71
C. Matriks Program Katekese
Tema umum : Katekese yang menarik dan bekualitas
Tujuan umum : Membantu umat agar semakin aktif mengikuti pelaksanaan katekese di lingkungan sehingga mereka bisa menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari.
No Judul Pertemuan
Tujuan Pertemuan Metode
Sarana Sumber Bahan
Waktu 1
Katekese yang
relevan sesuai
situasi umat Bersama-sama
pendamping, umat
semakin menghayati
imannya dan
mewujudkan imannya
dalam kehidupan sehari- hari.
Informasi, Sharing,
Tanya jawab, Refleksi
pribadi. Teks lagu,
Teks Kitab Suci, lilin, dan salib.
Kitab Suci, Pengalaman hidup,
Yoh 14:
16-14, Darmawijaya, 1981:
195-197. Sabtu, Pukul
18.30-20.00
2 Umat
mampu memaknai
pergulatan hidup sehari-hari dalam
Yesus Kristus Umat semakin mampu
memaknai pergulatan
hidup sehari-hari dalam Yesus Kristus sehingga
lebih berani
menjadi saksi
Kristus dengan
membantu sesamanya
yang mengalami
pergulatan. Informasi,
Sharing, Tanya jawab,
Refleksi pribadi.
Teks lagu
“Tuhan DiKau
Naungan Hidupku
” dan “ Dalam Yesus Kita
Bersaudara, teks foto copy
kutipan
Yoh. 6:16-21,
teks cerita
kesaksian seorang
katekis, madah bakti, lilin
Kitab Suci,
pengalaman hidup,
Diane Bergant, CSA. 2002 Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru.
Yogyakarta: Kanisius, KWI. 1996.
Sabtu, Pukul 18.30-20.00
72
dan salib. 3
Kerajaan Allah
hadir di tengah kita
Bersama pendamping,
peserta mampu
menyadari bahwa Kerajaan Allah hadir di
antara kita,
melalui suasana
kegembiraan, persaudaraan,
kedamaian, sukacita
berkat relasi kita secara personal dengan Allah,
sehingga situasi
kecemasan, keraguan,
ketakutan dapat akan dapat
diatasi karena
percaya Yesus sebagai kerajaan Allah selalu
hadir di dalam hidup kita.
Informasi, Sharing
kelompok, Tanya jawab,
Refleksi pribadi
Teks lagu “Tuhan Besertaku” dan
“Kusiapkan Hatiku, Teks foto
copy Kutipan
Luk.17:20-25, Madah
Bakti, Lilin dan Salib.
LBI 2002. Tafsir Kitab Suci Perjanjian
Baru. Yogyakarta:
Kanisius. Kanisius. Sabtu,
Pukul 18.30-20.00
73
A. Salah Satu Contoh Persiapan Katekese
1 Identitas Pertemuan
a. Tema
: Umat mampu memaknai pergulatan hidup sehari-hari dalam Yesus Kristus
b. Tujuan
: Umat semakin mampu memaknai pergulatan hidup sehari- hari dalam Yesus Kristus
c. Peserta
: Umat Lingkungan Santo Longinus Naisau B d.
Tempat : Salah satu rumah umat Lingkungan Santo Longinus
Naisau B. e.
HariTgl : Sabtu, 21 November 2015
f. Waktu
: 18.30-20.00 g.
Model : Pengalaman Hidup
h. Metode
: Informasi, sharing kelompok, tanya jawab, refleksi pribadi i.
Sarana : Teks lagu “DiKau Naungan Hidupku”, teks foto copy
kutipanYoh. 6:16-21, madah bakti, teks c erita “kesaksian
seorang katekis”, lilin dan salib. j.
Sumber Bahan: Kitab Suci, pengalaman hidup, Hadiwiyata, A.S, 2008 Tafsir Injil Yohanes.Yogyakarta: Kanisius Hal 87-89.
Pusat Musik Liturgi 2007 Madah Bakti –Edisi 2000
Sesuai TPE Baru. Yogyakarta: PML. No. 317.
