Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Unnes 2012
86
3. Dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3 sebesar 92. 4. Dosen tetap tersertifikasi sebanyak 60.
5. Penilaian internal kinerja dosen dan karyawan dilakukan tiap semester. 6. Tersedia sistem informasi kepegawaian SIMPEG
7. Tersedia sistem informasi kinerja dosen SIMPAKDOS 8. Tersedia sistem penilaian kinerja karyawan.
9. Output kompetensi dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen.
10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi. 11. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan tesis,
disertasi, dan buku. 12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kependidikan.
13. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi karya ilmiah.
14. Fasilitasi perolehan sertifikasi pendidik profesional. 15. Keberlanjutan pengembangan regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM.
16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar
b. Kelemahan
1. Kualifikasi pendidikan dosen masih belum terpenuhi di sejumlah program studi. 2. Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi.
3. Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal terakreditasi dan internasional minim.
4. Kuantitas dan kualitas buku dosen yang diterbitkan dan didistribusikan secara nasional masih rendah.
5. Stimulus finansial dan non finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah. 6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas.
7. Kerjasama peningkatan kualitas dosen dengan institusi lain terbatas. 8. Kualifikasi pendidikan dan kemampuan pengelolaan layanan tenaga kependidikan
rendah. 9. Pendidikan, pelatihan, training peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan
terbatas. 10. Profesionalitas dosen belum maksimal.
11. Dosen dengan pendidikan S3 masih belum banyak.
c. Peluang
1. Program remunerasi pegawai dari pemerintah.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Unnes 2012
87
2. Program sertifikasi dosen. 3. Program hibah penelitian, pengabdian masyarakat, dan penulisan buku teks
tingkat nasional. 4. Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan published
di jurnal internasional. 5. Kerjasama penerbitan dan pengelolan jurnal dengan perguruan tinggi asing.
6. Peningkatan kompetensi dosen melalui joint research. 7. Tawaran beasiswa dan program sandwich dari berbagai perguruan tinggi.
8. Kerjasama pengembangan dosen dengan perguruan tinggi asing. 9. Kerjasama pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dengan institusi
terkait. 10. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian.
11. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima. 12. Kerjasama penerbitan buku karya dosen.
13. Perolehan tunjangan guru besar.
d. Ancaman
1. Semua kebijakan Dikti didasarkan pada PDPT. 2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima
3. Peraturan penghentian tunjangan guru besar yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah.
4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan ketat. 5. Ketentuan pendidikan minimal dosen S1 harus S2 pada tahun 2014.
6. Terbatasnya jumlah dan frekuensi terbit jurnal terakreditasi 7. Sulit dan lamanya proses publikasi artikel dosen dalam jurnal terakreditasi dan
internasional. 8. Dana beasiswa BPPS penerimaannya sering terlambat.
9. Aturan pelarangan menggunakan tenaga outsourcing.
Tabel 4.2 Analisis SWOT Komponen D Kekuatan S
Kelemahan W
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan,
rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan pegawai,
pengembangan karir, remunerasi, penghargaan, sanksi, dan
pemberhentian pegawai diatur dalam peraturan yang dilengkapi dengan
1. Kualifikasi pendidikan
dosen masih
belum terpenuhi
di sejumlah program studi.
2. Kualifikasi laboran belum semua bersertifikasi.
3. Kuantitas dan kualitas hasil penelitian yang published di jurnal
terakreditasi dan internasional
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Unnes 2012
88
SOP. 2. Dosen dengan jabatan Lektor ke atas
lebih dari 77. 3. Dosen tetap dengan kualifikasi S2
dan S3 sebesar 92. 4. Dosen tetap tersertifikasi sebanyak
60. 5. Penilaian internal kinerja dosen dan
karyawan dilakukan tiap semester. 6. Tersedia sistem informasi
kepegawaian SIMPEG 7. Tersedia sistem informasi kinerja
dosen SIMPAKDOS 8. Tersedia sistem penilaian kinerja
karyawan. 9. Output kompetensi dosen berupa
hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dosen.
10. Motivasi dosen untuk studi lanjut dan mengembangkan kompetensi.
11. Dana dan fasilitasi administratif bagi dosen untuk studi lanjut, penulisan
tesis, disertasi, dan buku. 12. Dana dan fasilitasi pelatihan dan
pengembangan bagi tenaga kependidikan.
