BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Praktikan menjalankan stase PBLK sejak tanggal 7 Juni 2012 hingga 5 Juli 2012 dengan tindakan implementasi yang dilakukan pada
tanggal 26-30 Juni 2012 kepada pasien dengan masalah gangguan menelan dan pasien dengan diagnosa medis NPC.
1. Pengelolaan manajemen asuhan keperawatan
a. Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa
secara berkelompok pada seluruh klien Manajemen asuhan keperawatan latihan menelan adalah
merupakan tindakan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan yang praktikan terapkan di ruang Rindu A 5 RSUP H.Adam Malik
Medan sejak tanggal 26-30 Juni kepada 5 orang pasien dengan masalah gangguan menelan. Implementasi dilakukan selama
beberapa hari hingga pasien mampu untuk menelan dengan baik. Hasil yang didapat pada akhir implementasi yaitu tindakan
implementasi menunjukkan hasil sesuia dengan apa yang diharapkan, terlihat dari kemampuan menelan pasien yang
mengalami kemajuan. Syarat utama agar asuhan keperawatan ini berhasil sesuai dengan harapan yaitu perlunya latihan menelan
yang teratur dan terpantau oleh perawat di ruangan agar
Universitas Sumatera Utara
kemampuan menelan klien yang rendah dapat difungsionalkan secara maksimal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
perubahan status nutrisi pada pasien. Karena kebutuhan nutrisi pasien bergantung dari kemampuan pasien dalam memeneuhi
intake kebutuhan nutrisi tubuhnya. Tingkat keberhasilan dari implementasi manajemen asuhan keperawatan latihan menelan
dapat dilihat dari kemampuan pasien dalam proses menelan makanan setelah latihan menelan dilakukan.
b. Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa
secara individu pada klien kelolaan Praktikan melakukan manajemen asuhan keperawatan kepada klien
kelolaan dengan diagnose medis Nasopharyng CarsinomaNPC pada tanggal 26-30 Juni 2012. Setelah pengkajian dilakukan,
praktikan menetapkan 4 diagnosa keperawatan yang klien alami dan menetapkan intervensi berdasarkan asuhan keperawatan NIC
NOC dan melakukan implementasi pada tanggal 26-30 Juni 2012. Kemudian praktikan membuat discharge planning khusus untuk
diagnose NPC dan menerapkan kepada klien yang bertujuan untuk mempercepat masa rawatan klien di rumah sakit, memandirikan
klien, serta melatih klien dan keluarga klien untuk perawatan di rumah ketika klien pulang.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan yang telah dilakukan
mahasiswa secara individu maupun kelompok bersama-sama dengan perawat ruangan petugas kesehatan di lahan praktik
Kelompok melakukan sosialisasi menegenai tata cara pengisian lembar asuhan keperawatan yang terdapat di ruangan terkait dengan penilaian
nyeri dan resiko jatuh. Pada saat sosialisasi dilakukan, perawat ruangan hadir dan antusias terhadap kegiatan yang dilakukan, terlihat dari cara
mereka member respon beruapa pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengisian lembar askep untuk pengkajian terhadap pasien baru,
terutama pada bagian penilaian nyeri dan resiko jatuh.
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Kegiatan PBLK ini sangat menarik untuk tetap dilanjutkan. Akan tetapi perlu kerja keras institusi untuk memperbaiki pengaturan proses belajar PBLK
dimulai dari pengaturan jadwal, pengaturan format penulisan, pengaturan kompetensi yang harus dicapai hingga pengaturan koordinasi dan komunikasi
antara sesama staf pengajar dalam pencapaian satu kesepakatan panduan yang tetap dan tujuan akhir kegiatan PBLK.
2. Lahan Praktik
Hasil akhir selama proses PBLK sangat bermanfaat dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Pengelolaan manajemen ruangan dan pasien
Universitas Sumatera Utara
secara optimal, efektif dan efisien diharapkan dapat dijadikan standar asuhan keperawatan di ruangan, sehingga dapat diaplikasikan dengan nyata dalam
proses keperawatan sehari-hari. Dengan proses PBLK ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat dan mutu pelayanan keperawatan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif dan professional.
