Prinsip National Treatment Ketentuan Harmonisasi Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Menghadapi Perdagangan Bebas Regional Ditinjau Dari Sudut Kepabeanan

membatasi penggunaan kuota untuk menghambat impor. Cara lain adalah meningkatkan transparansi pengaturan perdagangan suatu negara melalui mekanisme notifikasi dan tinjauan kebijakan perdaganganTrade Policy Review Mechanism TPRM yang dilakukan secara reguler. Banyak pasal dalam Persetujuan WTO meminta pemerintah negara anggotanya untuk menjelaskan kebijakan dan sasaran yang ingin ditujunya kepada publik dan melaporkannya kepada WTO. Pemantauan kebijakan nasional perdagangan melalui mekanisme notifikasi dan TPRM ini aturan perdagangan suatu negara dibuat jelas, transparan, dan diketahui oleh negara anggota WTO lainnya. Ini adalah sarana untuk meningkatkan keterbukaan ditingkat domestik maupun multilateral. 112 Dalam pengurangan tarif ini, WTO mensyaratkan agar pengurangan tersebut dapat diturunkan sampai 40 khususnya terhadap produk-produk industri negara- negara maju untuk jangka waktu lima tahun tahun 2000. Pada waktu Putaran Uruguay ditutup yaitu tahun 1994, tingkat tarif yang umumnya berlaku adalah sekitar 6,8 . Dengan tingkat tarif yang menurun demikian diharapkan akan terjadi peningkatan penerimaan produk-produk industri maju yang memperoleh pembebasan bea masuk yakni 20 menjadi 4 di negara-negara maju.

3. Prinsip National Treatment

Prinsip National Treatment terdapat dalam Pasal III GATT dimana menurut prinsip ini, produk dari suatu negara yang di impor kedalam suatu negara harus 112 Lihat Understanding The WTO : The Agreements. Trade Policy Reviews: Ensuring Transparency dalam website wto : http:www.wto.orgenglishthewto_ewhatis_etif_eagrm11_e.htm diakses pada 4 Juli 2009 Universitas Sumatera Utara diperlakukan sama seperti halnya produk dalam negari. Prinsip ini sifatnya berlaku luas baik terhadap semua pajak maupun terhadap pungutan-pungutan lainnya. Prinsip ini berlaku pula terhadap perundang-undangan dan persyaratan-persyaratan hukum yang mempengaruhi penjualan, pembelian, pengangkutan, distribusi atau penggunaan produk-produk di pasar dalam negeri. Prinsip ini juga memberikan perlindungan terhadap proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya atau kebijakan administratif atau legislatif. 113 Untuk masalah National Treatment ini WTO pernah menangani kasus tentang pengenaan perlakuan yang tidak sama antara produk domestik dengan produk luar negeri berdasarkan undang-undang negara setempat, seperti kasus Alcoholic Beverages Case di Jepang. Dalam kasus ini yang di persoalkan adalah Undang- Undang Pajak terhadap minuman keras di Jepang, dimana pajak untuk impor terhadap miuman keras tersebt lebih tinggi daripada pajak untuk minuman keras produksi dalam negeri yang disebut Shochu. Kasus ini di bawa ke WTO oleh Amerika Serikat, Masyarakat Eropa, dan Kanada. Ditingkat banding WTO memutuskan bahwa dengan mengenakan pajak pada barang impor minuman keras lebih tinggi dari pada pajak Shochu, Jepang telah melanggar ketentuan Pasal III ayat 2 114 dari perjanjian GATT. 115 113 Ibid,.hlm. 112. 114 Legal Texts GATT 1947, Artikel III:2, The products of the territory of any contracting party imported into the territory of any other contracting party shall not be subject, directly or indirectly, to internal taxes or other internal charges of any kind in excess of those applied, directly or indirectly, to like domestic products. Moreover, no contracting party shall otherwise apply internal taxes or other internal charges to imported or domestic products in a manner contrary to the principles set forth in paragraph. 115 Munir Fuady,op.cit., hlm. 76. Universitas Sumatera Utara

4. Prinsip larangan restriksi pembatasan kuantitatif