Jadi surat kabar merupakan media cetak yang menyajikan beragam informasi aktual kepada masyarakat luas. Oleh karena itu informasi yang disajikan haruslah
obyektif dan mencerminkan keragaman masyarakatnya.
2.2.1 Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik Journalistic secara harfiah artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasar “Journal” berarti laporan atau catatan yang berasal dari
bahasa Yunani “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan atau juga dapat disebut sebagai laporan. Sedangkan Jurnalistik sendiri berarti kegiatan
mengumpulkan berita, mengolahnya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak. Bahan berita itu bisa berupa kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang diucapkan
oleh seseorang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Setiap kejadian dan pernyataan yang memiliki daya tarik bagi khalayak dapat dijadikan berita untuk
disebarluaskan ke tengah masyarakat Tebba,2005:9. Dalam kamus, Jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat
kabar, majalah atau lainnya Assegaf, 1983:9. Dalam Leksikon komunikasi dirumuskan, Jurnalistik adalah pekerjaan
mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarluaskan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi
Kridalaksana, 1997:44.
2.2.2 Elemen-elemen dalam Jurnalistik
Bill Kovach dan Tom Rosensitel Elements Of Journalism : What News People Should Know And The Public Should Expect
Santana K, 2005:6 merumuskan
sembilan elemen Jurnalisme. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bisa dipercaya oleh masyarakat. “ The Purpose of journalism is to provide people with
the information they need to be free and self-governing ”Kovach dan Rosensitel.
Kebajikan utama Jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen
jurnalisme: a. Menyampaikan Kebenaran, Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran
fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat, bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran fungsional berarti kebenaran
yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai, misalnya : harga-harga pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau hasil pertandingan olah raga. Pada intinya, kebenaran
dalam jurnalisme bukan kebenaran yang bersifat religius, ideologis ataupun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasarkan pandangan seseorang. Sebab,
pemberitaan seorang wartawan bisa memiliki bias. Latar belakang sosial, pendidikan, kewarganegaraan, kelompok etnik, atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi
laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “ kebenaran” sebuah fakta secara berbeda-beda satu sama lainnya.
b. Memiliki Loyalitas kepada masyarakat. Ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur, mengulas liputan tempat rekreasi yang
tidak dipengaruhi oleh pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan
disampaikan juga tidak dibayang-bayangi kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnalis bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan
dan profesionalisme yang telah diakui publik.
c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi. Ini berarti kegiatan menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak narasumber dan
mengungkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni. Hiburan tertuju pada hal-hal yang menyenangkan
semata. Propaganda mengkerangka fakta persuasi dan manipulasi demi kepentingan tertentu. Fiksi memfokuskan kesan personalitas pengarang. Jurnalisme ialah
melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin. d. Memiliki kemandirian apa yang dianutnya. Ini berarti tidak menjadi konsultan
diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada berbagai pihak melalui dedikasi
terhadap akurasi, verifikasi, dan kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip
kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap Jurnalisme.
e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan. Elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia dengan berita-
berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga bukan memerankan watchdog
dengan tujuan melaporkan kritik dan kesepakatan publik. Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik.
Juga bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu yang sensasional dari pada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan watchdog
untuk kepentingan bisnis media. f. Menjadi jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan publik. Elemen ini
merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik.
Ketika sebuah berita dilaporkan, media ini berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang analisis untuk
menyediakan membahas peristiwa tersebut melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Ditambah pula, ruang opini dan editorial untuk mengevaluasi
segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh redaksi media ataupun artikel komentar atau surat pembacayang berisikan opini
pribadi dari masyarakat sendiri. g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada
publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasyikkan dan menyentuh sensasi masyarakat. Ditambah pula
yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media harus mampu menggabungkan kemampuan
mendongeng dengan memberi informasi kepada masyarakat. Cara mendongeng dalam jurnalistik memiliki tujuan, tujuan utamanya memberikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat informasi yang benar-benar
dibutuhkan masyarakat pada saai itu agar dapat mengembangkan kehidupan dalam bermasyarakat dengan baik. Setelah itu, ialah melaporkan menjadi materi informasi
yang bermakna, relevan dan menarik untuk diikuti. h. Jurnalisme memiliki kewajiban membuat berita secara komprehensif dan
proporsional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan proposionalitas pemberitaan yang dikerjakan media, dalam elemen ini mengingatkan
media agar tidak berlebih-lebihan dalam meliput sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis. Berlebihan hanya untuk tujuan menaikkan rating, oplah atau iklan,
apalagi melaporkan dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan ulang atau
wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca.
i. Memberikan keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini terkait dengan sistem dan menejemen media yang memiliki keterbukaan. Keterbukaan ini
berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan bertanggung jawab kepada
masyarakat. Media harus memberi ruang bagi wartawan untuk merasa bebas berpikir dan berpendapat.
2.2.3 Pengertian Pers