32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola satu arah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel utama 1 Variabel bebas dalam penelitian ini ialah
a Dosis Na
2
CaEDTA 189 mgkg BB tikus. b Dosis ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mgkg BB tikus.
2 Variabel tergantung dalam penelitian ini ialah kadar timbal darah tikus yang diukur setelah pemejanan timbal serta pemberian Na
2
CaEDTA dan ekstrak etanol umbi bawang putih.
b. Variabel pengacau 1 Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah
a Hewan uji yaitu menggunakan tikus putih betina sehat galur Wistar, usia 6 minggu, bobot 100-150 gram.
Hewan uji dipilih tikus betina galur Wistar yang sehat supaya kadar timbal yang terabsorpsi benar-benar terkendali dan tidak dipengaruhi
kondisi patologis. Hewan uji yang digunakan berusia 6 minggu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertimbangan organ-organnya sudah berfungsi sempurna sehingga absorpsi timbal dapat dikendalikan. Kondisi fisiologis hewan uji yaitu
bobot 100-150 gram dikendalikan. b Bobot dan jenis pakan yaitu pelet tipe BR2 10 ghariekor supaya kadar
timbal yang diabsorpsi hewan uji seragam dan tidak dikacaukan oleh faktor nutrisi.
c Air minum yaitu menggunakan aquadest yang diganti baru setiap hari sehingga timbal yang berasal dari air minum dan terabsorpsi hewan uji
jumlahnya sama. 2 Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah
a Perbedaan fungsi organ tiap hewan uji b Profil farmakokinetika timbal yang berbeda pada hewan uji
2. Definisi operasional
a. Senyawa toksik yang digunakan adalah timbal asetat dosis 0,5 gkg BB yang diberikan selama 30 hari.
b. Ekstrak etanol adalah ekstrak etanol umbi bawang putih Allium sativum L. hasil ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 45.
c. Uji daya antidot adalah uji potensi penawarracunan menggunakan antiracun Na
2
CaEDTA dosis 189 mgkg BB, setelah 2 jam dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mgkg BB untuk menurunkan kadar timbal
darah setelah pemberian timbal asetat selama 30 hari. d. Kadar timbal darah adalah kadar timbal dalam darah tikus, diukur
menggunakan metode spektroskopi serapan atom dalam satuan ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Bahan atau Materi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk umbi bawang putih Merapi Farma, tikus betina Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi
Universitas Sanata Dharma, timbal asetat Merck, aquadest, etanol 45 teknis, Na
2
CaEDTA Merck, natrium klorida teknis, asam nitrat 65 pro analisis, Merck, asam perklorat 37 pro analisis, Merck, larutan standar timbal 1000
ppm Merck, kertas alumunium, kertas saring.
D. Alat atau Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan adalah spektrometer serapan atom Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman, timbangan analitik Mettler Toledo PL303, AB204, GB
3002, heater Barnstead Thermolyne Cimarec
®
, hot plate Heidolph MR2002, alat maserasi Innova 2100 Plateform Shaker, oven Memmert, alat-alat gelas
Pyrex, pipet mikro 200-1000µl GILSON Z 64581D, yellowtip, pipa kapiler tanpa heparin, eppendorf, spuit injeksi oral dan intramuskular.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Umbi bawang putih Allium sativum L. yang akan digunakan diidentifikasi dan dideterminasi terlebih dahulu oleh determinator di Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Umbi bawang putih ini dipastikan juga kebenarannya menggunakan
acuan baku determinasi Anonim, 1995a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Preparasi bahan
a. Pengumpulan, pengeringan dan penyerbukan umbi bawang putih Pengumpulan, pengeringan dan pembuatan serbuk umbi bawang putih
dilakukan oleh petugas di Merapi Farma Kaliurang. Umbi bawang putih berasal dari daerah Brebes, Jawa Tengah yang dipanen pada bulan November
2007 dengan usia panen 6-7 bulan. Serbuk bawang putih disimpan pada suhu kamar 25ºC untuk mencegah
tumbuhnya kapang dan jamur, kontaminasi mikroba dan rusaknya za t aktif. Alliiin S-2-propenil- L-sistein sulfoksida akan terurai menghasilkan allicin
oleh enzim allinase. Allicin akan mengalami reaksi enzimatis menghasilkan minyak yang mengandung sulfur dialil disulfida dan alil alkohol.