13. Fasilitasi dosen untuk penelitian, pengabdian masyarakat dan publikasi
karya ilmiah. 14. Fasilitasi perolehan sertifikasi
pendidik profesional. 15. Keberlanjutan pengembangan
regulasi dan evaluasi pengelolaan SDM.
16. Fasilitasi peer-review bagi calon guru besar
minim. 4. Kuantitas
dan kualitas buku
dosen yang
diterbitkan dan
didistribusikan secara nasional masih rendah.
5. Stimulus finansial
dan non
finansial bagi penerbitan buku karya dosen rendah.
6. Jumlah dosen yang studi lanjut ke luar negeri masih terbatas.
7. Kerjasama peningkatan kualitas dosen
dengan institusi
lain terbatas.
8. Kualifikasi pendidikan
dan kemampuan pengelolaan layanan
tenaga kependidikan rendah. 9. Pendidikan, pelatihan, training
peningkatan profesionalitas
tenaga kependidikan terbatas. 10. Profesionalitas
dosen belum
maksimal. 11. Dosen dengan pendidikan S3
masih belum banyak.
Peluang O Ancaman T
1. Program remunerasi pegawai dari pemerintah.
2. Program sertifikasi dosen. 3. Program hibah penelitian, pengabdian
masyarakat, dan penulisan buku teks tingkat nasional.
4. Insentif dari Kementerian untuk karya ilmiah yang dipresentasikan dan
published di jurnal internasional. 5. Kerjasama penerbitan dan pengelolan
jurnal dengan perguruan tinggi asing. 6. Peningkatan
kompetensi dosen
melalui joint research. 7. Tawaran beasiswa dan program
sandwich dari berbagai perguruan tinggi.
1. Semua kebijakan
Dikti didasarkan pada PDPT.
2. Kesulitan mendapatkan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan
layanan prima 3. Peraturan penghentian tunjangan
guru besar yang tidak memenuhi ketentuan pemerintah.
4. Persyaratan dan proses menjadi guru besar semakin berat dan
ketat. 5. Ketentuan pendidikan minimal
dosen S1 harus S2 pada tahun 2014.
6. Terbatasnya jumlah
dan frekuensi
terbit jurnal
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Unnes 2012
89
8. Kerjasama pengembangan
dosen dengan perguruan tinggi asing.
9. Kerjasama pengembangan
kompetensi tenaga
kependidikan dengan institusi terkait.
10. Program dosen dan karyawan teladan dari Kementerian.
11. Perolehan sertifikasi standar mutu pengelolaan dan layanan prima.
12. Kerjasama penerbitan buku karya dosen.
13. Perolehan tunjangan guru besar. terakreditasi
7. Sulit dan
lamanya proses
publikasi artikel dosen dalam jurnal
terakreditasi dan
internasional. 8. Dana
beasiswa BPPS
penerimaannya sering terlambat. 9. Aturan pelarangan menggunakan
tenaga outsourcing.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 90
KOMPONEN E: KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK E.1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.
Universitas Negeri Semarang sebagai institusi perguruan tinggi negeri bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagai target
pencapaian mutu lulusan, seluruh prodi telah membuat standar kompetensi lulusan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas institusi untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan standar kompetensi antara lain kualitas input mahasiswa, kualitas proses pembelajaran dan kualitas sarana dan prasana pendukung. Berkaitan dengan
hal tersebut, Unnes telah menentukan secara baku berupa standar kualitas input calon mahasiswa, kualitas pembelajaran, dan standar sarana dan prasarana.
Untuk terjaminnya kualitas dari ketiga faktor tersebut di atas, perlu dirumuskan prosedur dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan ketiga standar tersebut di atas
serta memperoleh dukunganatau komitmen pimpinan untuk melaksanakan prosedur tersebut.
Proses penjaminan mutu pembelajaran dilakukan melalui pengaturan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran diawali dengan penyusunan kurikulum penyusunan silabus, penyusunan Satuan Acara Perkuliahan SAP, penyusunan bahan ajar dan kontrak kuliah.
