dan Pariaman, “Minhac Barras” (Ni as), “Barus” (Barus), juga untuk pertama kalinya menyinggung tentang kerajaan “Chinguelle” atau “Quinchell” (Singkil). Ditulisnya, bahwa kerajaan Singkil ini berbatasan dengan kerajaan Barus dan disebelah utara dengan kerajaan “Mancopa” atau “Daya” (Meulaboh).

6. Cut Zahrina, Sejarah Kota Singkil (Pusat Pelabuhan Dagang di Pantai Selatan, Wacana Haba, Nomor 44/2007, Penulis adalah Tenaga Teknis Pada Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Dijelaskan, kota Singkil sebelum Belanda masuk merupakan daerah pusat kerajaan. Daerah itu 6. Cut Zahrina, Sejarah Kota Singkil (Pusat Pelabuhan Dagang di Pantai Selatan, Wacana Haba, Nomor 44/2007, Penulis adalah Tenaga Teknis Pada Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Dijelaskan, kota Singkil sebelum Belanda masuk merupakan daerah pusat kerajaan. Daerah itu

Buku-buku tersebut diatas semua mengkaji Aceh Singkil dan Masyarakat dari aspek politik, budaya, agama, sejarah kehidupan masa lalu. Relevan dengan kajian ini bahwa Kabupaten Aceh Singkil jaya dari semua aspek teruma agama Islam sangat dominan terhadap kehidupan beragama masyarakat sangat baik pada masa itu, sehingga dengan adanya teknologi komunikasi mempengaruhi kehidupan beragama pada sekarang ini. Bahwa hal ini sejauh pengetahuan peneliti belum ada yang meneliti tentang pengaruh teknologi komunikasi terhadap kehidupan beragama masyarakat Kabupaten Aceh Singkil, sehingga peneiliti sangat tertarik meneliti daerah Kabupaten Aceh Singkil setelah muncul zaman modern ini terciptanya teknologi-teknologi seperti teknologi Komunikasi mempengaruhi kehidupan beragama masyarakat.

Pengaruh kondisi kehidupan beragama masyarakat Kabupaten Aceh Singkil yang ditandai dengan adanya gejala yang sangat paradoksal, yaitu pengaruh teknologi komunikasi itu telah membawa implikasi berupa pereduksian nilai agama. Berikut ini akan dikemukakan kajian teori yang relevan dengan pembahasan. Kajian-kajian yang dimaksud meliputi Sikap dari kehidupan beragama dalam menyikapi teknologi komunikasi yaitu:

1. Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil tidak lagi mengutamakan kegiatan keagamaan hari-hari besar Islam seperti: Peringatan Maulid Nabi Muhammad

SAW, Peringatan 1 Muharram, Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW, mereka lebih mengutamakan menonton Televisi.

2. Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil tidak lagi ada kekompakan dalam kegiatan suatu pesta pernikahan, pesta khitan anak dan pengurusan Fardhu Kifayah masyarakat yang meninggal dunia, mereka lebih mengutamakan bekerja untuk mencari harta kekayaan yang melimpah-limpah.

3. Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil tidak lagi melaksanakan Syari‟at Islam secara Kaffah seperti dulunya suami isteri jalan kaki si isteri jalan di depan suami dibelakang, sekarang tidak lagi malah yang bukan suami isteri jalan bergandengan, mereka melakukan penyesuaian terhadap informasi teknologi yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Secara implisit menjadi agen penyebar sekularisasi karena di antara karakteristik abad Teknologi komunikasi adalah munculnya sekularisasi terhadap sistem keagamaan tradisional, mereka memiliki pandangan bahwa munculnya sebuah modernitas memaksa adanya sebuah perubahan dan agama selalu menghadapi perubahan. Sehingga memaksa terjadinya pengembangan beberapa mekanisme keagamaan yang sesuai dengan keadaan. Kabupaten Aceh Singkil tidak bisa dihindari telah membawa pengaruh beruntun dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi perubahan pada agama dan peribadatan, kepentingan yang semakin beragam, meningkatnya tuntutan kehidupan politik yang semakin demokratis, kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan hidup, kenaikan angka kriminalitas dan masalah- masalah sosial lainnya yang lebih kompleks serta rumit.

