istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Hal demikian ada klanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan bahasa verbal.
Maka dalam berkomunikasi diperlukan sejumlah pengetahuan yang memadai seputar siapa publik yang dituju dan bagaimana cara sebaik-baiknya
berkomunikasi dengan mereka. Semakin baik dan lengkap pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut maka akan semakin mudah untuk menciptakan bahasa
yang komunikatif Hadi dalm Tinaburko, 2003:32-33.
2.1.5 Representasi
Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari ”representing”. Ia juga produk dari proses sosial
”respresenting”. Representasi merujuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-
konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Jadi, pandangan-pandangan hidup kita tentang perempuan, anak-anak, atau laki-laki
misalnya, akan mudah terlihat dari cara kita memberi hadiah ulang tahun kepada teman-teman kita yang laiki-laki, perempuan dan anak-anak. Begitu juga dengan
pandangan-pandangan hidup kita terhadap cinta, perang, dan lain-lain akan tampak dari hal –hal yang praktis juga. Representasi adalah konsep yang
digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, kartun, dan sebagainya. Secara
ringkas, representasi adalah produki makna melalui bahasa.
Menurut Stuart Hall 1997, representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat
luas, kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut ’pengalaman berbagi”. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama
jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam bahasa yang sama, dan
salaing berbagi konsep yang sama. Bahasa adalah medium yang menjadi perantara kita dalam memaknai
sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan semua ini karena ia beroprasi sebagai sistem representasi. Lewat bahasa simbol-simbol
dan tanda tertulis, lisan, atau gambar kita sesuatu hal yang sangat tergantung dari cara kita ”mempresentasikannya” Dengan mengamati kata-kata yang kita gunakan
dan imej-imej yang kita gunakan dalam mempresentasikan sesuatu bisa terlihat jelas nilai-nilai yang kita berikan pada sesuatu tersebut.
2.1.6 Relasi Politik Dengan Hukum
Hukum dibuat dengan mempertimbangkan adanya kepentingan untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan. Ciri-ciri hukum mengandung perintah dan
larangan, menurut kepatuhan dan adanya sangsi, hukum yang berjalan akan menciptakan ketertiban dan keadilan di masyarakat. Sebagai salah satu kaidah
yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa negara, hukum adalah sebuah produk dari kegiatan politik, yang dapat terbaca dari konteks dan kepentingan
yang melahirkan hukum itu dan bgaimana hukum tersebut dijalankan, kaidah
hukum dibuat untuk memberikan sangsi secara langsung yang didasarkan pada tindakan nyata atas apa yang disepakati sebagai bentuk-bentuk pelanggaran
berdasarkan keputusan politik. Dengan dasar di atas, maka dapat disimpukan keadilan akan dapat
terwujud apabila aktifitas politik yang melahirkan produk-produk hukum memang berpihak pada nilai-nilai keadilan itu sendiri. Terlepas dari proses kerjanya
lembaga-lembaga hukum harus bekerja keras secara independent untuk dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum, dasar dari pembentukan hukum
itu sendiri yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik juga harus mengandung prinsip-prinsip membangun supremasi hukum berkeadilan.
2.1.7 Font