31
BAB III GAMBARAN PEMBINAAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO
LONGINUS NAISAU B PAROKI SANTA SESILIA KOTAFOUN- ATAMBUA
Pada bab II telah diuraikan tentang katekese demi meningkatkan penghayatan iman umat. Pemahaman secara teoritis tentang pokok-pokok katekse
demi mengembangkan iman umat melalui Dokumen-dokumen Gereja dan dari pandangan para ahli sungguh membantu umat untuk semakin memahami tentang
katekese dan mampu menemukan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah kehidupan sehari-hari.
Dalam bab III ini, penulis membahas tentang penelitian pelaksanaan katekese untuk meningkatkan penghayatan iman umat Lingkungan Santo
Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua. Penulis memulai dengan memberikan gambaran umum pembinaan iman umat Lingkungan Santo
Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua yang terdiri dari letak geografis lingkungan, jumlah umat dan keadaan umat, kegiatan pembinaan
iman serta masalah-masalah yang dihadapi oleh umat.
A. Gambaran Situasi Pembinaan Iman Umat Lingkungan Santo Longinus
Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua 1.
Letak Geografis Lingkungan Santo Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua
Paroki Santa Sesilia Kotafoun terletak di desa Naisau, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Belu. Batas-batas paroki kotafoun yaitu sebagai berikut:
- Sebelah Utara Paroki Santo Nikolaus Biudukfoho
31
32
- Sebelah Barat Paroki Santa Maria penyelenggara segala rahmat Kiupukan
- Sebelah Timur Paroki Salib Suci Wehae
- Sebelah Selatan Paroki St. Yohanes Rasul Rafau
Paroki Santa Sesilia Kotafoun terdiri dari 4 wilayahstasi yaitu wilayah Asmanulea berada di Kecamatan Sasitamean, wilayah Naitnenas berada di
Kecamatan Sasitamean, wilayah Naisau berada di Kecamatan Sasitamean dan wilayah Biudukfoho berada di Kecamatan Sasitamean. Paroki Santa Sesilia
Kotafoun terbagi atas 7 lingkungan antara lain adalah: Lingkungan Santo Longinus Naisau A B, Yosef, Yohanes, Petrus, Paulus dan Yeremia
. Letak setiap wilayah di atas dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit
khususnya wilayah Paroki Santa Sesilia Kotafoun dan sekitarnya. Karena wilayahnya termasuk wilayah perbukitan yang sulit dijangkau oleh kendraan
bermotor bahkan pada saat musim hujan hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Paroki Santa Sesilia Kotafoun merupakan wilayah yang menjangkau daerah
pedesaan dan daerah perbukitan maka air menjadi masalah yang cukup serius bagi sebagian besar umat Paroki Santa Sesilia Kotafoun. Banyak umat mengandalkan
kebutuhan air dari telaga tadah hujan. Karena sifatnya tadah hujan tidak semua telaga berisi air setiap saat. Namun, tiap warga sudah mengantisipasi dengan
membuat penampungan tadah hujan di rumah masing-masing. Hanya di daerah dataran rendah air relatif lebih mudah didapatkan dengan dibuat sumur.
Beruntung bahwa 3 tahun yang lalu pemerintah telah menyediakan penyaluran pipa air ke permukiman penduduk dari sumber-sumber air yang dapat
dimanfaatkan seperti di sungai-sungai terdekat. Walaupun demikian, kebutuhan
33
air tetap menjadi persoalan yang utama, baik untuk kebutuhan rumah sehari-hari maupun untuk kebutuhan bercocok tanam.
Seperti daerah-daerah lain, umat Paroki Santa Sesilia Kotafoun mengikuti pola tanaman pangan dengan menyesuaikan siklus musim. Di saat musim
penghujan, mereka dapat menanam jagung singkong dan tanaman palawija kacang, dan lain-lain. Memang, di tengah kondisi pertanian yang diombang-
ambingkan harga serta pupuk dewasa ini hasil olah pertanian tidak memberikan keuntungan ekonomis yang dapat diandalkan. Namun, tidak ada pilihan lain yang
lebih menjanjikan di luar pertanian. Untuk mendukung peruntungan ekonomi mereka memelihara sapi dan kambing yang lebih dimaksud untuk deposito.