Munculnya berbagai pengaruh negatif dari teknologi komunikasi merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada setiap masyarakat. Teknologi komunikasi merupakan bentuk campur tangan atau intervensi dari luar terhadap suatu kehidupan masyarakat tertentu. Setiap bentuk kebijakan terhadap suatu masyarakat tidak selalu dapat memecahkan permasalahan yang baru. Hal ini merupakan suatu dilema yang wajar dalam setiap proses komunikasi. Bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur kehidupan manusia diyakini sebagai suatu peristiwa yang mempunyai proses atau mekanisme tertentu.

Terjadinya proses perubahan sosial karena:

1. Kontak dengan budaya lain.

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.

4. Toleransi.

5. Sistem terbuka. 146 Pengaruh teknologi komunikasi terhadap kehidupan beragama masyarakat

dan kepercayaan di Kabupaten Aceh Singkil dalam bentuk materil dapat dilihat dari berkembangnya tempat dan sarana peribadatan baru. Gaya hidup dan pakaian pemeluk agama juga tampak semakin beraneka ragam. Selain itu pemeluk agama juga semakin terbuka dengan gaya hidup dari masyarakat luar dan masyarakat agama lain. Pertukaran budaya diantara berbagai pemeluk agama semakin banyak terjadi karena sarana komunikasi dan teknologi canggih.

Dalam teknologi komunikasi kehidupan beragama dari kepercayaan masyarakat yang pada umumnya Islam, sekarang sudah banyak meninggalkan cara berfikir kultur keislaman, di dalam keislaman mereka menuju ke cara berfikir yang rasional dan mandiri. Cara berfikir rasional dan mandiri itu berdasarkan ilmu agama yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan yang berbeda. Cara berfikir Islam ditinggalkan, adanya ganjaran bagi perbuatan baik dan buruk tidak lagi yakin. Dengan kemampuan rasio dan cara menyikapi realitas sosial dan alam di sekitarnya maka ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin ditingkatkan.

Teknologi komunikasi banyak berpengaruh terhadap cara beradaptasi dan cara pandang masyarakat terhadap lingkungan fisik serta hubungan kemanusiaan. Tanggapan terhadap masalah kemanusiaan (dalam masyarakat industrialisasi modern) didasarkan metode berfikir berdasar penalaran dan rasionalisasi, lingkungan sekuler berkembang dan bahkan mendesak lingkungan yang sakral.

Kecenderungan ini semakin mempersempit dan melemahkan gerak agama. 147 Namun bagi Weber, kalkulabilitas rasional kehidupan modern justru menciptakan

“sangkar besi” dunia sosial dan dunia pribadinya semakin mengecil. Ilmu pengetahuan tak bisa memberikan solusi tentang “what ought to be”. Kondisi

146 Soerjono Soekanto, Fungsionalisme Impretive, (Jakarta: Rajawali, 1982), h. 302. 147 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama,

(Jakarta: C.V. Rajawali, 1985), h. 60.

masyarakat dunia seperti itu 148 kata Weber merupakan ”kekecewaan dunia”. Pengaruh terhadap kehidupan beragama tingkat konsumerisme, orientasi sosial,

mobilitas sosial, urbanisasi, institusi-institusi sosial-budaya didalamnya kesakralan agama. Nilai-nilai tradisional semakin tergeser dan tergantikan dengan nilai-nilai modern yang tidak saja terbatas pada kelembagaan formal namun juga sampai ke institusi informal dan individual.

Dalam teknologi komunikasi hal-hal semacam itu semakin lama semakin dihindari dengan cara berfikir rasional. Perilaku sosial tidak lagi berdasarkan ajaran Islam tetapi berdasarkan pada patokan-patokan yang sifatnya keinginan semata sesuka-suka yang kebenarannya bisa ditinggalkan, beralih keapada ajaran agama lain.

Dalam proses teknologi jenis ini terlihat perubahan-perubahan berikut:

1. Campur aduknya hubungan kehidupan beragama dalam Islam.

2. Aktivitas misi Kristen yang dikembangkan oleh orang-orang dari Sumatera Utara beragama kristen datang ke Kabupaten Aceh Singkil untuk menyebarkan missionaries mereka.

3. Keadaan ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan (Secara umum) sebagai akibat adanya keadaan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil yang sangat majemuk.

Proses teknologi semacam ini diantaranya dipengaruhi oleh pertambahan penduduk non muslim yang datang dari Sumatera Utara dan lancarnya transfortasi penggunaan jalan-jalan raya lancar, media informasi dan komunikasi yang canggih. Hal-hal membuat masyarakat memiliki pandangan hidup baru yang lebih negatif pada perubahan serta sikap yang tidak dinovatif dan tidak kreatif untuk menemukan cara hidup salah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25