83 Direktorat Jenderal Perkebunan - Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Perkebunan
bert uj uan unt uk pemenuhan kebut uhan gula dalam negeri, baik konsumsi langsung rumah t angga maupun indust ri sekaligus
mengurangi def isit neraca perdagangan gula nasional. Dalam rangka mendukung program priorit as pembangunan pert anian, khususnya
pencapaian swasembada dan swasembada berkelanj ut an, Direkt orat Jenderal Perkebunan diberikan amanah unt uk swasembada gula
pada t ahun 2014. Upaya Peningkat an produksi dan produkt ivit as t ebu dalam rangka mencapai swasembada gula t elah dilakukan sej ak
t ahun 2004 melalui Akselerasi Peningkat an Produkt ivit as Gula Nasional berupa kegiat an bongkar rat oon t anaman keprasan
dengan penggant ian t anaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi sederhana dan pengadaan alat dan mesin pert anian. Sesuai dengan
Roadmap Swasembada Gula Tahun 2010-2014 t arget produksi gula t ahun 2013 adalah sebesar 4, 93 j ut a t on akan t erpenuhi apabila
penyediaan lahan minimal seluas 350. 000 ha, invest asi pembangunan PG baru dan revit alisasi Pabrik Gula berj alan sesuai
dengan rencana. Namun karena permasalahan ut ama t ersebut belum t erat asi secara t unt as, maka t arget dikoreksi menj adi 2, 816
j ut a t on sesuai pot ensi sumberdaya yang dapat dikendalikan oleh Kement erian Pert anian dengan harapan masih dapat memenuhi
kebut uhan gula unt uk konsumsi rumah t angga. Sampai dengan akhir t ahun 2013 produksi gula mencapai 2, 551 j ut a t on at au 90, 59 dari
t arget . Namun capaian t ersebut belum opt imal t erut ama
diakibat kan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sent ra produksi. Permasalahan lainnya di t ingkat on f ar m
adalah sulit nya pengembangan areal baru dan mempert ahankan Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013
32
Direktorat Jenderal Perkebunan
lahan yang sudah ada, ket erbat asan inf rast rukt ur t erut ama unt uk wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi
dan penyediaan agroinput yang belum t epat j umlah, wakt u, harga dan mut u. Sedangkan di t ingkat of f f ar m meliput i t ingkat ef isiensi
PG yang dibawah st andar, biaya produksi yang masih relat if t inggi, kualit as gula yang relat if rendah dan belum berkembangnya
diversif ikasi produk berbasis t ebu. Pengembangan t anaman t ebu di Indonesia hingga Tahun
2013 t elah mencapai 469. 228 hekt ar dengan produksi 2. 551. 024 t on gula, yang t ersebar di 9 provinsi.
Jumlah pet ani yang t erlibat dalam usaha t ebu mencakup 1. 045. 959 kepala kel uarga dan t enaga kerj a.
Ekspor komodit as t ebu mencapai nilai US 67, 60 j ut a dengan volume 518. 300 t on molases, sedangkan impor t ebu mencapai nilai
US1. 720, 90 j ut a dengan volume 3, 324 j ut a t on gula hablur pada Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan t ahun 2012, impor gula
mengalami peningkat an sebesar 15, 92 dari 2, 872 j ut a t on menj adi 3, 328 j ut a t on pada t ahun 2013. Pada t ahun 2014 luas areal
t anaman t ebu diperkirakan mencapai 456. 297 ha, dengan produksi mencapai 3, 103 j ut a t on gula hablur.
Kebij akan
dalam mendukung peningkat an produksi, produkt ivit as dan mut u t anaman semusim, khususnya swasembada
gula nasional adalah melalui int ensif ikasi, ekst ensif ikasi dan diversif ikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermut u, sarana
produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha sert a pelayanan organisasi secara opt imal.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013
33
Direktorat Jenderal Perkebunan