Hewan peliharaan tersebut seringkali dimanfaatkan untuk kebutuhan yang mendesak seperti nikah, acara adat istiadat, dan lain-lain.
2. Jumlah Umat dan Keadaan Umat di Lingkungan Santo Longinus Naisau
B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua
Berdasarkan data sensus anggota yang tercatat pada tahun 2013, Jumlah KK umat Lingkungan Santo Longinus Naisau B ada 67 KK yang terdiri dari 350
jiwa. Jumlah umat seluruhnya antara lain anak-anak, remaja sampai dengan mereka yang sudah tua.
Dari data umat terakhir, jumlah umat Lingkungan Santo Longinus Naisau B tercatat ada 350 jiwa dengan 67 KK. Secara ekonomi umat Lingkungan Santo
Longinus Naisau B berada dalam ekonomi menengah ke bawah karena sebagian besar umat bekerja sebagai petani dan beternak. Hasil pertanian tersebut tidak
hanya dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga sehari-hari tetapi bisa dijual untuk keperluan lain misalnya untuk menyekolahkan anaknya, sedangkan golongan
34
kedua adalah umat yang hidup sebagai pedagang dan wiraswasta. Mereka berdagang sayuran dan palawija namun lebih banyak yang bersifat musiman dan
golongan berikutnya adalah sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS, pensiunan, karyawan yang memiliki penghasilan tetap.
Lingkungan Santo Longinus Naisau B merupakan salah satu lingkungan yang letaknya di pedesaan sehingga bahasa yang digunakan dalam hidup sehari-
hari adalah bahasa daerah atau bahasa setempat. Karena Lingkungan Santo Longinus Naisau B letaknya masih di pedesaan maka kerukunan, persaudaraan,
kekeluargaan dan gotong royong masih kental atau masih mewarnai pola hidup umat. Mereka saling terbuka, saling membangun relasi yang baik dan terlibat
dalam kegiatan bersama tanpa memandang status atau golongan.
3. Gambaran Kegiatan Pembinaan Iman Umat di Lingkungan Santo
Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua
Umat yang ada di Lingkungan Santo Longinus Naisau B mempunyai beberapa kegiatan yang digunakan sebagai wadah untuk memperkembangkan
iman mereka. Kegiatan pembinaan iman yang ada di Lingkungan Santo Longinus Naisau
B antara lain seperti rosario, doa bersama, ibadat sabda, ziarah, kegiatan koor, devoso-devosi dan ekaristi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh umat
lingkungan Santo Longinus Naisau B ini ada beberapa yang memang menjadi kegiatan rutin, namun ada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan atau diikuti pada
saat acara tertentu baik di paroki sendiri maupun di paroki lain. Kegiatan rutin itu adalah kegiatan yang memang sering diikuti atau sudah
menjadi tradisi umat Lingkungan Santo Longinus Naisau B. Kegiatan rutin misalnya doa rosario, ziarah dan ekaristi. Sedangkan kegiatan yang tidak rutin
35
adalah kegiatan yang waktu pelaksanaannya tidak pasti atau tidak terjadwal. Kegiatan tidak rutin misalnya ibadat sabda, dan kegiatan koor. Terkait dengan
peribadatan, di tingkat lingkungan yang diadakan rata-rata satu bulan sekali sebagian besar digunakan untuk ibadat sabda yang diikuti oleh orang tua
sedangkan para remaja biasanya jarang mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan karena mereka masih mengenyam pendidikan di kota.
