Pengertian Mediasi Analisa Perbandingan Antara Perma Nomor 1 Tahun 2008 Dengan Undang‐Undang Nomor 30 Tahun 1999

35 hukum acara perdata yang berlaku d Indonesia khususnya ketentuan dalam Pasal 132 HIRPasal 156 RBg mewajibkan hakim terlabih dahulu mengusahakan perdamaian di antara para pihak sebelum pemeriksaan perkara dilakukan oleh hakim. Sejalan itu, kemudian Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai Ex Pasal 130 HIR154 Rbg. Dari Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002 ini, diketahui bahwa agar semua hakim majelis yang menyidangkan perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian dengan menerapkan ketentuan dalam Pasal 130 HIR154 RBg, tidak hanya sekedar formalitas menganjurkan perdamaian kepada para pihak yang sengketa. Keberhasilan penyelesaian perkara melalui perdamaian tersebut, dapat dijadikan bahan penilaian reward bagi hakim yang menjadi fasilitatormediator. 29

B. Pengertian Mediasi

Perkara yang menumpuk di pengadilan semakin hari semakin banyak. Akibatnya, sering kali para pihak yang mengajukan sengketa di pengadilan harus menunggu dalam jangka waktu yang lama untuk mendapatkan putusan. Sebagaimana diketahui prosedur beracara di pengadilan tidak menentukan jangka waktu untuk dapat menyelesaikan suatu perkara, mengakibatkan proses pemeriksaan suatu perkkara, dan pendaftaran, pemeriksaan, hingga putusan memakan waktu yang sangat lama. Untuk mengurangi banyaknya perkara yang 29 Ibid., hal. 4-5MMM Universitas Sumatera Utara 36 ditangani oleh pengadilan, pada saat ini dibuat suatu proses, yakni proses mediasi. 30 Di dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 pada bagian menimbang tertulis “Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses yang lebih besar kepada para pihak menemukan penyelesaian yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan.” Mediasi adalah proses negosiasi pemecahan masalah, di mana pihak luar yang tidak memihak impartial bekerja sama dengan pihak yang bersengketa untuk mencari kesepakatan bersama. Mediator tidak berwenang untuk memutus sengketa, tetapi hanya membantu para pihak untuk menyelesaikan persoalan- persoalan yang dikuasakan kepadanya. 31 Hampir sama dengan pengertian tersebut, menurut Gary Goodpaster, mediasi adalah proses negosiasi pemecahan masalah di mana pihak luar yang tidak memihak impartial dan netral bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan. 32 Berbeda dengan hakim atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa antara para pihak namun dalam hal ini para pihak menguasakan kepada mediator untuk membantu mereka menyelesaikan persoalan-persoalan di antara mereka. Asumsinya adalah pihak ketiga akan 30 Jimmy Joses Sembiring, Op. Cit., hal. 32 31 Khotibul Umam, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2010, hal.10 32 Ibid., hal. 11 Universitas Sumatera Utara 37 mampu mengubah kekuatan dan dinamika sosial hubungan konflik dengan cara mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku pribadiindividual para pihak, dengan memberikan pengetahuan atau informasi, atau dengan menggunakan proses negosiasi yang lebih efektif dan dengan demikian membantu para peserta untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dipersengketakan. 33 Dengan demikian, dalam sengketa yang salah satu pihaknya lebih kuat dan cenderung menunjukkan kekuasaannya, pihak ketiga memegang peranan penting untuk menyetarakannya. Kesepakatan yang dicapai melalui mediasi karena para pihak yang bersengketa berhasil mencapai saling pengertian. Mereka bersama- sama merumuskan penyelesaian sengketa tanpa arahan konkret dari pihak ketiga mediator. Kekuatan mengikat dari hasil mediasi sama dengan sebuah perjanjian karena dibuat berdasarkan kesepakatan bebas para pihak. Untuk itu, wajib dilaksanakan dengan penuh itikad baik. 34 Pada mediasi, keinginan dari masing-masing pihak untuk menyelesaikan sengketa merupakan faktor penentu proses mediasi dapat berjalan atau tidak. Karakter utama dari penyelesaian sengketa melalui mediasi adalah mediator yang berfungsi sebagai penengah hanya dapat memberikan saran atau pemecahan masalah yang sedang terjadi sehingga tidak dapat memaksa para pihak yang sedang bersengketa untuk menaati dan mengikuti apa yang disarankan oleh madiator. 35 33 Ibid. 34 Ibid. 35 Jimmy Joses Sembiring, Op.Cit., hal. 28-29 Universitas Sumatera Utara 38 Hal ini tentunya berbeda dengan penyelesaian sengketa melalui pengadilan maupun arbitrase. Penyelesaian sengketa ditempuh melalui pengadilan mengharuskan para pihak untuk menaati apa yang diputuskan oleh majelis hakim. Pihak yang tidak menyetujui putusan tersebut dapat menempuh upaya hukum, yakni banding, kasasi, dan peninjauan kembali. Demikian juga halnya dengan penyelesaian sengketa melalui arbitrase. Pada penyelesaian sengketa melalui arbitrase, para pihak harus menaati apa yang diputuskan oleh majelis arbitrase. 36 Saat ini, pada bidang tertentu, mediasi sudah mulai diterapkan untuk menyelesaikan suatu sengketa sebagai berikut. 37