NH
2
S COOH
O
allinase + H
2
O
S S
O S
S
2-Propenyl prope nethiosu lfinate [= Allic in]
S-2-Propen yl-L-cystei ne sulfoxide [= Alliin]
2-Propenyl pr ope nethiosu lfinate [= Alli cin]
Ga m ba r 1 5 . Rea k si enzim a t is perura ia n a lliin m enj a di a llicin Schm idt ,2 0 0 6
b. Pembuatan ekstrak etanol umbi bawang putih Umbi bawang putih dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak dengan metode
maserasi. Ekstrak etanol 20
b v
dibuat dengan memasukkan 20 gram serbuk umbi bawang putih ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 ml etanol
45, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang digojog Anonim, 1986. Selenium yang terikat dalam protein
akan terekstraksi lebih banyak karena penggunaan cairan penyari yang sifatnya polar. Penggojogan bertujuan untuk mempermudah proses penyarian
zat aktif dari bahan tanaman dan memperbesar kontak serbuk dengan cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyari sehingga cairan penyari akan membasahi serbuk secara merata. Penggojogan diperlukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir
serbuk simplisia sehingga derajat perbedaan konsentrasi yang sebesar- besarnya antara larutan di dalam sel dan larutan di luar sel tetap terjaga.
Setelah 5 hari, sari diserkai, ampas diperas untuk memisahkan sari dengan ampas dan zat lain yang tidak diinginkan. Ampas ditambah cairan
penyari secukupnya, diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 ml. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari
cahaya, selama 2 hari. Tujuannya untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut larut dalam cairan penyari. Proses ini dilakukan dalam
wadah yang tertutup untuk menghindari tumbuhnya bakteri dan jamur pada ekstrak. Pemekatan dilakukan dengan cara penguapan pada suhu 50°C hingga
diperoleh ekstrak kental Anonim, 1986. Tujuan pemekatan ekstrak adalah untuk menghilangkan cairan penyari serta mencegah tumbuhnya kapang,
jamur dan bakteri pada ekstrak. c. Pembuatan larutan timbal asetat
Serbuk timbal asetat PbCH
3
COO
2
.3H
2
O ditimbang lebih kurang 4,0 gram kemudian ditambah dengan aquadest mendidih 100ºC hingga
volumenya 100,0 ml Anonim, 1995b. Larutan yang diperoleh adalah larutan timbal asetat dengan konsentrasi 0,04 mgL.
d. Pembuatan larutan natrium kalsiumedetat Na
2
CaEDTA ditimbang lebih kurang 7,56 gram kemudian dilarutkan dengan larutan saline NaCl 0,9 0,1 N Lacy, Amstrong, Goldman, Lance,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2003 hingga 500 ml. Larutan yang diperoleh adalah larutan Na
2
CaEDTA dengan konsentrasi 0,01512 mgL. Larutan saline digunakan sebagai pelarut
karena sifatnya yang mirip dengan cairan fisiologis tubuh manusia. e. Pembuatan larutan ekstrak etanol umbi bawang putih
Ekstrak etanol umbi bawang putih ditimbang lebih kurang 0,8 g kemudian ditambah dengan aquadest hingga volumenya 50 ml. Larutan yang
diperoleh adalah larutan ekstrak etanol umbi bawang putih dengan konsentrasi 0,016 mgL.
3. Preparasi dan perlakuan hewan uji
a. Preparasi hewan uji. Hewan uji yang digunakan dibagi menjadi 4 kelompok, masing- masing
berjumlah 7 ekor. Sebelum diberi perlakuan, hewan uji diberi larutan timbal asetat 0,5 gkgBB oral selama 30 hari dan disebut kondisi praperlakuan.
Kelompok hewan uji dinyatakan sebagai berikut: Kelompok I
= kontrol negatif aquadest 0,5 gkgBB. Kelompok II = kontrol posit if timbal 0,5 gkgBB.
Kelompok III = kontrol Na
2
CaEDTA 189 mgkgBB selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan.
Kelompok IV = perlakuan Na
2
CaEDTA 189 mgkgBB, dilanjutkan dengan ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mgkgBB selama 10
hari setelah kondisi praperlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Perlakuan hewan uji. Pada kondisi praperlakuan, larutan timbal asetat 0,5 gkgBB
dipejankan secara oral Hariono, 2005 selama 30 hari dengan menganalogikan pejanan timbal yang kronis dan akumulatif pada manusia,
sedangkan kontrol negatif diberi aquadest 0,5 gkgBB. Setelah pemejanan timbal asetat selama 30 hari, kadar timbal dalam darah mencapai lebih dari 0,7
ppm Wahyunengsih et al, 2007, Hariono, 2005 dan membutuhkan terapi khelasi Anonim, 2005a. Na
2
CaEDTA 189 mgkgBB diberikan secara intramuskular selama 10 hari setelah kondisi praperlakuan yang merupakan
hasil konversi dari dosis manusia 30 mgkg BBhari lampiran 12. Ekstrak etanol umbi bawang putih 200 mgkgBB Senapati, 2001 diberikan 2 jam
setelah pemejanan Na
2
CaEDTA secara oral.
