8
BAB II LANDASAN TEORI
Bab  II  merupakan  landasan  teori  yang  berisi  kajian  pustaka,  penelitian- penelitian  yang  mendukung,  kerangka  berpikir,  dan  hipotesis.  Kajian  pustaka
membahas  teori-teori  yang  mendukung  dalam  pelaksanaan  penelitian  dan  hasil penelitian  sebelumnya  yang  berisi  pengalaman  penelitian  yang  pernah  ada  dan
dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget  adalah  psikolog  perkembangan  berkebangsaan  Swiss  yang mengemukakan bahwa usaha siswa secara kognitif untuk membagun pemahaman
melibatkan dua proses yaitu adaptasi dan organisasi Santrock, 2012: 27. Seperti halnya  struktur  tubuh  beradaptasi  agar  cocok  dengan  lingkungan,  demikian  pula
struktur pikiran berkembang agar lebih serasi dengan dunia luar Berk, 2012: 24. Penyesuaian  diri  terhadap  tuntutan  baru  dari  lingkungan  juga  perlu  didukung
dengan  pengorganisasian  berbagai  pengamatan  dan  pengalaman  yang  dialami  di dunia nyata Santrock, 2012: 27.
Piaget  dalam  Berk,  2012:  24  melalui  teori  perkembangan  kognitifnya mengungkapkan  bahwa  pembelajaran  siswa  tidak  sepenuhnya  bergantung  pada
stimulus  yang  diberikan  oleh  orang  dewasa.  Menurut  Piaget,  siswa  aktif membangun  pemahaman  mereka  saat  mereka  bereksplorasi  melalui  4  tahap
9 perkembangan  kognitif  yang  berkaitan  dengan  rentang  usia  siswa  dan  masing-
masing memiliki cara berpikir yang berbeda Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 27. Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini Berk, 2012:
24; Santrock, 2012: 28: 1.  Tahap sensorimotor
Perkembangan kognitif siswa dimulai pada tahap sensori motorik saat bayi usia 2  tahun  menggunakan  indera  dan  gerak  untuk  mengeksplorasi  dunia.  Dalam
tahap ini bayi mengordinasikan pengalaman inderanya, contohnya melihat dan mendengar, dengan tindakan fisik.
2.  Tahap praoperasional Tahap ini berlangsung mulai usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap kedua ini, pola
tindakan  akan  berkembang  menjadi  pemikiran  simbolis  tetapi  belum  logis. Melalui  kata-kata  dan  gambar,  mereka  mencoba  melukiskan  dunia  dari
pandangan  mereka,  tetapi  mereka  belum  mampu  melakukan  tindakan  secara mental seperti yang mereka lakukan secara fisik.
3.  Tahap operasional konkret Pada tahap ini, pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun, telah
berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang spesifik dan konkret. Siswa belum dapat membayangkan hal-hal abstrak seperti
rumus maupun istilah baru  karena hal  tersebut  tidak dapat  mereka lihat  atau alami secara langsung.
4.  Tahap operasional formal Tahap terakhir ini berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun lalu selanjutnya
terus berkembang sampai masa dewasa. Siswa telah melampaui pengalaman- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 pengalaman  pemikiran  yang  lebih  abstrak.  Pekerjaan  dilakukan  secara  lebih
sistematis dengan mengembangkan pemikiran mengenai mengapa sesuatu hal dapat terjadi kemudian mencari kebenarannya.
Siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun masuk ke dalam tahap operasional konkret Santrock, 2012: 329. Pada tahap operasional
konkret,  pemahaman siswa masih terbatas pada  hal-hal  konkret  Santrock, 2012: 330 oleh karena itu siswa sulit menerima istilah-istilah baru yang mereka pelajari
dalam pelajaran IPA. Siswa membutuhkan media atau metode yang dapat membuat istilah yang ada menjadi lebih konkret sehingga lebih mudah diingat dan dipahami.
Metode  gerak  dan  lagu  adalah  salah  satu  metode  yang  dapat  membantu  siswa memahami pelajaran IPA karena membuat pembelajaran menjadi lebih konkret.
2.1.2 Kemampuan mengingat