Interaksional Simbolik Dasar Komunikasi Agama

2. Interaksional Simbolik Dasar Komunikasi Agama

Komunikasi Agama berusaha untuk memahami gejala-gejala kepercayaan- kepercayaan dalam agama-agama dan hubungan antar agama-agama, baik dalam aspek normatif-doktrinal, historis-empiris, maupun kritik filosofis. Pemahaman ini meliputi nilai-nilai kedirian suatu agama dan persamaan dan perbedaan antar agama-agama. Bahwa perbedaan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan)

bukan untuk dihindari, melainkan untuk dikelola bersama. 122 Struktur yang asasi dari keagamaan manusia dan pentingnya bagi hidup dan kehidupannya dipelajari

dan diperbandingkan secara objektif, bukan secara apologis dan apologetis. Dalam hal komunikasi agama teori interaksionisme simboliklah yang akan dipergunakan. Teori ini kali pertama dikembangkan oleh John Dewey dan Charles Horton Coley dan ditindak-lanjuti oleh Herbert Mead, Herbert Blumer dan sebagainya. Kalangan ini beranggapan bahwa organisasi sosial tidak menentukan pola-pola interaksi, namun muncul dari proses interaksi. Secara rinci dijelaskan bahwa kehidupan masyarakat terbentuk dari hasil proses interaksi dan komunikasi antar individu dan antar kelompok dengan melalui simbol-simbol yang dipahami.

Tindakan individu bukanlah spontanitas reaksi atas rangsangan yang diterima namun merupakan hasil pemahaman ataupun interpretasi atas rangsangan tersebut. Lengkapnya rumusan asumsi dasar interaksionisme simbolik dikemukakan oleh Blummer, dimana manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna-makna yang dimiliki akibat rangsangan yang diterima. Makna- makna itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat. Makna-makna itu kemudian dimodifikasikan dan ditangani melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan tanda-tanda yang dihadapinya. Max Weber (1864 -1920) menempatkan konsep tindakan individual yang bermakna dalam pusat teorinya. Pelanjut teori Weber, yaitu Albert Schultz, dengan konsepsinya mengenai The Fenomenologi of the Social World, sepakat

122 R. Akbar S. Mulyana, dan T. Setiawan, Cakrawala Pendidikan Umum, (Bandung: IMA PU Program Pascasarjana IKIP Bandung, 1999), h. 14.

bahwa tindakan manusia dalam berhubungan dengan manusia ataupun manusia dengan lingkungan itu terletak pada “teorinya”.

Dalam kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dengan komunikasi. Komunikasi adalah inti dari hubungan sosial yang dapat mengantarkan manusia pada tujuan dan kebutuhan hidup. Komunikasi yang mengandung nilai bersumber dari isu filosofi yang merupakan bagian dari lingkungan budaya, karena itu nilai

bersifat stabil dan sulit berubah. 123 Komunikasi mampu membentuk adanya masyarakat beserta kebudayaannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Everett

Kleijens: Komunikasi dimungkinkan oleh adanya masyarakat, sedangkan masyarakat memiliki tumpuannya pada komunikasi (communication is made

possible by community is based upon communication). 124 Dengan komunikasi “menjadikan” jarak (secara geografis) semakin terasa dekat Tetapi dengan

komunikasi pula disintegrasi masyarakat timbul, membawa konflik dan ketegangan.

Proses komunikasi ini pula diikuti ketidak-seimbangan dan kadang memperbesar perbedaan antar budaya. Terlepas dari permasalahan komunikasi itu membangun atau menghancurkan struktur masyarakat, yang jelas komunikasi adalah suatu fenomena riil, suatu realitas sosial yang mempengaruhi kehidupan sosial manusia yang begitu dekat dan akrab dengan manusia, suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakkan oleh setiap manusia sebagai dasar dan inti dari sifat dan status kemanusiaannya yang selalu berhubungan, berinteraksi dan berkomunikai dengan manusia lainnya, sehingga ia benar-benar manusiawi.

Porter dan Samovar (1985) menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis yang dilakukan oleh manusia melalui perilaku yang berbentuk verbal dan nonverbal yang dikirim dan diterima serta ditanggapi oleh orang lain. Dengan demikian, maka latar belakang kebudayaan sangat penting kontribusinya terhadap perilaku komunikasi seseorang, termasuk untuk

123 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2000), h. 198.

124 Harmoko, Peranan Pemuda Muhammadiyah dalam mengembangkan Penerangan Pembangunan dan Dakwah Pembangunan, (Jakarta: P.T. Gita Karya, 1986), h. 20.

memahami makna-makna yang dipersepsi dari kebudayaan yang berbeda. Hubungan timbal balik dalam suatu kehidupan merupakan suatu hal yang mesti. Bahwa pengertian interaksi adalah hubungan timbal balik, saling mempengaruhi

satu sama lain, 125 Interaksi adalah bahasa sosiologi. Dalam pandangan komunikasi, interaksi merupakan komunikasi. Komunikasi adalah inti dari

hubungan sosial yang dapat membentuk adanya masyarakat beserta kebudayaannya. Manusia mempunyai hasrat kebutuhan untuk menyampaikan segala perasaan dan pendapat pada manusia lainnya.

Manusia memiliki dua dorongan, yakni:

a. Dorongan ingin tahu (sense of curiousity) yaitu manusia selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya, kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi dalam hubungan antar manusia hasil dari interaksi.

b. Hakekat manusia selalu didorong perasaan ingin memberi tahu (sense of publicity ) dan selalu cenderung menampakan eksistensi dirinya terhadap manusia lain.

Dua sifat dorongan ini menyebabkan terjadinya komunikasi antar manusia. Komunikasi dapat merubah instink menjadi inspirasi melalui berbagai proses dan sistem serta sebagai tempat penyimpanan ide bersama memperkuat perasaan dan kebersamaan. Pejuang kemerdekaan memakai isu agama untuk menyatukan langkah perjuangan dalam mengusir kaum penjajah. Masyarakat yang sebelumnya terpecah belah dapat bersatu dan berintegrasi karena agama. Agama dapat membangkitkan solidaritas dan kohesivitas sosial yang kuat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25