Penyebaran kuesioner dan pelaksanaan kegiatan dengan metode CBIA

syarat tersebut maka nilai α kuesioner aspek pengetahuan menjadi 0,78. Dengan demikian nilai alpha kuesioner aspek pengetahuan, sikap dan tindakan secara keseluruhan menunjukkan kuesioner telah reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman responden tentang antibiotika.

5. Penyebaran kuesioner dan pelaksanaan kegiatan dengan metode CBIA

Pelaksanaan kegiatan CBIA dilakukan di pendopo kantor Kecamatan Umbulharjo, dengan melibatkan wanita usia lanjut sebagai responden. Kegiatan CBIA pertama ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2014. Peneliti bekerja sama dengan ketua komisi lansia Sukmo Wicoro sepakat mengundang 40 responden wanita lansia dan seluruhnya menghadiri kegiatan CBIA. Jumlah tersebut termasuk tinggi, dan hal tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat yang baik pada kegiatan ini. Namun hanya 30 responden yang dinyatakan dalam kriteria inklusi hingga penelitian selesai dilakukan. Sebelum melaksanakan CBIA, peneliti terlebih dahulu menjelaskan informed consent yang harus diisi oleh responden kemudian fasilitator membagikan kuesioner pretest sambil peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner. Setelah responden sudah mengerti dan tidak ada pertanyaan, pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai antibiotika sebelum dilakukan intervensi. Responden diberi waktu maksimal 30 menit untuk mengisi kuesioner pretest yang kemudian dikumpulkan pada fasilitator yang mendampingi dengan menyebar diantara responden. Peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang kesulitan untuk membaca atau memahami pertanyaan dapat meminta batuan kepada fasilitator. Setelah kuesioner dikumpulkan pada fasilitator, fasilitor memeriksa langsung kelengkapan pengisian data dan jawaban dari tiap pernyataan kuesioner harus terisi seluruhnya. Kemudian kuesioner diserahkan pada peneliti untuk dilihat kembali kelengkapan data dan isian jawabannya. Setelah dilakukan pretest, responden dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 8 orang responden dalam tiap kelompoknya. Anggota kelompok memilih satu orang untuk menjadi ketua kelompok. Setelah itu, tiap kelompok kecil masing-masing anggotanya diberikan booklet yang berhubungan dengan antibiotika diantaranya berupa pengertian, resistensi, contoh obat, dan cara menggunakan. Dalam tiap kelompok kecil tersebut ada seorang fasilitator yang mendampingi. Fasilitator merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi Sanata Dharma. Fasilitator tidak diperkenankan menjawab pertanyaan, namun hanya diperkenankan menunjukkan letak jawaban pada booklet. Dalam penelitian ini, sarana pembelajaran hanya dari booklet. Diskusi dalam kelompok membahas isi yang terdapat dalam booklet dan ditambah dengan pengalaman pribadi responden dalam penggunaan antibiotika yang selanjutnya menjadi bahan diskusi dengan narasumber. Bila ada pertanyaan atau hal yang belum dimengerti saat diskusi kelompok, ketua kelompok menuliskan pertanyaan tersebut untuk selanjutnya ditanyakan kepada narasumber pada sesi diskusi besar. Sesi diskusi kelompok kecil ini dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selama 45 menit. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok besar yang diisi dengan tanya jawab bersama narasumber. Narasumber merupakan salah seorang dokter yang telah berpengalaman. Sesi diskusi tersebut berlangsung selama kurang lebih 60 menit. Dalam diskusi besar bersama narasumber ini banyak pertanyaan yang diajukan responden sebagian besar pertanyaan tersebut tentang pengetahuan indikasi dan tujuan pengobatan obat antibiotika. Selain itu terdapat juga pertanyaan mengenai sikap dan tindakan tentang antibiotika seperti tempat memperoleh antibiotika, cara dan aturan pakai antibiotika serta beberapa pengalaman pribadi responden tentang penggunaan antibiotika ketika sakit. Adanya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan responden menunjukkan bahwa responden antusias dalam mengikuti kegiatan CBIA karena responden menyadari pentingnya informasi mengenai obat antibiotika. Setelah diskusi bersama narasumber selesai, fasilitator kembali membagikan kuesioner untuk diisi yang kemudian disebut sebagai post-1 intervensi. Untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan tindakan responden setelah intervensi, maka dilakukan post intervensi yang dilakukan tiga kali selama tiga bulan secara berkala. Namun, pada pengambilan post-2 intervensi dan post-3 intervensi, tidak didampingi lagi oleh narasumber dan agenda kegiatan hanya pada pengisian kuesioner post-intervensi saja.

6. Pengolahan data

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu lansia di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 2 142

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122