Pengamalan Ajaran Agama

1. Pengamalan Ajaran Agama

Mukti Ali mengatakan bahwa tidak ada kata yang paling sulit diberi pengertian dan definisi selain kata “agama”, didasarkan pada tiga alasan yaitu: Pertama, pengalaman agama adalah soal kebatinan, subjektif dan sangat individualis sifatnya.

121 I.L. Pasaribu & B. Simanjuntak, Pendidikan Nasional (Tinjauan Paedagogik Teoritis), (Bandung: Tarsito, 1982), h. 203.

Kedua, barangkali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional dari pada orang yang membicarakan agama. Ketiga, konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi. Agama juga berarti tuntunan bagi kehidupan manusia, cara beragama tidak hanya terbatas pada kepercayaan saja, tetapi juga merefleksi dalam perwujudan tindakan kolektitivitas umat, bangunan perubahan. Agama yang dianggap sebagai suatu jalan hidup bagi manusia (way of life) berfungsi untuk memelihara integritas manusia dalam membina hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia dan dengan alam yang mengitarinya.

Tingkat perkembangan agama dan kepercayaan dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan peradaban pada masyarakat tersebut. Masyarakat yang masih primitif dan sangat sederhana tingkat ilmu pengetahuan dan teknologinya, memiliki agama atau kepercayaan terhadap Tuhan yang sangat sederhana. Namun dalam perkembangan selanjutnya, kemajuan yang dialami oleh agama jauh lebih lambat dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa manusia dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya memberikan penekanan-penekanan khusus pada aspek-aspek tertentu dari agamanya itu dengan berbagai cara yaitu:

a. Cara mistik.

b. Cara penalaran.

c. Cara amal saleh.

d. Cara sinkretisme. Masing-masing dijelaskan di bawah ini:

1) Mistik Dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, lebih menekankan pada pendekatan mistikal daripada pendekatan yang lain. Cara mistik seperti ini dilakukan oleh para sufi (pengikut tarekat) dan pengikut kebatinan (kejawen), di katolik dikenal dengan kebiaraan. Cara mistik itu sendiri adalah suatu cara beragama pengikut agama tertentu yang lebih menekankan pada aspek pengamalan batiniah (esoterisme) dari ajaran agama, 1) Mistik Dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, lebih menekankan pada pendekatan mistikal daripada pendekatan yang lain. Cara mistik seperti ini dilakukan oleh para sufi (pengikut tarekat) dan pengikut kebatinan (kejawen), di katolik dikenal dengan kebiaraan. Cara mistik itu sendiri adalah suatu cara beragama pengikut agama tertentu yang lebih menekankan pada aspek pengamalan batiniah (esoterisme) dari ajaran agama,

2) Penalaran Beragama dengan menekankan pada aspek rasionalitas dari ajaran agama. Bagi penganut aliran ini, bagaimana agama itu harus dapat menjawab masalah yang dihadapi penganutnya dengan yang masuk akal. Beragama tidak selamanya harus menerima begitu saja apa yang didoktrinkan oleh pemimpin agama, mereka menyenangi interprestasi yang bebas dalam menafsirkan teks dari kitab suci atau buku-buku agama lainnya. Dalam tradisi Islam, umpamanya, ada kelompok yang disebut mutakalimin atau para ahli ilmu kalam, yang banyak membicarakan teologi Islam dengan memakai dalil tesktual (naqli) dan dalil rasional (aqli).

3) Saleh Cara ini lebih menekankan penghayatan dan pengalaman agama pada aspek peribadatan, baik ritual formal maupun aspek pelayanan sosial keagamaan. Menurut kelompok ini yang terpenting dalam beragama adalah melaksanakan amal saleh, karena indikator seseorang beragama atau tidak ialah pelaksanaan segala amalan lahir dari agama itu sendiri. Tuhan memasukkan seorang manusia ke dalam surga adalah karena amal saleh yang dilakukan.

4) Sinkretisme Sinkretisme diambil dari bahasa Yunani synkretismos yang berarti penggabungan ajaran dan pengamalan agama yang berbeda satu sama lain. Cara sinkretisme adalah cara seseorang dalam menghayati dan mengamalkan agama dengan memilih-milih ajaran tertentu dari berbagai agama untuk dipraktekkan dalam kehidupan keagamaan diri sendiri atau untuk diajarkan kepada orang lain. Dalam prakteknya cara beragama sinkretisme ini, nama Tuhan umpamanya dikombinasikan seperti dalam perkataan “Gusti Allah”.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25