Mahasiswa Intitusi Keperawatan Standard Asuhan Keperawatan

1 Mengidentifikasi dan melakukan sistem manajemen pelayanan keperawatan di Ruang Rindu A5 RSUP H Adam Malik. 2 Melakukan asuhan keperawatan pada klien nasopharyng carcinoma NPC di Ruang Rindu A5 RSUP H Adam Malik.

C. Manfaat

Kegiatan PBLK ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Mahasiswa

Manfaat dari kegiatan PBLK ini bagi mahasiswa yaitu diharapkan mampu mencapai kompetensi utama perawat profesional yaitu mengelola manajemen asuhan keperawatan pada klien secara individu dan pengelolaan pelayanan keperawatan dengan menggunakan metode asuhan keperawatan pada ruang rawat secara profesional.

2. Intitusi Keperawatan

Manfaat bagi institusi keperawatan yaitu menghasilkan mahasiswa profesi keperawatan yang mampu memenuhi karakteristik esensial profesi keperawatan yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah yang ditumbuhkan secara langsung berhubungan dengan pasien dan dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien melalui tahapan proses keperawatan, memiliki sikap dan tingkah laku profesional yang Universitas Sumatera Utara dituntut dari seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kehidupan profesi dan mampu belajar aktif dan mandiri pada pengalaman praktik di lapangan

3. Lahan Praktek

Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan keperawatan pada lahan praktek. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar 1. Konsep Dasar Manajemen

Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat Gillies, 1994. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan SAK yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut. Muninjaya 1999, menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk Universitas Sumatera Utara mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial. Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2. Fungsi Manajemen

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning perencanaan, Organizing pengorganisasian, Staffing kepegawaian, Directing pengarahan, Controlling pengendalianevaluasi.

a. Planning Perencanaan

Fungsi planning perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, 1999 fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg 2000 mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya. Universitas Sumatera Utara Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. a Tujuan Perencanaan - Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan. - Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif. - Membantu dalam koping dengan situasi kritis. - Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya. - Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang. - Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah. - Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif. b Tahap dalam perencanaan : - Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif. - Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta. - Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah. - Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai. - Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program. - Menyusun Rencana Kerja Operasional RKO. c Jenis Perencanaan Universitas Sumatera Utara - Perencanaan Strategi Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan. - Perencanaan Operasional Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien. Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek. d Manfaat Perencanaan Universitas Sumatera Utara - Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan. - Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan. - Memudahkan kordinasi. - Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara jelas. - Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat. - Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami. - Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti. - Menghemat waktu dan dana. e Keuntungan Perencanaan - Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif. - Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai. - Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi keperawatan. - Memodifikasi gaya manajemen. - Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. f Kelemahan Perencanaan - Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang. - Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak. - Perencanaan mempunyai hambatan psikologis. - Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Universitas Sumatera Utara - Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil.

b. Organizing Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan Muninjaya, 1999. Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya. a Manfaat Pengorganisasian Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui : - Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. - Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya. - Pendelegasian wewenang. - Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik. b Langkah-langkah Pengorganisasian - Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi perencanaan. Universitas Sumatera Utara - Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan. - Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis. - Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. - Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas. - Mendelegasikan wewenang.

c. Staffing Kepegawaian

Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu Swanburg, 2000. Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan SIMK. SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan. Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana Universitas Sumatera Utara pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan tenagapasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka. Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana. Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat Universitas Sumatera Utara distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.