3. Praktikan Berikutnya
Kegiatan PBLK yang dijalankan oleh praktikan hanya mengacu pada pasien yang mengalami nasopharing carcinoma, sehingga diharapkan pada
praktikan berikutnya dapat melakukan inovasi keperawatan EBN yang lebih inovatif dengan kasus penyakit yang lain khususnya pada pasien yang
mengalami gangguan THT, seperti Tumor Lidah sehingga pemberian keperawatan dapat dilakukan secara komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Adams B dan Higler. 1997. Boies: Buku Ajar Penyakit THT,Ed: 6. Jakarta: EGC.
Almatser, Sunita. 2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Arima, C A. 2006. Paralisis Saraf Kranial Multipel pada Karsinoma Nasofaring.
Diakses 18 Juni 2012 dari http:library.usu.ac.iddownloadfkD0400193.pdf.
Asroel, H A. Penatalaksanan Radioterapi pada Karsinoma Nasofaring. Diakses 18 Juni 2012 dari
http:tht_hary2.pdf.com
Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2 Bahasan Indonesia, Jakarta : EGC
Chandrasoma dan Taylor. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Gillies, DA. 1994. Nursing Management: a system approach 3th Edition. Philadelpia: W.B. Saunders
Gillies, D A. 1998. Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem Edisi 2. Chicago, Illionis: W. B Saunders Company.
Hidayat, A. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. Muninjaya, A. A. G. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nursalam 2001, Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional
, Edisi ke-1. jakarta : EGC Pandi, P S. 1983. Aspek Klinik Tumor Ganas Telinga-Hidung-Tenggorok. In :
Himawan, Sutisna. Tumor Kepala dan Leher : Diagnosis dan Terapi. Jakarta: FKUI
Swanburg, R. C, 2000, Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Klinis,
Jakarta : EGC Swanburg, R. C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
untuk Perawat Klinis . Jakarta: EGC.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kuesioner Kemampuan Menelan Pada Pasien di Ruang Rindu A 5 RSUP H.Adam Malik Medan
No. Pernyataan
S Sr
Jr Ts
Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: S
: Selalu Sr
: Sering Jr
: Jarang Ts
: Tidak Sama Sekali
Lembar Observasi Dummy table
1. Kesulitan ketika mengunyah makanan
2. Adanya kesulitan menelan ketika makan
3. Adanya rasa sakit ketika menelan
4. Batuk tersedak ketika makan
5. Adanya perasaan mual ketika makan
6. Adanya rasa panas dalam perut
7. Mampu menghabiskan diet yang diberikan
8. Membutuhkan bantuan orang lain ketika makan
9. Mampu minum air putih tanpa adanya kesulitan ketika
menelan 10. Jenis makanan yang dikonsumsi lunak seperti bubur
Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
Pasien Hari
Pre Post
H1 H2
H3 H4 H5
H6 H7
Ny. R 17 16
16 16
15 Pindah
ke uro -
-
Tn. Y 19 19
18 18
17 16
14 -
Tn.A 17
17 16
16 Pasien
pindah ke
neuro -
- -
Ny. E 17 11
8 8
PBJ -
- -
Tn. D 17 17
17 -
- -
- -
Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Rata-rata kemampuan menelan pre
16.20 5
3.033 1.356
Rata-rata kemampuan menelan post
15.00 5
3.391 1.517
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig. Pair 1 Rata-rata kemampuan
menelan pre Rata-rata kemampuan menelan
post 5
.972 .006
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig. 2-
Universitas Sumatera Utara
Mean Std.
Deviati on
Std. Error
Mean 95
Confidence Interval of the
Difference tailed
Lower Upper Pair 1 Rata-rata
kemampuan menelan pre –
Rata-rata kemampuan
menelan post 1.200
.837 .374
.161 2.239 3.207
4 .033
LATIHAN MENELAN
Lampiran 4
Universitas Sumatera Utara
Nutrisi yang adekuat memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit dan seringkali terlupakan. Suatu keadaan yang menyebabkan
terganggunya pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh dapat menyebabkan tidak optimalnya proses metabolisme dan keseimbangan nutrisi tubuh sesuai dengan
kebutuhan. Cairan intravena standar umumnya tidak adekuat untuk mencegah masalah ini. Selain itu, kebutuhan tubuh akan energi dan bahan untuk perbaikan dan
pertumbuhan dapat menyebabkan pemecahan protein tubuh pada percepatan yang cepat.
