Prinsip metode spektroskopi serapan atom

dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Kelemahan penggunaan etanol sebagai penyari adalah harga yang mahal Anonim, 1986. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar Anonim, 2000b. Maserasi merupakan cara penyarian dengan merendam serbuk dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena perbedaan konsentrasi larutan zat aktif di dalam dan di luar sel maka larutan terpekat terdesak keluar. Maserasi digunakan untuk penyarian yang zat aktifnya mudah larut dalam cairan penyari dan simplisia yang zat aktifnya akan rusak pada suhu tinggi karena metode ini tidak menggunakan pemanasan. Cairan penyari dapat berupa air, etanol, campuran air dan etanol, atau pelarut lain Anonim, 1986. Keuntungan metode maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana serta mudah dilakukan. Pengerjaannya lama dan penyarian yang kurang sempurna menjadi kelemahan metode ini Anonim, 1986.

G. Spektroskopi Serapan Atom SSA

1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom

Prinsip metode spektroskopi serapan atom SSA adalah penyerapan cahaya oleh atom pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya. Timbal menyerap cahaya pada panjang gelombang 283 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik atom. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan penyerapan energi, energi yang diperoleh lebih banyak, sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. SSA memiliki sensitifitas tinggi dalam menganalisis unsur, terutama logam, termasuk timbal. Setiap radiasi yang mengenai bahan mempunyai intensitas tertentu, setelah melewati bahan, intensitas radiasi tersebut berkurang. Pengurangan ini karena sebagian dari radiasi tersebut diserap dan dipantulkan, dan dituliskan: I I I I r t a o + + = 5 I o adalah intensitas radiasi sebelum melewati bahan Wm 2 , I t adalah intensitas radiasi sesudah melewati bahan Wm 2 , I a adalah intensitas radiasi yang diserap bahan Wm 2 , dan I r adalah intensitas radiasi yang dipantulkan bahan Wm 2 . Radiasi yang dipantulkan sangat kecil sehingga persamaannya menjadi: I I I a t o + = 6 Besarnya faktor transmisi adalah kemampuan bahan untuk meneruskan sebagian radiasi yang mengenainya, mengikuti persamaan: Io It T = 7 T merupakan faktor transmisi, sehingga besarnya serapan A adalah T A log − = 8 T A 1 log = 9 It Io A log = 10 Khopkar, 1990 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Beberapa panjang gelombang unsur akan menghasilkan garis spektrum. Panjang gelombang yang menghasilkan garis spektrum tajam dengan intensitas maksimum dapat dipilih dan disebut garis resonansi. Panjang gelombang yang dipilih untuk menganalisis timbal adalah 283 nm Khopkar, 1990. Temperatur mempengaruhi proses atomisasi. Temperatur nyala harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga akan diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state. Besar pengaruh temperatur terhadap perbandingan jumlah atom pada keadaan eksitasi dan jumlah atom pada keadaan ground state dinyatakan dengan persamaan Boltzman 11.     − = KT E P P N N j o j o j exp 11 N j dan N o masing- masing adalah jumlah atom pada keadaan eksitasi dan jumlah atom pada keadaan ground state. K adalah tetapan Boltzman 1,38 x 10 -16 ergK. T adalah temperatur absolut Kelvin. E j adalah perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat ground state. P j dan P o adalah faktor statistik yang ditentukan oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing- masing tingkat kuantum. Keberhasilan analisis pada SSA tergantung pada proses atomisasi dan serapan oleh atom-atom bebas yang netral Khopkar, 1990.

2. Instrumentasi spektrometer serapan atom

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Pengaruh pemberian ekstrak etanol buah muda mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran histopatologi nekrosis sel hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi parasetamol

2 7 26

Uji efek hipoglikkemik ekstrak etanol gambir (uncaria gambir, roxb) pada tikus putih jantan dengan metode induksi aloksan dan toleransi glukosa

1 11 136

Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun dan umbi bakung putih (crinum asiaticum L) terhadap bekteri penyebab jerawat

2 51 103

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55

Pengaruh pemberian seduhan rosela (hibiscus sabdariffa) terhadap kadar kolesterol total darah tikus putih (rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 5 72