80
ini  berawal  dari  pemikiran  bahwa  penyalahgunaan posisi  dominan  abuse  of  dominant  position  muncul
ketika  pelaku  usaha  memiliki  kekuatan  secara ekonomi  yang  memungkinkan  pelaku  usaha  yang
bersangkutan  untuk  beroperasi  di  pasar  tanpa terpengaruh oleh persaingan dan melakukan tindakan
yang dapat
mengurangi persaingan
lessen competition.
a. Perilaku Eksklusif
PPD biasanya dapat dilihat dari perilaku strategis perusahaan  atau  strategic  behavior.  Strategic  behavior
adalah sebuah konsep bagaimana sebuah perusahaan dapat  mengurangi  tingkat  persaingan  yang  berasal
dari  pesaing  yang  sudah  ada  maupun  pesaing potensial yang baru akan bermain di pasar yang pada
dasarnya ditujukan
untuk menigkatkan
profit perusahaan. Perilaku ini tidak hanya dipusatkan pada
penetapan  harga  maupun  kualitas  secara  sederhana. Namun  lebih  kompleks  lagi  mengejar  pangsa  pasar,
memperlebar  kapasitas,  hingga  mempersempit  ruang gerak pesaing.
Strategic  behavior  terdiri  dari  dua  tipe  yaitu, dalam  bentuk  kooperatif  maupun  non  kooperatif.
Strategic behavior
kooperatif diciptakan
untuk mengubah  kondisi  pasar  sehingga  memudahkan
81
semua perusahaan
untuk berkoordinasi
dan membatasi  respon  pesaingnya.  Bentuk  Strategic
behavior  kooperatif  ini  mampu  meningkatkan  profit semua  perusahaan  yang  bermain  di  pasar  dengan
meminimalisir  persaingan.  Konsep  kedua  ini  mengacu pada  perilaku  kolusif  yang  dimotori  oleh  perusahaan
dominan. Perilaku Price Leadership termasuk ke dalam tipe  kedua  ini.  Sementara    Strategic  behavior  yang
bersifat non kooperatif mengacu pada tindakan pelaku usaha  yang  mencoba  meningkatkan  profit  dengan
meningkatkan  posisi  relatifnya  terhadap  pesaing. Pelaku  usaha  tidak  melakukan  kerjasama  satu  sama
lain. Strategic
behavior jenis
ini biasanya
meningkatkan profit
satu perusahaan
dan menurunkan profit perusahaan pesaing.
Perilaku  strategis  yang  termasuk  dalam  kategori bersifat  non  kooperatif  ini  dapat  diistilahkan  sebagai
perilaku  eksklusif  exclusionary  strategic  behavior. Perilaku  ekslusif  ini  merupakan  perilaku  perusahaan
dominan  untuk  membatasi  atau  menyingkirkan perusahaan pesaingnya, yang terdiri dari dua kategori
yaitu perilaku harga dan perilaku non-harga. Khusus
mengenai perilaku
yang menggunakan
instrumen  harga,  terbagi  atas  dua  jenis  yaitu Predatory  pricing  dan  limit  pricing.  Dua  jenis  model  ini
82
melibatkan  kebijakan  perusahaan  yang  dirancang untuk
membuat pesaing
tidak tertarik
untuk berkompetisi  di  pasar.  Perusahaan  dominan  biasanya
memanfaatkan  keunggulan  posisinya  baik  dalam  hal kemampuan  produksi,  distribusi,  akses  kepada
pasokan,  maupun  keuangan  ketika  melakukan strategi perusahaan dalam mengejar pasar.
1. Predatory Pricing
Predatory  Pricing  merupakan  tindakan  dari sebuah  perusahaan  dominan  yang  mengeluarkan
pesaingnya  dengan  cara  menetapkan  harga  di  bawah biaya  produksi.  Akan  tetapi  dalam  praktiknya  juga
digunakan  untuk  mencegah  pesaing  masuk  ke  pasar. Begitu  semua  pesaing  telah  keluar,  maka  pelaku
usaha  dominan  langsung  menaikkan  harga.  Selama periode  praktik  predatori  ini,  pelaku  usaha  dominan
kehilangan  keuntungan  dan  mengalami  kerugian melebihi  kerugian  pesaingnya.  Pelaku  usaha  dominan
harus  mendapatkan  semua  permintaan  pada  tingkat harga yang rendah. Sehingga dapat memelihara harga
yang  rendah.  Akan  tetapi,  pesaing  masih  bebas menentukan output guna mengurangi kerugiannya.
Tentu  saja,  selama  periode  Predatory  Pricing  ini, kerugian pelaku usaha dominan lebih besar dibanding
83
pesaingnya.  Dalam  periode  ini,  konsumenlah  yang memperoleh  manfaat,  konsumen  dapat  membeli
produk  yang  murah.  Namun  setelah  periode  ini selesai,  ketika  harga  harga  meningkat  pada  level  yang
lebih  tinggi  pada  harga  monopoli,  maka  konsumen akan mengalami kerugian.
Andaikata  praktik  ini  berhasil  hingga  memaksa pesaing bangkrut, maka dapat dipastikan aset pesaing
secara  permanen  dapat  ditarik  keluar  dari  industri atau  paling  tidak  dapat  dikuasai  oleh  predator.  Jika
tidak,  perusahaa  lainnya  akan  masuk  dan  membeli aset  tersebut  dan  persaingan  kembali  tidak  dapat
dihindari.  Oleh  karena  itu,  strategi  yang  paling  jitu supaya  praktik  ini  berhasil  adalah  membuat  pesaing
bangkrut  dan  membeli  semua  aset  pesaing  dengan harga penawaran.
2. Limit Pricing
Strategic  behavoir  lainnya  yang  juga  termasuk perilaku  penyalahgunaan  posisi  dominan  adalah  Limit
Pricing.  Konsep  sederhana  Limit  Pricing,  potential entrant  percaya  bahwa  pelaku  usaha  dominan  tidak
mengubah  level  outputnya  setelah  ada  pemain  baru. Oleh  karena  itu,  pemain  baru  akan  percaya  bahwa
total output industri akan sama dengan output pesaing
84
ditambah  output  incumbent.  Pada  model  ini,  dominan memilih  level  output  dan  harga  untuk  menghilangkan
insentif  perusahaan  untuk  masuk  ke  pasar.  Sehingga dengan  memilih  pembatasan  produksi,  pelaku  usaha
dominan mampu mengenakan Limit Pricing pada harga tinggi,  meskipun  sebetulnya  pelaku  usaha  dominan
tidak harus
berproduksi sebanyak
pembatasan produksi, hal itu dilakukan dalam rangka menghalangi
pesaing  masuk,  dan  memberi  ancaman  saja  dengan sinyal jika pesaing benar-benar masuk.
b. Dampak