Tarif sebagai instrumen perlindungan industri dalam negeri

perdagangan akan meningkat pula. Akibat positifnya adalah meningkatnya atau pesatnya pertumbuhan industri sekaligus dapat menyerap banyak tenaga kerja. Hasil akhir yang dicapai adalah meningkatnya kesejahteraan manusia. “Welfare Through Trade” adalah suatu istilah yang sejak dulu diyakini bahwa kesejahteraan rakyat didapat melalui perdagangan. 96 Berdasarkan salah satu putaran perundingan di WTO yaitu Putaran Uruguay, negara maju memotong besaran tarif sampai sepertiga sedangkan negara berkembang memotong tarif sampai paling besar hanya 40. Sebelum Putaran Uruguay, rata-rata tarif produk manufaktur di negara maju adalah 6,2 dan negara berkembang adalah 20,5. Sesudah Putaran Uruguay, rata-rata tarif di negara maju 3,7 dan di negara berkembang 14,4. Hambatan non tarif seperti kuota, perijinan dan spesifikasi teknis juga secara bertahap dihapuskan tetapi tidak secepat penurunan tarif. 97

B. Tarif sebagai instrumen perlindungan industri dalam negeri

Pada prinsipnya GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri domestik melalui tarif menaikan tingkat tarif bea masuk 98 dan tidak melalui 96 Gusmardi Bustami, WTO dan Perlindungan Industri Dalam Negeri, Jenewa Swiss : Duta Besar RI untuk WTO, 2009, hlm. 1. 97 Flora Susan Nongsina, Pos M. Hutabarat, Pengaruh Kebijakan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia, Jakarta : Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2007, hlm. 2. 98 GATT mengharapkan tarif menjadi satu-satunya alat yang digunakan oleh negara-negara anggotanya dalam melindungi industri dalam negerinya dari persaingan dengan industri luar negeri karena beberapa alasan : i Tarif adalah mekanisme yang “kelihatan”, langsung mempengaruhi harga produk impor yang dipasarkan di pasar domestik, ii Tarif tidak memerlukan anggaran dari negara, sehingga intervensi negara dalam perekonomian bisa diminimalisir, sebuah dogma kaum liberal, dan anggaran negara bisa disalurkan pada bidang lain yang lebih diperlukan, iii Tarif juga diharapkan bisa menjadi alat yang digunakan oleh suatu negara ketika harus membalas praktek perdagangan tidak Universitas Sumatera Utara upaya-upaya perdagangan lainnya non-tarif commercial measures Perlindungan melalui tarif ini menunjukan dengan jelas tingkat perlindungan yang diberikan dan masih memungkinkan adanya kompetisi yang sehat. Meskipun dibolehkan, penggunaan tarif ini tetap tunduk pada ketentuan-ketentuan GATT. Misalnya saja, pengenaan atau penerapan tarif tersebut sifatnya tidak boleh diskriminatif dan tunduk pada komitmen tarifnya kepada GATTWTO. Komitmen tarif ini maksudnya adalah tingkat tarif dari suatu negara terhadap suatu produk tertentu. Tingkat tarif ini menjadi komitmen negara tersebut yang sifatnya mengikat. Karena itu, suatu negara yang telah menyatakan komitmennya atas suatu tarif, ia tidak dapat semena-mena menaikkan tingkat tarif yang telah ia sepakati, kecuali diikuti dengan negoisasi mengenai pemberian mengenai kompensasi terhadap mitra-mitra dagangnya Pasal XXVII 99 . Prinsip-prinsip yang tertuang dalam GATT tidak melarang tindakan proteksi terhadap industri domestik, tetapi proteksi demikian hanya boleh dilakukan melalui proteksi tarif dan bukan melalui tindakan seperti larangan impor atau kuota impor. GATT memungkinkan negara-negara peserta memperoleh pengecualian waiver dari suatu kewajiban tertentu apabila negara yang bersangkutan mengalami permasalahan adil yang dilakukan oleh negara anggota lainnya, walaupun sebenarnya, tarif memberikan proteksi yang kecil. Hal ini bisa dipahami karena GATT bukan hanya berkeinginan menurunkan tingkat tarif tapi juga menghilangkannya dan mengurangi, sampai pada taraf tertentu. 99 Legal Texts GATT 1947, Artikel XXVII:1, Any contracting party shall at any time be free to withhold or to withdraw in whole or in part any concession, provided for in the appropriate Schedule annexed to this Agreement, in respect of which such contracting party determines that it was initially negotiated with a government which has not become, or has ceased to be, a contracting party. A contracting party taking such action shall notify the CONTRACTING PARTIES and, upon request, consult with contracting parties which have a substantial interest in the product concerned. Universitas Sumatera Utara dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Untuk melindungi industri yang masih dalam tahap pertumbuhan infant industry, berdasarkan escape clause pasal XIX 100 GATT mengijinkan suatu negara untuk melarang impor atau tidak memberlakukan konsesi tarif yang diberikannya dalam kerangka GATT untuk selama jangka waktu tertentu. Tindakan tersebut dapat dilakukan apabila negara yang bersangkutan tidak mempunyai pilihan lain dalam menghadapi lonjakan produk impor sehingga mengakibatkan kesulitan terhadap industri dalam negeri. 101 Bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain : 1. Terdapat perkembangan yang tidak wajar dalam impor produksi yang bersangkutan; 2. Produk tersebut diimpor dalam jumlah yang semakin meningkat; 3. Kuantitas impor yang semakin meningkat tersebut dapat mengganggu produsen barang serupa di dalam negeri. 