Aktivitas mengunyah dan menelan terintegrasi pada tingkat batang otak melalui system batang otak kompleks yang melibatkan cabang-cabang motorik dan
sensorik saraf cranial multiple. Pada umumnya, ini adalah respon refleks terhadap adanya sesuatu dalam mulut dan faring. Pusat yang lebih tinggi pada korteks serebral,
serebelum, dan basal ganglia yang berpartisipasi dalam kecepatan dan kordinasi refleks ini. Namun ketika terdapat gangguan di area jalan makan yang disebebkan
oleh suatu jenis penyakit seperti nasopharyng carcinoma ca laring dan jenis penyakit lain yang menyerang jalan makan dapat mempengaruhi dan mengganggu respon
makan dan menelan. Ketidakadekuatan proses makan dan menelan dapat memberikan efek
perubahan yang signifikan terhadap nutrisi tubuh. Kebutuhan tubuh akan energi dan bahan untuk perbaikan dan pertumbuhan dapat menyebabkan pemecahan protein
tubuh pada percepatan yang cepat. Kondisi ini sangat mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Kompensasi yang tepat untuk megatasi hal ini adalah dengan
melatih pasien ntuk mampu menelan dengan kondisi yang sulit menelan. Stimulus ini dilakukan secara bertahap hingga pasien mampu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya. Karena bagaimanapun nutrisi harus tetap masuk ke dalam tubuh agar sistem metabolisme tubuh tidak terganggu dan mempertahankan serta menjaga
kondisi pasien agar kebutuhan tubuhnya tetap terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP ASUHAN KEPERAWATAN LATIHAN MENELAN
Universitas Sumatera Utara
A. Tujuan Tindakan
Umum
Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Khusus
Melatih klien untuk makan dan menelan hingga klien benar-benar mandiri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh.
Mencegah terjadinya penurunan nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. Membantu proses penyembuhan
B. Perlengkapan
1. Handuk ditaruh diatas tubuh
2. Makanan lunak seperti bubur
3. Air minum
4. Tempat makanan
5. Sendok
6. Menjaga ketenangan lingkungan yang nyaman
C. Prosedur tindakan
1. Membantu penderita duduk sampai 60
- 90 2.
Meletakkan bantal pada kepala 3.
Menaruh handuk pada leher 4.
Letakkan pasien pada posisi duduktegak selama dan setelah makan. 5.
Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibirdibawah dagu.
6. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak sakit terganggu.
Universitas Sumatera Utara
7. Sentuh bagian pipi paling dalam dengan spatel untuk mengetahui adanya
kelemahan lidah 8.
Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang. 9.
Mulai dengan memberikan makanan per oral setengah cair, makanan lunak ketika pasien dapat menelan air.
10. Bantu pasien untuk memilih makanan yang kecil atau tidak perlu mengunyah
dan mudah ditelan. 11.
Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan 12.
Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan.
Dengan perintah sbb : “ Buka mulut anda, rasakan, gunakan lidah anda untuk menarik makanan keatas
masuk, telan perlahan-lahan, tidak usah dipaksakan kita coba pelan-pelan semampu anda”
Sewaktu memberikan makanan harus secara perlahan, makanan yang tiap kali diberikan ke pasien harus kadar secukupnya atau dengan jumlah yang sedikit saja,
bagi pasien nasopharing carcinoma, ca laring dan penyakit jalan makan lainnya akan mengalami kesulitan ketika memasukkan makanan karena rasa sakit yang
ditimbulkan dari penyakitnya.Makanan harus dipastikan masuk dalam mulut, memastikan pasien telah mengunyah dan menelan kemudian di berikan kembali.
Setelah makan, bersihkan tenggorokan dan jaga dalam kondisi basah.
D. Cara melatih makan dan minum
1. Ciptakan suasana tenang dan rileks pada waktu makan
Universitas Sumatera Utara
2. Konsentrasikan pada latihan menelan, berikan makanan yang tidak perlu
dikunyah bubur dan letakkan pada bagian tengah belakang dari lidah 3.
Pada waktu menelan anjurkan pasien untuk memegang kerongkongannya untuk merasakan proses menelan
4. Berikan minum dengan menggunakan sendok, sedikit demi sedikit setelah
beberapa hari dengan cara ini tidak mengalami kesulitan gangguan maka latih minum dengan menggunakan sedotan.
5. Setelah pasien mampu menelan, lanjutkan dengan latihan mengunyah dan
menggigit 6.
Bila perlu gunakan peralatan makan khusus, misal sendok atau garpu yang sudah dimodifikasi
4. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN: