6. Evaluasi
a. Penyelesaian Masalah Manajemen Ruangan
a Sosialisasi kepada perawat ruangan Rindu A 5 dalam hal tata cara
pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdapat di ruang rawat Rindu A 5.
Setelah dilakukan sosialisasi kepada perawat ruangan Rindu A 5 mengenai tata cara pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdapat di
ruang rawat Rindu A 5 perawat ruanganan Rindu A 5 mengatakan mengerti tata cara pengisian format pengkajian tersebut. Pada saat sosialisasi
dilakukan terdapat 9 perawat yang hadir, dan 85 dari mereka mengatakan mengerti mengenai tata cara pengisian format asuhan keperawatan yang
terdapat di ruangan tersebut. Ketika praktikan memberikan pertanyaan terkait dengan penjelasan yang telah diberikan, perawat ruangan mampu
untuk memberikan jawaban ataupun umpan balik yeng tepat sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh praktikan sebelumnya yaitu mengenai format
pengkajian asuhan keperatawatan yang terdapat di ruang rawat Rindu A 5. b
SOP latihan menelan Standart Operasional Prosedur
mengenai manajemen asuhan keperawatan latihan menelan telah praktikan buat dan terlampir pada lampiran 4. Standart
Operasional Prosedur tersebut berisi mengenai tata cara penerapan manajemen asuhan keperawatan latihan menelan yang dapat digunakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai pedoman untuk menangani masalah pasien di ruang Rindu A 5 yang mengalami masalah gangguan menelan.
c Penerapan manajemen asuhan keperawatan latihan menelan pada pasien
dengan masalah gangguan menelan kemudian mengkaji keefektifan latihan menelan tersebut dan mensosialisasikan protap latihan menelan pada
perawat ruangan.
Dari hasil implementasi manajemen asuhan keperawatan latihan menelan yang diberikan kepada 5 orang pasien diperoleh hasil yaitu sebagai
berikut:
Latihan menelan dilakukan pada 5 pasien di ruang Rindu A 5 yaitu Ny.R, Tn.Y, Tn. A, Ny. E, Tn. D. Latihan menelan dilakukan sejak tanggal 26 –
30 Juni 2012 yang bertujuan untuk membantu pasien dalam memaksimalkan kemampuan menelannya sehingga kebutuhan nutrisi tubuh pasien tidak
mengalami gangguan yang signifikan. Dari hasil yang diperoleh terkait dengan kemampuan menelan praktikan dapat mengetahui keefektifan dari
latihan ini melalui asuhan keperawatan latihan menelan yang dilakukan secara teratur dan terkontrol.
Untuk mengetahui perbedaan nilai kemampuan menelan sebelum dan sesudah pemberian manajemen asuhan keperawatan latihan menelan,
praktikan menggunakan komputerisasi dengan software analisis statistik. Berdasarkan hasil analisis yang ditemukan pada 5 pasien kelolaan yang
Universitas Sumatera Utara
tersebut diatas setiap harinya lampiran 2 dan lampiran 3 melalui instrument kemampuan menelan yang telah praktikan buat sebelumnya
lampiran 1 menunjukkan bahwa nilai kemampuan menelan pasien dengan masalah menelan sebelum pemberian manajemen asuhan keperawatan
latihan menelan adalah 16,20 dengan SD=3,033, sedangkan setelah pemberian manajemen asuhan keperawatan latihan menelan adalah 15,00
dengan SD=3,391.
Hal ini menunjukan adanya penurunan nilai ketidakmampuan menelan pada pasien kelolaan yang mengalami masalah gangguan menelan setelah
dilakukan pemberian manajemen asuhan keperawatan latihan menelan. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Rata-Rata Intensitas Nyeri Mean
Standar Deviasi SD
Sebelum intervensi 16,20
3,033 Sesudah intervensi
15,00 3,391
Tabel 4. Perbedaan Kemampuan MenelanPasiendengan masalah gangguan
menelan Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi Manajemen Latihan
Untuk mengetahui perbedaan gangguan menelan yang dialami pasien sebelum dan sesudah pemberian intervensi manajemen asuhan keperawatan
latihan menelan pre-post, peneliti menggunakan analisis statistik paired t- test
lampiran 3. Hasil analisis diperoleh nilai p=0.033 p ≤0,05 yang
menunjukan adanya perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah
Universitas Sumatera Utara
intervensi, dengan tingkat kepercayaan 95 didapatkan nilai t=3,207 t1,96 yang berarti bahwa perbedaan tersebut dapat diterima dengan nilai
perbedaan rata-rata mean sebesar 0,374 SD=0,837, dimana wilayah perbedaan tersebut berada pada rentang 0,161-2,239. Hal ini dapat terlihat
pada tabel berikut:
Variabel p
T Mean
SD Interval
Kepercayaan 95
Lower Upper
Kemampuan menelan pre
dan post pemberian intervensi
0.033 3,207
0,374 0,837
0,161 2,239
Tabel 5.
Hasil Uji Paired T-Test untuk Perbedaan Kemampuan Menelan Pasien Sebelum dan Sesudah Pemberian Intervensi Manajemen Asuhan
Keperawatan Latihan Menelan
d Membuat format standart asuhan keperawatan discharge planning khusus
untuk pasien NPC Format discharge planning lampiran 5 telah terganbung dalam
standart asuhan keperawatan. Discharge planning berisi mengenai pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien dan keluarga klien terkait
dengan masalah NPC yang klien alami, tindakan asuhan keperawatan yang diterapakan kepada klien, persiapan pulang dan persiapan keluarga dalam
hal pemberian perawatan kepada klien ketika klien telah berada di rumah. Discharge planning untuk masalah NPC telah praktikan terapkan kepada
Universitas Sumatera Utara
pasien kelolaan dengan diagnose NPC. Praktikan memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga klien terkait dengan masalah kesehatan
yang klien alami. Dari tindakan pendidikan kesehatan yang telah praktikan berikan kepada pasien dan keluarga pasien diperoleh hasil bahwa pasien
terutama keluarga pasien dapat lebih mengerti masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Keluarga pasien juga mengatakan akan memberikan
perawatan yang tepat kepada klien ketika klien berada di rumah.
b. Penyelesaian Masalah Manajemen Pelayanan pada Kasus Nasopharing
Carcinoma NPC
a Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan dengan kasus
NPC sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemukan dari hasil pengkajian terhadap pasien tersebut.
Praktikan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dimulai dengan pengkajian. Dari data pengkajian, praktikan menemukan 4 diganosa
keperawatan terkait dengan kondisi pasien saat itu yaitu gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, hambatan mobilitas fisik, defisit perawatan
diri: toileting, dan nyeri. Setelah menemukan diagnose keparawatan sesuai dengan keadaan pasien saat itu, praktikan membuat intervensi berdasarkan
asuhan keperawatan NIC NOC. Kemudian praktikan menjalankan implementasi berdasarkan intervensi yang telah dibuat pada tanggal 26-30
Juni 2012. Dalam proses implementasi praktikan memberikan pendidikan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan lampiran 6,7 dan 8 terkait dengan masalah dan diagnose keperawatan yang klien alami. Secara terperinci, masalah pasien mulai
dari pengkajian hingga evaluasi telah praktikan buat di BAB III yaitu Bab Pengelolaan Asuhan Keperawatan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil implementasi yang telah praktikan lakukan, masalah gangguan menelan yang dialami oleh pasien di ruang rindu A 5 tidak dapat di
kesampingkan begitu saja. Tingkat keberhasilan untuk proses kesembuhan pasien juga dipengaruhi oleh kemampuan pasien dalam pemenuhan nutrisi sesuai
dengan kebutuhan tubuh pasien itu sendiri. Menurut Arima 2009, karsinoma nasofaring adalah tumor yang berasal dari sel-sel epitel yang menutupi permukaan
nasofaring sehingga ketika sel-sel epitel tersebut terus berkembang dan menutupi permukaan nasofaring secara langsung akan menghambat jalur dalam nasofaring.
Efek yang pertama kali dirasakan oleh pasien dengan karsinoma nasofaring adalah mengalami gangguan menelan. Tekanan dari sel-sel tumor pada bagian nasofaring
akan menyebabkan rasa sakit ketika terjadi proses menelan. Jika pasien dengan masalah gangguan menelan tidak mendapat perhatian
khusus untuk menangani masalah gangguan menelan tersebut, secara langsung dapat memberikan efek terhadap tingkat kesembuhan pasien, karena nutrisi yang
dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi sehingga akan menimbulkan gangguan nutrisi pada pasien tersebut. Sebab nutrisi sangat memegang peranan yang penting
Universitas Sumatera Utara