d. Directing Pengarahan

Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg 2000, kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner dalam Swanburg 2000, menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu pimpinan kelompok membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan memotivasi staffnya agar mereka mampu melaksanakan tugas- tugas pokok organisasi. Menurut Lewin dalam Swanburg 2000, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu : Universitas Sumatera Utara - Autokratik Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif. - Demokratis Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. - Laissez faire Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi. Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

e. Controlling Pengawasan

Fungsi pengawasan atau pengendalian controlling merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya.Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah Universitas Sumatera Utara terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkandisepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki Swanburg , 2000 Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan Gillies, 1998. Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan Gillies, 1998. Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut : - Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja. - Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. - Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program. Universitas Sumatera Utara - Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja. - Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik. - Harus menunjukkan sifat dari aktivitas. - Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera. - Harus memandang ke depan. - Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis. - Harus objektif. - Harus fleksibel. - Harus menunjukkan pola organisasi. - Harus ekonomis. - Harus mudah dimengerti. - Harus menunjukkan tindakan perbaikkan. Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah: - Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya Universitas Sumatera Utara mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan. - Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan. Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat : - Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja. - Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. - Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar. - Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.

2. Standard Asuhan Keperawatan

Standard merupakan suatu tingkat keungulan yang ditentukan sebelumnya yang bertindak sebagai petunjuk untuk praktik. Standard memiliki karakteristik pembeda, ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-orang yang terpengaruh olehnya. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggungjawabnya. Sumber-sumber standar keperawatan berupa standar yang Universitas Sumatera Utara dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI, Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres, Peraturan Pemerintah. Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis standar profesi keperawatan meliputi: standard pelayanan keperawatan, standard praktik keperawatan, standard pendidikan keperawatan, dan standard pendidikan keperawatan berkelanjutan. Selain standard tersebut, perawat yang bekerja di rumah sakitharus melaksanakan standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di rumah sakit, yang meliputi: Standard 1: Falsafah keperawatan Standard 2: Tujuan Asuhan Keperawatan Standard 3: Pengkajian Keperawatan Standard 4 : Diagnosa Keperawatan Standard 5 : Perencanaan Keperawatan Standard 6: Intervensi Keperawatan Standard 7 :Evaluasi Keperawatan Standard 8: Catatan Asuhan Keperawatan Universitas Sumatera Utara Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat dikembangkan untuk evaluasi keseluruhan perawatan pasien. Standard membentuk kriteria kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif, unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui tentang perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat dijadikan dasar. Manajer perawat mengembangkan kerja sama dengan perawat- perawat klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses asuhan keperawatan. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI 2004 yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : 1 Pengkajian, 2 Diagnosa keperawatan, 3 Perencanaan, 4 Implementasi, 5 Evaluasi. Standard I : Pengkajian keperawatan Pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan dicatat. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengkajian meliputi : - Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang. - Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. - Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi. - Status kesehatan pasien masa lalu. - Status kesehatan pasien saat ini. - Status biologis-psikologis-sosial-spritual. - Respon terhadap terapi. - Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal. Standard II : Diagnosa keperawatan Adapun kriteria proses : - Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan. - Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah P, penyebab E, dan tandagejala S, atau terdiri dari masalah dan penyebab P, E. - Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan. - Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru. Standard III : Perencanaan keperawatan Universitas Sumatera Utara Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteria proses, meliputi : - Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan. - Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan. - Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. - Mendokumentasikan rencana keperawatan. Standard IV : Implementasi Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses Asuhan Keperawatan. Kriteria proses, meliputi : - Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. - Kolaborasi dengan tim kesehatan lain. - Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien. - Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan. - Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon pasien. Universitas Sumatera Utara Standard V : Evaluasi keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya adalah: - Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus. - Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah pencapaian tujuan. - Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat. - Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan keperawatan. - Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan. Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan diharapkan akan menjadi lebih terarah.

3. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

9 89 255

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal :Konstipasi di Ruang Rindu B3 Bedah Orthopaedi RSUP HAM Medan

8 92 131

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan.

10 61 69

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

4 4 63

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Batu Ginjal (Urolithiasis) di Ruangan Rindu B2 B RSUP Haji Adam Malik Medan

3 4 61

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

1 1 54

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar 1. Konsep Dasar Manajemen - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Med

0 0 76

LAPORANPBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan: Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Pengalaman Belajar Lapan

0 0 12