Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang permasalahan merupakan penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian mencakup manfaat penelitian untuk siswa, guru dan peneliti. Definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai kata kunci dalam penelitian.

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Setiap individu yang dilahirkan ke dalam dunia ini memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut berupa bentuk fisik, gaya berkomunikasi, gaya menyelesaikan permasalahan, gaya belajar dan lain sebagainya. Salah satu keunikan individu, dalam hal ini siswa adalah keunikan gaya belajar. Gaya belajar digambarkan sebagai proses siswa dapat menerima sebuah informasi dengan cara yang efektif Chatib, 2010: 100. Identifikasi terhadap gaya belajar siswa ini penting untuk meningkatkan kinerja, prestasi dan menambah pengalaman belajar siswa Rose Nicholl, 2011: 131-132. Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder dalam Rose Nicholl, 2011: 130-131, mengidentifikasi tiga gaya belajar siswa yang berbeda yakni visual, auditori dan kinestetis. Siswa dengan gaya belajar visual lebih banyak memanfaatkan indera penglihatannya ketika belajar sehingga lebih senang belajar dengan melihat sesuatu seperti gambar, dan grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera pendengarannya ketika belajar sehingga lebih senang belajar dengan mendengarkan 1 sesuatu seperti lagu, dan ceramah. Siswa dengan gaya belajar kinestetis lebih senang belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Sebenarnya ketiga gaya belajar tersebut dapat dipergunakan oleh setiap siswa dalam belajar, namun siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan dengan gaya belajar yang lainnya Rose Nicholl, 2011: 131. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner 1993 mengungkapkan bahwa gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah telah mengembangkan pola pembelajaran berbasis kecerdasan ganda. Pembelajaran di sekolah berbasis kecerdasan ganda disesuaikan dengan hasil analisis kecerdasan yang dimiliki siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal Chatib, 2010: 9. Hal ini sesuai dengan metode pendidikan yang cocok untuk pendidikan Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni siswa secara mandiri melakukan eksplorasi diri dan berekspresi tetapi tetap mendapat pendampingan oleh guru Samho, 2013: 77. Eksplorasi diri siswa dapat berupa pemilihan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan siswa, dan bentuk pendampingan dari guru adalah penyesuaian pembelajaran di kelas dengan gaya belajar siswa. Penerapan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar di Indonesia menemui banyak hambatan, salah satunya kemampuan guru yang rendah dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik Chatib, 2010: 86. Guru yang berkualitas seharusnya memahami potensi dan perkembangan setiap siswa sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dengan mempertimbangkan potensi setiap siswa yang berbeda-beda agar setiap siswa dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 mengeksplorasi dirinya Samho, 2013: 77; Sutirna, 2013: 41. Perencanaan pembelajaran yang kurang mempertimbangkan potensi siswa yang berbeda-beda tidak dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa, padahal pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa membuat siswa lebih cepat dan mudah menyerap informasi yang diberikan Chatib, 2010: 100; Rose Nicholl, 2011: 132. Banyak siswa tidak mampu mencerna materi yang diberikan guru karena oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa Chatib, 2010: 100. Gaya belajar siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan metode pembelajaran yang berkaitan dengan musik. Memasukkan unsur musik dalam pembelajaran telah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan mewariskan pembelajaran adat melalui lagu berima Egan, 2009: 25. Sejak dahulu, siswa SD telah mempelajari arah mata angin dengan melagukan rima “Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut ”. Tidak ada seorangpun yang tau pasti siapa yang memulai metode lagu berima tersebut, tapi metode ini telah berkembang sebagai proses belajar sambil bernyanyi dan bergerak yang juga dikenal sebagai metode gerak dan lagu. Brain Based Learning menyatakan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan musik, salah satunya metode gerak dan lagu dapat meningkatkan daya ingat siswa Jensen, 2005. Hal ini mengacu pada musik yang mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa Rose Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005. Apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Hal ini yang menjelaskan mengapa pembelajaran dengan musik cocok untuk semua siswa walaupun gaya belajar mereka berbeda-beda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Memori dan daya ingat siswa berhubungan dengan taksonomi Bloom tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami. Secara ringkas, Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif menjadi enam tingkat proses kognitif Supratiknya, 2014: 94. Mengingat dan memahami adalah proses kognitif pertama dan kedua dari tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa dikatakan dapat mengingat materi ketika siswa dapat memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan di memori jangka panjangnya Anderson Krathwohl, 2010: 99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115. Siswa dikatakan memahami ketika mampu mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar Wong, 2014: 339; Kuswana, 2012: 115; Anderson Krathwohl, 2010: 100. Kemampuan mengingat dan memahami berperan besar dalam materi pelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam khususnya di Sekolah Dasar. Materi IPA di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari BNSP, 2006. Hal ini menuntut siswa untuk banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya. Materi daur hidup hewan merupakan salah satu contohnya. Di Sekolah Dasar, siswa mengenal hewan dan tumbuhan serta perkembangannya sebagai sesuatu hal yang baru sehingga mereka perlu mengingat dan memahami banyak istilah baru selama pembelajaran. Menurut teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Piaget dalam Santrock, 2012: 329, siswa masih sulit menerima hal abstrak termasuk istilah-istilah baru. Seperti yang disebutkan di atas, siswa tentu akan lebih mudah mempelajari istilah- istilah tersebut sesuai dengan gaya belajar siswa masing-masing. Metode gerak dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran menggunakan musik diharapkan dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa sehingga dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pembelajaran IPA khususnya daur hidup hewan yang banyak berisi istilah-istilah baru. Governor 2011, meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di enam sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika Serikat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana respon dan pengalaman siswa serta guru selama pembelajaran menggunakan lagu yang berisi materi IPA. Penelitian dilakukan mulai awal September tahun 2010 hingga awal Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA. Selanjutnya Governor 2011 menyarankan agar penelitian lebih lanjut mengeksplorasi penggunaan lagu dalam pembelajaran dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode campuran. Penelitan selanjutnya harus dapat membuktikan apakah ada perbedaan hasil belajar yang dapat diukur ketika siswa menggunakan lagu saat belajar. Penelitian ini dilaksanakan berangkat dari saran penelitian Governor tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu Quasi Experimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 20162017. Materi pelajaran IPA yang dipilih adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 materi daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Kemampuan mengingat diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sejumlah 20 soal pilihan ganda. Kemampuan memahami diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sebanyak 3 soal esai. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok membuat lirik lagu dan gerakan yang menjadi inti dari metode pembelajaran ini dan guru hanya berperan sebagai fasilitator siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

0 0 159

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 210

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

0 0 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

1 8 168

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 144