30
2 Pengaturan Makanan Selama Hamil
Selama masa kehamilan, sangat dibutuhkan asupan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi dan diperlukan dalam menjada kesehatan dan meningkatkan
kecerdasan janin. Oleh karena itu, agar ibu dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut beberapa saran yang bisa dilakukan Siti Misaroh Ibrahim dan Atikah
Proverawati: 2010: 68-69: a Jangan biarkan perut kosong.
b Pilih makanan yang hangat- hangat karena bisa membuat lambung yang terasa perih seperti terelaksasi.
c Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, maka makanlah biscuit dan teh hangat. Namun begitu, ibu harus tetap mencoba sarapan.
d Bila ibu sering merasa kembung, hindari makanan yang dapat memicu kembung antara lain kacang tanah yang biasa berada didalam bumbu
kacang. e Batasi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-
buahan yang asam atau dapat mengiritasi lambung. f Penting untuk menghindari rokok, cuka, kopi, juga narkoba karena akan
membahayakan ibu maupun janin. g Umumnya ibu hamil memuthkanlebh banyak darah, untuk itu ibu hamil
diharuskan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dan
kacang-kacangan lainya, telur, ikan, daging. Jangan lupa minum obat penambah darah sesuai anjuran dokter .
31 h Penting pula bagi ibu hamil untu makan buah-buahan segar seperti jeruk,
apel, papaya, dan sebagainya. Buah-buahan berfungsi untuk menyuplai vitamin.
Pada trimester kedua, peran hormon kehamilan yang membuat kondisi ibu tidak karuan sudah tergantikan oleh plasenta sehingga ibu tidak lagi mual dan
muntah. Bahkan nafsu makannya sudah berkembang mengikuti kebutuhan gizi ibu yang terus bertambah. Apalagi pertumbuhan janin yang makn pesat juga
membutuhkan asupan nutrisi yang besar. Inilah saat yang tepat untuk mengejar ketinggalan gizi pada trimester pertama. Aturlah pola makan ibu, sehingga gizi
yang dibutuhkan akan tercukupi.
3. Ibu Hamil Golongan Resiko Tinggi
Golongan ibu hamil dengan resiko tinggi maksudnya adalah ibu-ibu yang cenderung beresiko mengalami kesulitan pada waktu kehamilan dan persalinan.
Hal ini sangat membahayakan bagi ibu dan akan mengancam keselamatan buah hati. Beberapa golongan yang termasuk kedalamnya adalah Atikah Proverawati
dan Siti Asfuah: 2009: 47: a. Ibu hamil terlalu muda yaitu kurang dari 16 tahun dimana organ
reproduksi belum siap untuk terjadinya pembuahan. b. Ibu hamil diatas 35 tahun. Faktor ini juga menjadi masalah karena
dengan bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi organ yaitu dengan mengalaminya proses penuaan. Adanya
kehamilan membuat ibu memerlukan ekstra energy untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya.
Selain itu juga pada proses kelahiran diperlukan tenaga yang lebih besar, ditambah lagi kelenturan dan jalan lahir dengan bertambahnya
umur keelastisannya juga semakin berkurang.
c. Ibu hamil setelah lama pernikahan 4 tahun. d. Jarak antara anak terkecil dengan anak lebih dari 10 tahun.
32 e. Jarak kehamilan terlalu dekat, yaitu kurang dari 2 tahun. Menjadi
beresiko karena sistem reproduksi belum kembali seperti semula, serta ibu masih menyusui.
f. Terlalu banyak anak, yaitu lebih dari 4.
g. Tinggi badan terlalu pendek dan kurang dari 145 cm. h. Terlalu gemuk atau terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi
keduannya. i.
Riwayat persalinan yang jelek. j.
Riwayat adanya cacat bawaan yang dibawa oleh keluarga atau kehamilan yang lalu.
Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat, dan memiliki hobi minum- minuman keras.