Dalam mengembangkan kurikulum, Unnes mendasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran serta mengakomodir masukan dari stakeholders. Satu sebutan yang
melekat pada Unnes adalah universitas konservasi. Sebutan ini dikuatkan dengan visi Unnes menjadi universitas konservasi bertarafinternasional yang sehat, unggul, dan
sejahtera pada tahun 2020. Visi Unnes untuk menjadi universitas konservasi ini sangat tepat. Hal ini dapat ditunjukkan dari kejadian masyarakat yang memproduksi suatu
produk tanpa mempertimbangkan dampak serta kelestariannya, masyarakat yang lebih suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah kecil dan pencurian
budaya Indonesia oleh pihak asing. Kegiatan-kegiatan ini dapat diminimalisasi dengan pendidikan yang memberikan visi untuk selalu melakukan konservasi alam, konservasi
moral dan konservasi budaya. Untuk mewujudkan visi tersebut, Unnes telah membentuk beberapa mata
kuliah yang wajib diimplementasikan oleh seluruh prodi yang ada di Unnes. Berapa mata kuliah yang sejalan dengan visi Unnes sebagai universitas konservasi adalah:
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 91
Tabel 5.1 Kesesuaian Mata Kuliah dengan Visi
Mata Kuliah Jumlah SKS
Kesesuaian Visi Pendidikan Lingkungan Hidup
2 Konservasi Lingkungan
Pendidikan Agama 2
Konservasi Moral Pendidikan Pancasila
2 Bahasa Indonesia
2 Konservasi Budaya
Selain matakuliah-matakuliah tersebut muatan pendidikan karakter juga wajib terimplementasi secara terintegrasi dalam matakuliah-matakuliah lain prodi. Terencana
dalam kurikulum, silabus, kontrak kuliah, SAP dan menjadi tagihan dalam penilaian pembelajaran.Mata kuliah yang sejalan dengan pengimpelementasian visi, misi, tujuan
dan strategi ini akan selalu dikembangkan. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Kurikulum Unnes akan selalu direview kembali secara
rutin selama empat tahun. Hasil review ini akan dilakukan penggantian atau perevisian kurikulum yang telah terlaksana secara rutin empat tahunan.
E.2. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan Stakeholders.
Kurikulum Unnes memiliki sifat dinamis. Artinya, secara periodik, kurikulum yang selama ini diadopsi akan dievaluasi dan dikembangkan kurikulum yang baru.
Dalam penyusunan kurikulum ini, Unnes telah mengembangkan pedoman yaitu Prosedur Mutu Akademik nomor 4 tentang Penyusunan Kurikulum. Prosedur
penyusunan kurikum berdasarkan PM-AKD-04 adalah sebagai berikut:
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 92
Gambar 5.2 Prosedur Penyusunan Kurikulum Berdasarkan gambar tersebut di atas, terlihat bahwa salah satu sumber
informasi yang diperlukan dalam penyusunan kurikulum adalah masukan dari masyarakat pengguna stakeholders. Informasi ini diperlukan agar kurikulum menjadi
pedoman dalam mengembangkan mahasiswa sesuai dengan skill yang dibutuhkan pasar. Tingkat kesesuaian kurikulum dengan skill yang dibutuhkan pasar merupakan
faktor utama dalam meningkatkan daya serap lulusan didunia kerja. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholder dapat dilihat dari hasil
butir-butir tracer study Laporan Tracer Study sebagai berikut : Hubungan antara bidang studi dengan pekerjaannya adalah sangat erat 62,5
Pekerjaan yang sekarang sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya
62,3 Penguasaan bahasa asing dan kontribusi Unnes dalam penguasaannya mayoritas
responden menjawab cukup
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 93
E.3. Struktur dan Isi Kurikulum Keluasan, Kedalaman, Koherensi, Penataan Organisasi
Kurikulum Unnes tersusun atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. Kurikulum Inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara
nasional untuk setiap program studi yang memuat: tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam menyelesaikan
suatu program studi. Kurikulum Institusional adalah sejumlah bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari kelompok ilmu
dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan program studi di
lingkungan Unnes. Komponen
kurikulum Unnes
tersusun atas
kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian MPK, Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan MKK, Matakuliah Keahlian Berkarya MKB, Matakuliah Perilaku Berkarya MPB, dan
Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat MBB Penataan isi kurikulum didalam kelembagaan universitas, fakultas dan
program studi terlihat dari penetapan status mata kuliah Unnes menjadi : 1 mata kuliah wajib universitas; 2 mata kuliah wajib fakultas; 3 mata kuliah wajib program
studibagian; dan 4 mata kuliah pilihan program studibagian. Mata kuliah wajib universitas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Unnes.