1. Mediasi di Pengadilan

Mediasi di pengadilan sudah sejak lama dikenal. Para pihak yang mengajukan perkaranya di pengadilan, diwajibkan untuk menempuh prosedur mediasi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pemeriksaan pokok perkara.

2. Mediasi di Luar Pengadilan

a. Mediasi Perbankan

Dunia perbankan memiliki peranan yang penting bagi masyarakat. Peranan tersebut adalah sebagai penyimpan dan penyalur dana bagi masyarakat. Suatu bank tentunya memiliki sistem yang sudah standar terhadap pelayanan yang dilakukan terhadap nasabahnya. 36 Ibid., hal. 29 37 Ibid., hal. 29-31 Universitas Sumatera Utara 39 Namun, bank kepada nasabahnya tidak memberikan hasil yang memuaskan bagi nasabahnya sehingga sering kali nasabah merasa dirugikan. Nasabah sering kali menjadi tidak berdaya pada saat harus berhadapan dengan bank di pengadilan dan hanya bisa pasrah apabila bersengketa dengan bank. Agar nasabah dapat terlindungi hak-haknya, dibentuklah mediasi perbankan yang berfungsi sebagai lembaga penyelesaian sengketa. Pada penyelesaian sengketa tersebut, para pihak yakni bank dan nasabah ditengahi oleh pihak yang netral, yakni Bank Indonesia. Hal ini bertujuan agar nasabah dapat terlindungi hak-haknya sebagai nasabah.

b. Mediasi Hubungan Industrial

Hubungan yang terjadi antara pengusaha dan pekerja adalah hubungan yang bersifat labil. Dalam arti, sangat mudah terjadi pertentangan antara pengusaha dan pekerja yang disebabkan oleh berbagai macam hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Sering kali pihak pekerja ketika berhadapan dengan pengusaha berada dalam posisi yang lemah yang disebabkan oleh berbagai macam faktor. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang dapat mengakomodasi kepentingan para pihak, dengan harapan dapat diambil suatu keputusan yang dapat diterima oleh masing-masing pihak sehingga dibentuklah mediasi untuk perselisihan hubungan industrial. Universitas Sumatera Utara 40

3. Mediasi Asuransi

Saat ini, masyarakat sudah semakin paham manfaat dari asuransi, sehingga secara tidak langsung ikut menjadi peserta pada program yang diselenggarakan oleh asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kebakaran, maupun jenis-jenis asuransi lainnya. Asuransi berperan untuk mengalihkan resiko yang seharusnya ditanggung oleh nasabah asuransi. Sering terjadi peristiwa yang mewajibkan asuransi untuk membayar klaim, tetapi perusahaan asuransi menolak untuk membayar klaim tersebut dengan berbagai macam alasan. Akabatnya, menimbulkan sengketa antara perusahaan asuransi dan nasabahnya. Masyarakat seringnya mengetahui asuransi hanya dari sisi manfaatnya, tetapi tidak mengetahui secara detail akan asuransi itu sendiri dan sering kali mengakibatkan terjadinya sengketa yang berbelit-belit antara perusahaan asuransi dan nasabahnya. Agar sengketa dalam bidang asuransi dapat diselesaikan dengan baik dan dapat mengakomodasi kepentingan dari masing-masing pihak, dibentuklah lembaga mediasi asuransi dengan harapan masing-masing pihak dapat menerima keputusan yang dianggap adil. Proses mediasi tentu saja harus melewati tahapan-tahapan yang harus diikuti oleh para pihak baik itu tahap pra mediasi di pengadilan maupun tahap proses mediasi di pengadilan.

C. Proses Mediasi dan Penunjukan Mediator