4. Preparasi sampel
Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam eppendrof. Sampel yang diperoleh ditimbang dan beratnya harus lebih dari 0,5
gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Sampel kemudian didestruksi
berdasarkan metode kimia basah wet chemical method dengan menambahkan HNO
3
p sebanyak 10 ml dan HClO
4
0,5 ml. Sampel dipanaskan dengan suhu 200°C hingga jernih, tidak berasap kuning untuk menguapkan pereaksi-pereaksi
tersebut, hingga volume yang tersisa 1-2 mL, kemudian didinginkan. Asap kuning adalah gas NO yang dihasilkan dari reaksi tersebut reaksi 12. Sampel hasil
destruksi disaring dengan kertas saring. Tujuan filtrasi hasil destruksi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghilangkan endapan yang terbentuk selama proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab kejernihan menjadi tanda bahwa
seluruh material organik sudah terdestruksi. Filtrat kemudian diencerkan dengan aquadest dan volumenya ditepatkan menjadi 10 ml supaya nilai serapannya dapat
terbaca oleh spektrometer serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm dan nilai serapan sampel tersebut berada pada rentang serapan seri larutan baku.
Pengukuran dilakukan pada hari ke-0, 15, 30, 35, dan 40 untuk mengetahui profil farmakokinetika timbal dalam darah sebelum dan setelah pemberian Na
2
CaEDTA dan ekstrak etanol umbi bawang putih.
5. Pengaturan spektrometer serapan atom
Spektrometer serapan atom untuk pengukuran kadar timbal diatur sebagai berikut:
Sumber cahaya : hollow cathode lamp timbal
Arus lampu : 7,5 mA
Panjang gelombang : 283,3 nm Oksidan
: udara 9,5 litermenit Bahan bakar
: asetilena 2,3 litermenit Tinggi tempat serap : 7,5 mm
6. Pembuatan kurva baku
a. Pembuatan larutan baku timbal Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian
ditambah dengan aquadest hingga 10 ml. Larutan yang diperoleh adalah larutan stok timbal dengan konsentrasi 100 ppm. Dari larutan ini, dibuat seri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Kurva baku mengandung timbal yang merupakan logam berat dan
diukur menggunakan spektrometer serapan atom. b. Pengukuran kurva baku timbal
Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku timbal pada panjang gelombang 283,3 nm menggunakan spektrometer
serapan atom Subramanian and Meranger, 1981.
7. Penentuan kadar timbal dalam darah sampel
Nilai serapan dan rata-rata konsentrasi yang diperoleh ppm dihitung dengan rumus 13 sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel.
gram berat
volume blanko
ppm -
sampel larutan
ppm ppm
Pb Kadar
= 13
Anonim, 1980
F. Analisis Hasil
Data perlakuan yang diperoleh dibandingkan dengan data kontrol. Pada kondisi praperlakuan, kadar timbal dibandingkan dengan kontrol negatif dan
positif untuk mengetahui kadar di dalam darah sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan, kadar timbal darah perlakuan dibandingkan dengan kontrol
Na
2
CaEDTA. Untuk kepentingan statistik, maka hipotesis nul H dirumuskan
tidak terdapat perbedaan bermakna kadar timbal antara kontrol Na
2
CaEDTA dengan perlakuan ekstrak etanol umbi bawang putih setelah pemberian
Na
2
CaEDTA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 95 karena pengujian dilakukan secara in vivo menggunakan hewan uji dan terdapat pengacau biologis.
Langkah awal dilakukan pengujian normalitas data. Jika hasilnya normal maka analisis statistiknya menggunakan ANOVA. Jika menunjukkan hasil yang tidak
normal, analisis statistik yang digunakan adalah Kruskal-Wallis dan Friedman. Analisis Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar timbal
darah antarkelompok dan dilanjutkan dengan analisis Mann-Whitney. Uji Friedman untuk mengetahui perbedaan kadar timbal darah antarhari pengukuran
yang berbeda dalam satu kelompok, kemudian dilanjutkan dengan analisis
Wilcoxon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan dalam penelitian. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini
telah dideterminasi oleh determinator di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dhama, Yogyakarta menggunakan acuan
baku Anonim, 1995a lampiran 1.
B. Pengukuran Kadar Timbal Darah
Cara kerja spektrometer serapan atom berdasarkan penguapan larutan sampel dan mengubah logam yang terkandung di dalamnya menjadi atom bebas
yang akan menyerap radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan oleh lampu katoda. Spektrometer serapan atom untuk pengukuran kadar timbal menggunakan
hollow cathode lamp khusus timbal dengan udara dan asetilen sebagai oksidan
dan bahan bakarnya.
1. Kurva baku timbal
Kurva baku dibuat diawali dengan pembuatan seri larutan baku timbal dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Serapan
seri larutan baku dibaca pada panjang gelombang 283,3 nm dengan spektrometer serapan atom. Panjang gelombang 283,3 nm merupakan panjang gelombang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI