Rumusan Masalah Tujuan Penulisan
menghayati pengampunan dalam hidupnya, maka hari demi hari ia akan semakin berkembang menyerupai Yesus karena ia mampu menghayati nilai-
nilai keutamaan salah satunya adalah nilai pengampunan. Mengampuni berarti memulihkan hubungan bila terputus.
Mengampuni secara sungguh-sungguh ini sukar, karena berarti pula berani mengubah sikap, pandangan dan tingkah laku pula terhadap orang yang
diampuni. Mengampuni berarti memperbaharui hubungan hidup Darminta, 1981:79.
Untuk mengampuni dengan sungguh orang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berproses dengan melakukan refleksi, kontemplasi,
dan pengolahan diri yang terus-menerus sehingga dimampukannya untuk menemukan kasih Allah dalam seluruh peristiwa hidupnya sehingga dengan
demikian Allah sendiri yang mampu mengubah pandangannya, pola pikir, untuk mampu mengampuni orang lain dengan tulus dan tanpa syarat.
Pengampunan dapat dimengerti sebagai suatu tindakan untuk berani meninggalkan rasa sakit. Keputusan untuk mengampuni rasa sakit
tidak serta merta berarti bahwa seseorang telah memaafkan. Pengampunan bukan merupakan masalah perasaan saja, pengampunan juga menyangkut
suatu niat atau kemauan. Keputusan untuk mengampuni, seperti halnya keputusan untuk mencintai, harus dinyatakan berulang-ulang agar semakin
mendasari keberadaan seseorang Riyanto, 2004:13. Mengampuni adalah ungkapan hati seseorang yang menyadari
bahwa dirinya tidak berhak menghukum orang lain. Kesadaran ini
menunjukan posisi tepat diri pribadi dihadapan sesama namun sekaligus juga mengakui bahwa ada kuasa yang berhak menghukum secara adil.
Dengan kata lain, pengampunan adalah kepasrahan pada yang berwewenang Suwito, 2000:4-5.
Pengampunan adalah kemungkinan baru yang menyingsing dalam cakrawala hidup umat manusia. Manusia berbela rasa yang menunjukan
kemungkinan pengampunan membantu orang lain untuk membebaskan diri mereka dari belenggu rasa malu yang menghambat, memungkinkan mereka
mengalami kesalahan mereka dan mengembalikan harapan mereka akan masa depan Nouwen, 1989:44.
Pengampunan pada hakikatnya perlu bagi manusia. Pengampunan bukan hanya ilahi tetapi juga manusiawi; dengan pengampunan manusia
menjadi lebih mulia daripada manusia biasa. Pengampunan adalah kebutuhan manusia dan ada banyak alasan yang dapat dikemukan untuk hal
tersebut. Dengan demikian bahwa mengampuni tidak sama dengan melupakan. Mengampuni berarti memikirkan sungguh-sungguh menyadari
apa yang telah terjadi dan artinya yang sejati bagi kehidupan manusia. Kadang-kadang manusia tidak mau mengampuni karena berpikir
mengampuni berarti mengubur pengalaman pahit di masa lampau atau sekurang-kurangnya berpura-pura hal itu tidak pernah terjadi Meninger,
1999:30. Demikian juga bahwa dengan mengampuni berarti ikut ambil
bagian dalam kasih Allah tanpa syarat yang datang dari Allah-hanya Allah