2 Pemikiran Dasar
Dalam kenyataan hidup sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari pergulatan. Pergulatan hidup tidak hanya satu tetapi banyak. Pergulatan yang
datang bertubi-tubi seringkali membuat kita cepat putus asa, merasa cemas
74
akan hidup kita. Hal inilah yang membuat kita gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Kunci untuk mengatasi rasa takut yang muncul adalah dengan
menyadari serta mampu melihat kehadiran Yesus sendiri yang hadir menemani sehingga kita tidak merasa takut lagi. Karena Yesus adalah satu-satunya
harapan yang kita andalkan ketika mengalami kesulitan. Masalahnya adalah ketika mengalami pergulatan hidup seringkali kita semakin jauh dengan Yesus
dan sulit merasakan kehadiran-Nya. Dalam Injil Yoh. 6:16-21, perikop ini menggambarkan situasi sulit yang
dialami para murid. Hal-hal yang menggambarkan pergulatan hidup adalah gelap hari sudah mulai malam, ombak dan angin kencang. Situasi ini
menggambarkan keadaan manusia yang jauh dari Yesus dan berada dalam kelemahannya. Keadaan ini menguji iman dan kesabaran para murid. Dalam
situasi demikian, muncul
pengharapan yakni
Kristus datang dan
menyelamatkan mereka dari ombak yang mengamuk itu. Yesus berkata pada ayat 20, “Aku ini, jangan takut”. Ketakutan para murid dapat hilang dengan
memandang dalam iman dan percaya kepada kuasa-Nya. Dari pertemuan ini kita berharap agar semakin mampu memaknai
pergulatan hidup sehari-hari dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, kita bisa mengatasi pergulatan hidup yang dialami sehingga akhirnya semakin berani
menjadi saksi Kristus. Dan akhirnya kita juga mampu membantu saudara kita yang mengalami pergulatan
3 Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1 Pengantar
75
Selamat malam bapakibu dan saudarai terkasih dalam Kristus. Pada malam hari ini kita berkumpul di tempat ini karena kasih Yesus yang telah
mempersatukan kita. Dalam pelaksanaan katekese ini, kita diajak untuk semakin menyadari bahwa Kristus selalu hadir dalam setiap pengalaman hidup
kita. Dengan demikian, kita mampu mengatasi setiap pergulatan hidup sehari- hari yang kita alami. Dan mampu membantu sesama yang mengalami
pergulatan. 2
Lagu Pembukaan MB. No. 378 Tuhan DiKau Naungan Hidupku 3
Doa Pembukaan Bapa yang Maha baik, kami bersyukur kepada-Mu atas kasih yang Engkau
berikan kepada kami hingga saat ini. Secara khusus Engkau mengumpulkan kami di tempat ini untuk bersama-sama berbagi pengalaman, merefleksikan
sejauhmana kami mampu menyadari kehadiran-Mu dalam pergulatan hidup sehari-hari. Bapa bimbinglah kami, agar kami mampu melihat kehadiran-Mu
dan mengandalkan-Mu sehingga kami bisa mengatasi pergulatan hidup yang kami alami dalam kehidupan sehari-hari.
b. Langkah I dan II: mengungkap dan mendalami pengalaman hidup peserta
1 Membagikan teks cerita “Kesaksian seorang katekis” kepada peserta
Terlampir dan memberi pada peserta kesempatan untuk membaca sendiri- sendiri terlebih dahulu.
2 Penceritaan kembali isi cerita: pendamping meminta salah satu peserta untuk
mencoba menceritakan kembali isi pokok dari cerita “Kesaksian seorang katekis” dengan beberapa panduan pertanyaan:
Ceritakanlah isi pokok dari cerita “Kesaksian seorang katekis”
76
Usaha apa yang dilakukan oleh ibu Agnes dalam menghadapi pergulatan hidup yang dialami?
3 Intisari cerita “Kesaksian seorang katekis” ialah:
Cerita di atas mengungkapkan ibu yang dengan sabar, tulus mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya karena suaminya menderita sakit
selama 6 tahun. Ia tidak putus asa dalam menghadapi pergulatan yang dialaminya. Ia selalu menyerahkan dirinya dan segala kesulitan kepada Yesus
Kristus sebagai sang penolong dan penghibur. 4
Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan.
Ceritakanlah pengalaman bapakibu dan saudarai ketika mengalami
pergulatan Bagaimana cara mengatasinya? 5
Suatu contoh rangkuman Seperti yang telah diceritakan bapakibu dan saudarai tadi banyak
sekali pergulatan-pergulatan yang kita alami. Setiap orang tidak pernah lepas dari pergulatan hidup. Pergulatan itu begitu beragam dalam hal ekonomi,
kesulitan dalam belajar, kesulitan dalam berelasi baik dalam keluarga, dengan teman maupun kesulitan lain dalam hidup kita. pergulatan inilah yang kadang
membuat kita hancur ketika sulit mengatasinya. Pergulatan yang muncul dalam hidup kita kadang-kadang diatasi dan
kadang juga tidak. Banyak cara yang kita lakukan untuk mengatasi pergulatan hidup. Misalnya menceritakan kepada orang yang dipercaya dan ada yang
mengatakan sabar mengatasinya dengan selalu berdoa kepada Yesus sebagai penolong sejati.
77
c. Langkah III: menggali pengalaman hidup Kristiani
1 Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikop
langsung dari Kitab Suci, Yoh 6:16-21 atau dari teks foto copynya yang dibagikan.
2 Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi
merenung dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
Ayat-ayat manakah yang menunjukkan pergulatan yang dialami para
murid? Mengapa?
Sikap-sikap manakah yang ingin ditanamkan Yesus kepada kita di saat menghadapi pergulatan?
3 Peserta diajak untuk mencari dan menemukan sendiri pesan inti perikop
sehubungan dengan jawaban atas 2 dua pertanyaan di atas. 4
Pendamping menyampaikan tafsir dari bacaan Yoh 6:16-21 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta sesuai dengan tema dan
tujuan, misalnya: Perikop ini menggambarkan pergulatan-pergulatan yang dialami para
murid. Pergulatan yang mereka alami antara lain kegelapan, ombak dan angin kencang. Situasi ini mau menggambarkan manusia yang jauh dari Kristus dan
berada dalam kelemahannya. Keadaan ini menguji iman dan kesabaran para murid, semakin lama menunggu semakin memburuk keadaannya. Dalam
situasi demikian muncul pengharapan. Seperti dalam ayat 20 “Aku ini, jangan takut” adalah harapan dan penghiburan yang ditunjukan Yesus kepada para
murid yang ketakutan. Ketakutan para murid dapat hilang dengan
78
memandang dalam iman kepada-Nya dan dengan berkuasanya Yesus dalam hati mereka.
Sikap-sikap Yesus yang ingin ditanamkan dalam perikop ini adalah sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Para murid tampak
dibiarkan berada dalam pergulatan, namun mereka mau tetap mendayung. Sikap ini yang ingin ditanamkan Yesus ialah penuh harapan. Meskipun para
murid mengalami pergulatan namun karena mereka percaya kepada Yesus maka mereka bisa melihat Yesus di tengah situasi sulit yang dihadapi. Sikap
lainnya yaitu sikap percaya dan menerima Yesus dalam hidup. Yesus membuktikan kepada para murid, ketika mereka mau percaya maka segala
pergulatan itu bisa diatasi. d.
Langkah IV: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta dan mengusahakan aksi konkret.
1 Pengantar
Bapakibu dan saudarai yang terkasih dalam Kristus, dalam pembicaraan tadi kita sudah menemukan pergulatan hidup yang kita alami
serta bagaiman kita menghadapinya. Kita mengalami banyak pergulatan seperti kesulitan ekonomi maupun sosial dan lain-lain.