Mata kuliah wajib fakultas merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa fakultas yang bersangkutan. Mata kuliah wajib program studi atau bagian merupakan
mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa seluruh prodibagian yang bersangkutan. Beberapa mata kuliah wajib universitas adalah:
a. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjang Diploma terdiri atas:
1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan 4. Pendidikan Lingkungan Hidup
5. Bahasa Indonesia 6. Bahasa Inggris
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada program studi Statistik Terapan dan Komputasi serta program studi Teknik Elektronika
8. Praktik Kerja Lapangan PKL 9. Tugas Akhir TA
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 94
b. Mata kuliah wajib universitas untuk mahasiswa program studi jenjangSarjana terdiri atas:
1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila
3. Pendidikan Kewarganegaraan 4. Bahasa Indonesia, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia serta program studi Sastra Indonesia 5. Bahasa Inggris, kecuali pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan
program studi Sastra Inggris 6. Statistika
7. Teknologi Informasi dan Komunikasi, kecuali pada semua program studi di FMIPA, program studi PTIK, program studi Pendidikan Teknik Elektro, serta
program studi Teknologi Pendidikan. 8. Pendidikan Lingkungan Hidup
9. Kuliah Kerja Nyata 10. Skripsi
c. Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi kependidikan terdiri atas:
1. Pengantar Ilmu Pendidikan. 2. Psikologi Pendidikan.
3. Manajemen Sekolah. 4. Bimbingan dan Konseling.
5. Praktik Pengalaman Lapangan PPL d. Mata kuliah wajib universitas tambahan untuk mahasiswa program studi non-
kependidikan jenjang Sarjana adalah Praktik Kerja Lapangan PKL. Berdasarkan berbedaan status mata kuliah tersebut di atas, maka isi
kurikulum yang diimplementasikan oleh sebuah prodi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5.3 Komponen Kurikulum Berdasarkan Status Mata Kuliah
Kurikulum Prodi
Mata KuliahWajib Universitas
Mata Kuliah Khas Universitas
Mata KuliahWajib Fakultas
Mata Kuliah Khas Fakultas
Mata KuliahPilihan Prodi
Mata KuliahWajib Prodi
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 95
E.4. Derajat Integrasi Materi Pembelajaran Intra dan Antar Disiplin Ilmu
Derajat integrasi materi antar mata kuliah diatur melalui penentuan mata kuliah prasyarat atas pengambilan mata kuliah tertentu. Cakupan materi yang terlalu luas
pada satu obyek mata kuliah, memungkinkan prodi untuk menjadikannya lebih dari satu mata kuliah. Dengan demikian, mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah
berurutan yang mana mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah kedua, harus lulus terlebih dahulu mata kuliah pertama. Penentuan mata kuliah prasyarat juga dapat
dilakukan antar jenis mata kuliah yang berbeda. Hal ini terjadi karena cakupan materi atas mata kuliah tertentu merupakan materi dasarpengantar basic knowledge bagi
mata kuliah yang lainnya. Untuk menunjang pelaksanaan ujian prasyarat ini, penentuan mata kuliah tiap
semester harus memperhatikan apakah mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atau tidak. Jika mata kuliah tertentu merupakan mata kuliah prasyarat atas
mata kuliah lainnya, maka mata kuliah yang menjadi syarat harus diletakkan pada minimal satu semester sebelum mata kuliah prasyarat. Namun jika mata kuliah tertentu
bukan merupakan mata kuliah prasyarat, maka mata kuliah tersebut dapat diletakkan disembarang semester.
Operasionalisasi sistem mata kuliah prasyarat dapat terlihat pada gambar berikut ini.
a
Contoh pada prodi akuntansi Gambar 5.4 Operasionalisasi Mata Kuliah Prasyarat
Semester III Semester II
Semester I
MK Pengantar Akuntansi
MK Akuntansi Menengah I
MK Akuntansi Menengah II
MK Akuntansi Biaya
Mata Kuliah Prasyarat atas MK Akuntansi
Menengah I dan Akuntansi Biaya
Mata Kuliah Prasyarat atas MK Akuntansi
Menengah II
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 96
E.5. Kurikulum Lokal yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Terdekat dan Kepentingan Internal Lembaga
Pengembangan kurikulum di Unnes memadukan antara kurikulum inti dan institusional.Kurikulum inti merupakan kurikulum perguruan tinggi yang berlaku secara
nasional kurikulum nasional.Sedangkan kurikulum institusionalmerupakan bahan kajian dan pelajaran dari pendidikan tinggi yang disusun sebagai tambahan dari
kelompok ilmu dalam kurikulum inti disesuaikan dengan keadaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan yang menjadi ciri khas fakultas dan
program studi di lingkungan Unnes.Dengan kata lain, kurikulum institusional terdiri dari komponen kurikulum lembaga dan lokal.
