75
dari pesaing pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan tersebut. Mengapa pelaku usaha yang
mempunyai posisi
dominan dapat
mengontrol konsumenpembeli tersebut? karena pelaku usaha
yang mempunyai posisi dominan menetapkan syarat- syarat perdagangan di depan, yaitu pada waktu
konsumen pembeli mengadakan hubungan bisnis dengan pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan
tersebut. Hal ini memang agak jarang ditemukan di dalam aturan hukum persaingan usaha negara lain.
Yang sering terjadi adalah bahwa pelaku usaha posisi dominan menolak pelaku usaha yang lain pembeli
untuk mendapatkan barang dari pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan tersebut refusal to deal.
b. Membatasi pasar dan pengembangan teknologi
Pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan dapat membatasi pasar. Pengertian membatasi pasar
di dalam ketentuan ini tidak dibatasi. Pengertian membatasi pasar yang dilakukan oleh pelaku usaha
yang mempunyai posisi dominan sebagai penjual atau pembeli dapat diartikan dimana pelaku usaha yang
mempunyai posisi dominan mempunyai kemungkinan besar untuk mendistorsi pasar yang mengakibatkan
pelaku usaha pesaingnya sulit untuk dapat bersaing di
76
pasar yang bersangkutan. Bentuk-bentuk membatasi pasar dapat dilakukan berupa melakukan hambatan
masuk pasar entry barrier, mengatur pasokan barang di pasar atau membatasi peredaran danatau
penjualan barang danatau jasa di pasar yang bersangkutan
29
dan melakukan jual rugi yang akan menyingkirkan persaingnya dari pasar.
30
Termasuk melakukan
perjanjian tertutup
31
dan praktik
diskriminasi
32
dapat dikategorikan suatu tindakan membatasi pasar.
Misalnya definisi diskriminasi tidak ada ditetapkan di dalam UU No. 51999. Secara umum tindakan
diskriminasi dapat diartikan bahwa seseorang atau pelaku usaha memperlakukan pelaku usaha lain
secara istimewa, dan pihak lain pelaku usaha lain tidak boleh menikmati keistimewaan tersebut, atau
ditolak. Atau pelaku usaha yang menguasai suatu fasilitas jaringan teknologi tertentu essential facilities
doctrine yang seharusnya dapat dibagikan kepada pelaku usaha pesaingnya asalkan tidak mengganggu
sistem jaringan teknologi tersebut jika dibagikan kepada pelaku usaha pesaingnya. Tentu pelaku usaha
29
Pasal 19 huruf c UU No. 5 tahun 1999.
30
Ibid., Pasal. 20
31
Ibid., Pasal. 15
32
Ibid., Pasal. 19
77
yang menikmati jaringan teknologi harus membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi penggunaan jaringan
tersebut. Penyalahgunaan yang lain yang diatur di dalam
25 ayat 1 huruf b adalah membatasi pengembangan teknologi. Sebenarnya pengembangan teknologi adalah
merupakan hak monopoli pelaku usaha tertentu yang menemukannya
menjadi hak
atas kekayaan
intelektual penemunya. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 50 huruf b UU No. 51999 yang
mengecualikan hak atas kekayaan intelektual. Oleh karena itu, pengertian pembatasan pengembangan
teknologi harus diinterpretasikan sebagai upaya pelaku usaha tertentu terhadap pengembangan
teknologi yang
dilakukan oleh
pelaku usaha
pesaingnya untuk meningkatkan produksi barang baik segi kualitas mapun kuantitas.
c. Menghambat pesaing potensial