Kita juga belajar dari Yesus dan para murid-Nya. Lewat pengalaman para murid, kita telah memahami cara mereka mengatasi pergulatan dan
memahami bagaimana Yesus hadir di tengah pergulatan para murid. Akhirnya pengalaman kita juga diterangi oleh Yesus sendiri.
2 Sebagai bahan refleksi agar kita semakin menghayati dan mengandalkan
Kristus sebagai satu-satunya pedoman bagi langkah kita untuk dapat
79
menyadari kehadiran-Nya dalam pergulatan hidup sehari-hari, kita merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Sikap-sikap mana yang perlu kita perjuangkan agar semakin mampu
memaknai pergulatan hidup sehari-hari dalam Yesus sehingga lebih berani menjadi saksi Kristus di Lingkungan Santo Longinus Naisau B?
direfleksikan dalam hati masing-masing
Niat-niat apa yang hendak bapakibu dan saudarai lakukan untuk memaknai pergulatan hidup sehari-hari dalam Yesus Kristus baik di
tengah keluarga maupun lingkungan sehingga mampu mengatasinya dengan baik serta mampu membantu sesama yang mengalami
pergulatan. 3
Pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan sikap serta niat guna menentukan keputusan konkret bersama yang dapat segera diwujudkan
agar semakin memperbaharui sikap bersama sebagai murid Yesus sehingga mampu melihat Yesus dalam segala pergulatan yang dialami
dalam kehidupan sehari. e.
Penutup 1
Pendamping menempatkan salib dan lilin di depan peserta lalu dinyalakan.
2 Kesempatan doa umat spontan dan diawali oleh pendamping
3 Doa penutup: pendamping menunjuk salah satu peserta untuk
memimpin doa 4
Lagu Penutup: “Dalam Yesus Kita Bersaudara” Terlampir
80
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini penulis membuat kesimpulan atas apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran yang sekiranya
bermanfaat bagi para pendamping pelaksanaan katekese dan umat Lingkungan Santo Longinus Naisau B Paroki Santa Sesilia Kotafoun-Atambua demi
mengupayakan dan mengembangkan pelaksanaan katekese yang menarik sesuai dengan situasi umat sehingga iman mereka akan Yesus Kristus semakin dihayati
dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: kesimpulam dan saran.
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan katekese di Lingkungan Santo Longinus Naisau B tentu saja pokok-pokok katekese harus diperhatikan sehingga pelaksanaan
katekese dapat membantu umat untuk semakin menghayati imannya akan Yesus Kristus. Pokok-pokok katekese antara lain arti, tujuan, konteks, isi, model-model,
dan pelaku katekese. Arti katekese adalah komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antara anggota jemaat sehingga mereka saling meneguhkan,
memperkaya satu sama lain. Tujuan katekese untuk membantu umat beriman agar semakin bersatu dengan Yesus Kristus. Konteks katekese adalah situasi kehidupan
umat. Isi katekese adalah hidup Yesus Kristus. Model-model katekese ada tiga yaitu model pengalaman hidup, model biblis dan model campuran pengalaman
hidup dan biblis. Pelaku katekese adalah seluruh umat uskup, para imam, orang tua, biarawan-biarawati, dan katekis awam.
81
Selama ini, pelaksanaan katekese di Lingkungan Santo Longinis Naisau B sudah terlaksana. Biasanya dilaksanakan pada saat bulan Kitab Suci. Namun
berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan katekese terasa kurang menarik dan kesannya masih monoton sehingga umat kurang terlibat mengikuti katekese serta
kurang aktif selama proses katekese berlansung. Untuk menanggapi hal tersebut, penulis mengusulkan katekese model
pengalaman hidup. Penulis yakin bahwa katekese pengalaman hidup merupakan salah satu model katekese yang cocok digunakan dalam pelaksanaan katekese di
Lingkungan Santo Longinus Naisau B. Karena katekese ini bertolak dari kehidupan umat dan memiliki sifat dialogis partisipatif yang membantu umat
semakin aktif mengikuti pelaksanaan katekese di lingkungan sehingga mereka dapat memaknai setiap pengalaman hidup dan mampu menghayati imannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Saran