64
BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENINGKATKAN
PENGHAYATAN IMAN UMAT DI LINGKUNGAN SANTO LONGINUS NAISAU B PAROKI SANTA SESILIA KOTAFOUN-ATAMBUA
Bertolak dari hasil penelitian yang sudah dibahas dalam bab III pelaksanaan katekese di Lingkungan Santo Longinus Naisau B masih kurang
menarik. Metode yang digunakan masih monoton. Maka penulis mengusulkan suatu model katekese yang menarik bagi umat dalam rangka membantu umat
meningkatkan penghayatan iman mereka. Menurut penulis model katekese yang cocok untuk mereka ialah katekese model pengalaman hidup karena dengan
model ini, umat dapat saling bertukar pengalaman lalu direfleksikan di dalam terang iman sehingga mereka dapat menemukan inspirasi dan niat baru untuk
meningkatkan penghayatan iman mereka baik di keluarga, lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.
Program ini sekaligus menjadi masukan bagi para pendamping yang belum memiliki pengetahuan dalam membuat program dan mengolah program
katekese yang menarik bagi umat. Pada bagian berikutnya disampaikan usulan program yang meliputi latar belakang penyusunan program, alasan penyusunan
program, tujuan pelaksanaan program, pemilihan tema dan tujuan program,
petunjuk pelaksanaan program dan matriks program katekese.
A. Latar Belakang Penyusunan Program
Keterlibatan umat dalam mengikuti pelaksanaan katekese di lingkungan sangat penting bagi perkembangan iman mereka. Karena dengan mengikuti
64
65
katekese, umat saling berbagi pengalaman iman, membangun relasi dengan orang lain sehingga iman setiap pribadi semakin diteguhkan. Supaya umat semakin aktif
selama proses katekese maka pelaksanaan katekese harus menarik dan bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa selama ini
pelaksanaan katekese di Lingkungan Santo Longinus Naisau B kurang menarik dan bervariasi yang membuat umat kurang terlibat mengikuti pelaksanaan
katekese. Hal tersebut berarti peran seorang pendamping sebagai pengarah dan pemudah sangat penting selama proses katekese. Maka diharapkan seorang
pendamping harus memiliki ketrampilan yang mendalam dan kreatif dalam hal pengolahan bahan, penggunaan metode dan media yang bervariasi atau sesuai
dengan kebutuhan umat sehingga pelaksanaan katekese tidak terkesan monoton dan membosankan.
Melihat keprihatinan yang ada, maka penulis memilih katekese model pengalaman hidup sebagai usulan program untuk membantu umat dan para
pendamping sehingga proses pelaksanaan katekese di Lingkungan Santo Longinus Naisau B semakin berkembang dan menarik supaya umat semakin aktif dalam
mengikuti pelaksanaan katekese di lingkungan serta semakin mengalami nilai- nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Usulan program ini merupakan
tindak lanjut terhadap hasil penelitian pada bab sebelumnya. Penulis memilih katekese model pengalaman hidup karena katekese model pengalaman hidup
bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi umat setempat. Permasalahan- permasalahan tersebut direfleksikan lalu dikaitkan dengan Tradisi dan Visi
Kristiani supaya sampai kepada kesadaran baru dan akhirnya bisa mengambil keputusan konkret yang akan dilaksanakan dalam kehidupan nyata.
66
B. Alasan Penyusunan Program