Kurikulum nasional dan lokal dibentuk melaluimasukan pengguna lulusan, dan stakeholders.Sedangkan mata kuliah untuk kepentingan internal lembaga diberikan
kepada mahasiswa sebagai keahlian khas Unnes dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemberian keahlian khas ini
dimaksudkan agar lulusan memiliki keahlian khas berbeda dari lulusan universitas lain dan merupakan ciri dari lulusan Unnes.
E.6. Mata Kuliah Pilihan yang Merujuk pada HarapanKebutuhan Mahasiswa Secara IndividualKelompok Mahasiswa Tertentu
Berdasarkan jenis status mata kuliah, Unnes juga membentuk mata kuliah pilihan.Penentuan mata kuliah ini didasarkan pada kebutuhan mahasiswa untuk
menambah kemampuan
dan keahlian mereka
dalam menghadapi
dunia kerja.Penentuan mata kuliah dan bobot SKS dilakukan pada saat penyusunan
kurikulum. Selain melalui penawaran mata kuliah pilihan, mahasiswa juga dapat
memberikan masukan
terhadap silabus
atas suatu
mata kuliah
yang diikuti.Kesempatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap pertemuan awal
perkuliahan. Pada pertemuan awal perkuliahan, dosen pengampu mata kuliah akan membicarakan kontrak kuliah yang isinya salah satunya silabus. Jika terdapat
masukan dari mahasiswa, maka doen akan memasukkannya ke dalam kontrak. Akhirnya kontrak yang telah disepati harus ditandatangani oleh dosen dan perwakilan
mahasiswa dan dijadikan sebagai pedoman dosen dalam melakukan proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pengembangan kurikulum juga memperhatikan masukan, harapankebutuhan mahasiswa.Kebijakan ini akan
berdampak pada kualitas pembelajaran melalui peningkatan minat mahasiswa untuk belajar suatu materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Borang Evaluasi Diri Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Unnes 2012 97
E.7. Peluang Bagi Mahasiswa Untuk Mengembangkan Diri: Melanjutkan Studi, Mengembangkan Pribadi, Memperoleh Pengetahuan Dan Pemahaman
Materi Khusus Sesuai Dengan Bidang Studinya, Mengembangkan Keterampilan Yang Dapat Dialihkan Transferable Skills, Terorientasikan
Ke Arah Karir, Dan Pemerolehan Pekerjaan
Kebijakan pengembangan kurikulum dengan mengakomodir kurikulum muatan nasional, dan lokal memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi lulusan untuk
mengembangkan diri.Muatan kurikulum nasional memberikan daya saing lulusan untuk bekerja dalam instansi tingkat nasional.Sedangkan muatan kurikulum lokal
memberikan keahlian kepada mahasiswa agar memiliki daya saing pada tingkat lokal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa lulusan Unnes memiliki daya saing ditingkat
nasional dan lokal.
E.8. Misi Pembelajaran a. PengembanganPelatihan Kompetensi yang Diharapkan
Setelah kurikulum terbentuk, hal yang perlu dilakukan adalah penentuan standar kompetensi oleh masing-masing mata kuliah.Standar kompetensi ini
disusun dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan. Penyusunan standar kompetensi mata kuliah ini digunakan sebagai standar kompetensi yang harus ada
pada setiap mahasiswa setelah mahasiswa yang bersangkutan penempuh mata kuliah tersebut.Standar kompetensi ini disusun melalui koordinasi diantara dosen
yang memiliki Kelompok Bidang Keahlian KBK.Selain standar kompetensi, dosen KBK juga harus merumuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian standar
kompetensi, tujuan pembelajaran dan materi.
b. Efisiensi Internal dan Eksternal