peningkatan permintaan dan selanjutnya akan meningkatkan suplai dari kawasan ASEAN, meskipun trade cration timbul dengan mengorbankan atau menurunkan
daya jual produk negara bukana anggota karena secara relatif akan lebih mahal trade diversion. Selain itu tujuan dari pendirian PTA adalah sebagai reaksi atas tekanan
proteksionisme dari negara-negara maju pada saat itu.
150
B. Penggunaan Common Effective Preferential Tariff CEPT Bukan
Merupakan Diskriminasi
Pembentukan AFTA sebagai kelompok ekonomi regional tidak bertentangan dengan sistem perdagangan global sistem GATT yang ada, tetapi justru akan
menunjang secara komplementer sistem global tersebut. Berdasarkan Pasal XXIV GATT, negara anggota GATT diperkenankan membentuk suatu wilayah perdagangan
bebas free trade area dan suatu customs union atas dasar aturan-aturan khusus yang tidak merugikan negara-negara di luar wilayah tersebut. CEPT-AFTA konsisten
dengan prinsip-prinsip GATT, dan merupakan skema yang bersifat berorientasi keluar outward-looking. Skema CEPT merupakan cara untuk membentuk tarif
preferensi yang secara efektif sama di kawasan ASEAN dan tidak menimbulkan hambatan tarif terhadap ekonomi diluar ASEAN. Pengunaan CEPT dibenarkan dalam
perdagangan bebas ASEAN sesuai dengan prinsip Standard of Prefential Treatment dimana dalam prinsip ini merupakan kebalikan dari prinsip memberikan hak yang
sama bagi semua pihak MFN Treatment. Dalam sistem hubungan internasional yang luas, kedua sistem ini tidak dapat diberlakukan secara simultan tetapi dapat
150
Rahmat Dwi Saputra, op.cit., hlm. 178.
Universitas Sumatera Utara
diharmonisasikan, misalnya dengan peraturan pengecualian atas prinsip MFN terhadap negara tetangga atau sesama negara anggota persatuan pabean custom
union. Contohnya diantara negara-negara dalam kawasan tertentu AFTA diberlakukan tarif yang lebih rendah atas produk masing-masing negara yang diimpor
ke negara lain di kawasan tersebut.
151
GATT memberikan ruang untuk komplibilitas legal terbentuknya integrasi ekonomi regional dengan prinsip non-diskriminasi dan MFN. Pasal 25 GATT
mengatur ketentuan waiver bagi Free Trade Area FTA dan Custom Union CU dari kewajiban tersebut. Sementara Pasal 24 GATT mencakup devinisi FTA dan CU
serta kondisi minimum yang harus dipenuhi agar integrasi tersebut kompatibel dengan GATT. Berkaitan dengan hal ini, GATT juga menyatakan bahwa ketentuan
atau peraturan yang ada setelah terbentuknya FTA dan CU tidak boleh lebih restrictive dibanding sebelumnya.
152
CEPT bukan saja mendorong liberalisasi perdagangan ASEAN tapi juga liberalisasi atas dasar MFN. Ini dilakukan melalui suatu ketentuan unik di dalam
CEPT yang membolehkan negara-negara anggota yang menurunkan tarif mereka menjadi 0-5 , bahkan atas dasar MFN negara-negra anggota dapat menikmati
konsesi CEPT dari negara-negara anggota lainnya. CEPT-AFTA konsisten dengan GATT dan merupakan pengaturan yang sejalan. Skema CEPT berupaya membentuk
151
Harum Setiawati dan Gavriyuni Amier, loc.cit.,hlm. 178.
152
Aswin Kootali dan Gunawan Saichu, loc.cit.,hlm.28.
Universitas Sumatera Utara
suatu tarif preferesial umum yang efektif di kawasan ASEAN dan tidak menambah hambatan-hambatan perdagangan terhadap ekonomi-ekonomi non-ASEAN.
C. Pentingnya Harmonisasi di Bidang Tarif