102 Disamping perlindungan melalui tarif, dalam WTO terdapat beberapa agreement yang memuat instrumen perlindungan yang ditujukan untuk industri, yaitu 100 Legal Texts GATT 1947, Artikel XIX:1, If, as a result of unforeseen developments and of the effect of the obligations incurred by a contracting party under this Agreement, including tariff concessions, any product is being imported into the territory of that contracting party in such increased quantities and under such conditions as to cause or threaten serious injury to domestic producers in that territory of like or directly competitive products, the contracting party shall be free, in respect of such product, and to the extent and for such time as may be necessary to prevent or remedy such injury, to suspend the obligation in whole or in part or to withdraw or modify the concession. 101 Penjelasan Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia. 102 Hata, Perdagangan Internasional Dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum, Badung : Refika Aditama, 2006, hlm., 65. Universitas Sumatera Utara antidumping, subsidies, countervailing measures, dan safeguard. Dalam WTO ketiga instrumen ini terkenal dengan nama “trade remedies”. Tindakan antidumping dikenakan atas suatu barang atau produk yang dijual diimpor dengan harga dibawah nilai normal yang disebut sebagai harga dumping. Demikian pula countervailing measures dapat dikenakan terhadap produk yang dijual dengan harga rendah karena disubsidi oleh negara pengekspor. Kedua instrument ini dikaegorikan sebagai instrumen untuk mencegah perdagangan yang dilakukan secara “unfair” yang menimbulkan kerugian serius serious injury terhadap industri tertentu di negara pengimpor. Prosedur untuk melakukan investigasi dumping diatur dalam Agreement on Implementation of Article VI of the GATT 1994 atau yang terkenal dengan nama Antidumping Agreement. Untuk subsidi diatur dalam Agreement on Subsidies and Countervailing Measures. Tindakan safeguards dilakukan bukan untuk melindungi industri dalam negeri dari “unfair” seperti dumping atau subsidi. Tindakan safeguards dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri karena terjadinya lonjakan impor sebagai akibat dari penurunan tarif bea masuk secara signifikan. Terjadinya lonjakan ini pada dasarnya merupakan efek negatif negative effect dari hasil suatu perundingan perdagangan. Misalnya, dalam suatu perundingan tarif disepakati penurunan tarif untuk produk tertentu dari 20 menjadi 5. Akibatnya adalah terjadinya lonjakan impor atas produk tersebut yang mengakibatkan hancurnya industri tertentu di negara pengimpor dan menghambat pertumbuhan industri di Universitas Sumatera Utara negara tersebut. Atas dasar ini, suatu negara berhak untuk membatasi impor atas produk tersebut dengan cara mengenakan tingkat tarif tertentu atau kuota atas produk tersebut dalam jangka waktu tertentu. Menurut catatan WTO dari ketiga instrument tersebut tindakan antidumping merupakan tindakan yang paling sering digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Alasannya adalah bahwa istrumen ini paling fleksible dan paling kecil resikonya. Negara negara yang saat ini sangat banyak melakukan tindakan antidumping adalah Uni Eropa 25 negara, Amerika Serikat, Australia, India, Afrika Selatan, Argentina, Brazil, Mexico, Kanada. Dibandingkan tindakan antidumping, tindakan countervailing jarang dilakukan karena negara anggota WTO pada umumnya tidak lagi memberikan subsidi ekspor kepada industri. Tindakan safeguards dilakukan lebih sedikit dibanding antidumping karena resikonya lebih besar. Berbeda dengan tindakan antidumping , tindakan safeguards yang dilakukan dengan pengenaan kuota harus dinegosiasikan dengan pihak negara supplier mengenai bersarnya kuota yang dikenakan. Apabila ini terjadi, maka sering akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Kemudian, tindakan safeguards akan dikenakan kepada seluruh Negara supplier bukan kepada perusahaan secara non diskriminasi. Sementara antidumping dikenakan kepada perusahaan perusahaan yang terbukti melakukan dumping. Pengecualian hanya diterapkan kepada impor yang Universitas Sumatera Utara dikategorikan sebagai de minimis impornya hanya 2.5 yang dianggap dapat dikecualikan sebagai penyebab terjadinya kerugian serious injury. 103 Dalam tindakan safeguards, dapat saja terjadi permintaan kompensasi dari pihak yang terkena negara supplier dan bila tidak dipenuhi dapat dilakukan retaliasi misalnya, tindakan safeguards AS terhadap baja yang dilakukan dengan meningkatkan tarif bea masuk yang mendapatkan tantangan keras dari Jepang, EU dan negara lainnya . 104 Indonesia sendiri telah mengeluarkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 84 Tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Industri Dalam Negeri dari Akibat Lonjakan Impor Safeguards, yang ditetapkan tanggal 16 Desember 2002. Keppres mengenai Safeguards tersebut memberikan kewenagan kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk mengusulkan tindakan pengamanan sementara dalam bentuk rekomendasi pengenaan Bea Masuk sementara kepada Menteri Keuangan. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Keppres Safeguards itu dapat melakukan pengamanan atas ancaman kerugian bagi industri dalam negeri akibat membanjirnya barang-barang impor sejenis atau yang secara langsung menjadi saingan hasil industri dalam negeri. 105

C. Ketentuan-ketentuan WTO mengenai pembentukan tarif