Pada mulanya umat bersemangat mengikuti kegiatan yang ada untuk mengembangkan iman mereka, namun akhir-akhir ini semangat mereka menurun
dengan berbagai alasan dan tantangannya. Terkadang kegiatan yang ada terlaksana tetapi umat yang hadir pun hanya orang-orang tertentu yang biasanya
mengikuti kegiatan pembinaan iman. Umat menjadi kurang bersemangat mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan karena banyak faktor yang menjadi
kendala dalam hidup mereka antara lain cuaca yang tidak mendukung musim hujan, kurangnya biaya untuk kebutuhan pokok sehari-hari, biaya untuk
menyekolahkan anaknya, terjadi permusuhan antar saudara, keluarga yang kurang harmonis, kurangnya pengetahuan dan pemahaman umat tentang iman dan masih
banyak yang belum disebutkan. Kendala-kendala di atas harus diperhatikan dan mencari solusinya karena
apabila diabaikan maka hidup umat menjadi suram dan tidak ada perubahan di dalam diri mereka baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat khususnya
dalam mengembangkan iman mereka. Perubahan tidak hanya bagi umat tetapi lingkungan setempat pun menjadi tidak berkembang dan maju. Hal ini membuat
umat sulit mengembangkan dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari- hari. Umat seharusnya menyadari bahwa dengan mengikuti kegiatan yang ada di
36
lingkungan maupun paroki sangat penting untuk mengembangkan iman mereka sehingga imannya semakin hidup, semakin sabar, kuat dalam menghadapi segala
macam persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Semua kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti memang diharapkan
membawa perkembangan bagi mereka. Terutama kegiatan yang diikuti di lingkungan lain diharapkan juga bisa memberi inspirasi dan semangat untuk
mereka supaya mau mengembangkan lingkungan sendiri.
4. Persoalan-persoalan yang Dihadapi oleh Umat Lingkungan Santo
Longinus Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua
Keadaan umat di Lingkungan Santo Longinus Naisau B cukup baik, tetapi di lingkungan ini masih ada persoalan dan keprihatinan yang dialami umat
Lingkungan Santo Longinus Naisau B. Persoalan yang dialami umat tidak hanya berkaitan dengan hal-hal religius saja melainkan dalam bidang ekonomi, sosial
dan pendidikan. Persoalan pokok dalam hal religius yaitu umat di Lingkungan Santo
Longinus Naisau B kurang menghayati iman mereka karena kurangnya komunikasi iman. Hal ini juga menjadi sulit bagi umat untuk merefleksikan nilai-
nilai kehidupan yang sudah mereka hayati, seperti persaudaraan, kepedulian, gotong royong yang bisa diinterpretasikan dengan nilai-nilai Injil. Artinya,
mereka menghayati tetapi tidak mengetahui makna yang secara mendalam. Dalam hal ekonomi umat Lingkungan Santo Naisau B juga mengalami
persoalan misalnya sebagian besar bekerja sebagai petani yang hidup mereka masih bergantung dari hasil alam yang bersifat musiman. Pada saat musim
tertentu para petani mengalami kemerosotan atau gagal panen yang menyebabkan
37
kebutuhan sehari-hari kurang mencukupi. Bahkan ada keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anaknya karena tidak ada penghasilan yang tetap. Selain itu,
komunikasi dalam keluarga sering mengalami kemacetan karena tidak ada keterbukaan dalam keluarga. Hal lain yang menyebabkan kemacetan komunikasi
dalam keluarga karena hubungan bapak-ibu, orang tua-anak kurang harmonis misalnya sering terjadi pertengkaran yang menyebabkan relasi antar anggota
keluarga kurang baik, tidak merasa nyaman berada di dalam keluargannya. Komunikasi antar semua anggota keluarga merupakan faktor pendukung
perkembangan iman yang tak tergantikan karena melalui komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan tercipta suasana kekeluargaan yang hidup, damai dan
tentram sehingga mereka saling mendukung, memberi semangat antar satu dengan yang lain serta saling mengembangkan iman mereka. Iman yang dihayati dalam
hidup sehari-hari dapat diteguhkan, diperdalam melalui komunikasi satu sama lain Albertine, 1983 : 25.
Selain persoalan religious dan ekonomi, ada juga persoalan dalam bidang pendidikan misalnya umat Lingkugan SantoLonginus Naisau B pada umumnya
hanya berpendidikan Sekolah Dasar bahkan ada yang tidak sekolah sehingga pola pikir atau pengetahuan mereka kurang luas dan berkembang.
Semua persoalan di atas baik dalam bidang ekonomi, religius, pendidikan dan sosial dapat mempengaruhi kehidupan umat misalnya umat merasa gelisah,
umat menjadi tertekan, tidak mempunyai harapan baru, sulit dalam menyelesaikan persoalan hidup yang dihadapi, serta tidak bersemangat dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan.
38
B. Penelitian tentang Pelaksanaan Katekese di Lingkungan Santo Longinus