1 Kurang Gizi Pada Ibu Hamil
Kurang energi pada ibu hamil harus sangat dihindari dalam masa kehamilan. Hal tersebut akan memengaruh keadaan bayi kedepannya yang
memungkinkan tidak sesuai harapan. Ibu hamil dan janinnya rentan terhadap dampak krisis energi yang sedang terjadi. Asupan nutrisi pada ibu hamil sangat
berpengaruh pada kehamilan. Kehidupan manusia dimulai sejak berada dalam rahim ibu. Sejak saat itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup
yang sala satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak
mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang meguntungkan dalam kehidupan berikutnya Siti Misaroh Ibrahim dan Atikah
Proverawati: 2010: 73-74. Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat
peningkatan volume cairan dalam sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat nutrisi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan
nutrisi mikro. Pada kebanyakan Negara berkembang perubahan ini dapat diperburuk oleh kekurangan nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada
33 defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil
dan bayi baru lahir. Kasus-kasus gangguan penutupan jaringan saraf tulang belakang dan kondisi dimana otak janin tidak dapat terbentuk normal dapat
dikurangi hingga 50 dan 85 jika ibu hamil mendapat asupan cukup asam folat sebelum dia hamil Pada kasus Pertumbuhan Janin Terhambat PJT , meski
dalam jumlah terminimum mungkin, keterbatasan nutrisi kehamilan pada saat terjadnya proses pembuahan janin dapat berakibat pada kelahiran premature
dan efek negative jangka panjang. Terdapat sekitar 40 wanita yang melahirkan premature disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui Siti Misaroh Ibrahim dan
Atikah Proverawati: 2010: 75. Penelitan pada hewan uji kemudian membutikan adanya korelasi antara
kelahiran prematur dengan kekurangan nutrisi sebelum kehamilan dimulai. Masalahnya terletak apabila kelahiran terjadi prematur, pada hal ini paru-paru
dan organ penting hanya bekerja secara minimum untuk berkembang dalam rahim guna mempersiapkan keadaan diluar rahim nantinya. Wanita hamil harus
berpikir mendapatkan diet dan nutrisi makanan yang adekuat sebelum menetahui bahwa dirinya telah hamil, karena nutrisi yang cukup setelah
kehamilan tidak dapat mengompensasikan ketidakcukupan nutrisi saat kehamilan. Istilah dalam dunia medis Pertumbuhan Janin Terhambat PJT
diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri normal pada masa usia kehamilan. Meski pada sejumlah janin,
untuk ukuran kecil semasa kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik kedua orang tua kecil, banyak faktor yang memenaruhi kasus PJT salah
satunya berasal dari ibu yaitu malutrisi pada ibu. Pada kasus PJT atau KMK yang
34 sangat parah dapat berakibat janin lahir mati stillbirth atau jika bertahan hidup
dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Meskipun faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling
sering, menghindari cara hidup beresiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan control kehamilan secara teratur dapat menekan resiko munculnya PJT
Siti Misaroh Ibrahim dan Atikah Proverawati: 2010: 76-79.
2 Cara Mengetahui Ibu Hamil KEK
Menurut Depkes RI 1999 dalam Suparyanto 2011, KEK pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama beberapa tahun
atau beberapa bulan. Menurut Weni 2010 dalam Suparyanto 2011, ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa
kriteria berikut: berat badan ibu sebelum hamil 42 kg, tinggi badan ibu 145 cm, berat badan ibu pada kehamilan trimester III 45 kg, IMT sebelum hamil
17.00, ibu menderita anemia Hb 11 gr . Ambang batas LLA WUS adalah 23,5 cm. Dalam pelaksanaannya, ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis
perlu diketahui ciri-cirinya agar dapat mempersiapkan keadaan yang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan kandungannya. Menurut Depkes RI tahun
1994 dalam I Dewa Nyoman Supariasa Bachyar Bakri Ibnu Fajar 2012: 48, deteksi dini sebelum kehamilan dapat dilakukan agar terhindar dari kondisi ibu
hamil KEK, yaitu pengukuran LILA pada wanita usia subur yaitu wanita dengan usia 15-45 tahun. Cara yang bisa dilakukan adalah: