tertib dan adil di dunia ini. Dalam mendorong perdagangan bebas tersebut WTO memberlakukan beberapa prinsip penting yang menjadi pilar-pilar WTO yaitu :
1. Prinsip Most Favoured Nation MFN
Yang dimaksud dengan prinsip Most Favoured Nation ini adalah bahwa semua kebijakan perdagangan internasional dijalankan berdasarkan dengan asas non-
diskriminasi dimana antara suatu negara anggota WTO dengan negara anggota lainnya tidak boleh membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Negara
anggota tersebut tidak boleh memberikan kemudahan hanya kepada negara tertentu saja terhadap tindakan yang berkenan dengan tarif dan perdagangan Pasal I : 1
GATT
106
.
107
Keinginan tarif impor yang diberikan pada produk suatu negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra dagang negara anggota lainnya.
108
Perlakuan yang sama tersebut harus dijalankan dengan segera dan tanpa syarat immediatley and uncoditionally terhadap produk yang berasal atau yang diajukan
kepada semua negara anggota GATT. Namun demikian dalam pelaksanaan prinsip ini mendapat pengecualian-pengecualian khususnya dalam menyangkut kepentingan
negara sedang berkembang. Pengecualian tersebut sebagian ada yang ditetapkan
106
Legal Texts GATT 1947, Artikel 1:1, With respect to customs duties and charges of any kind imposed on or in connection with importation or exportation or imposed on the international
transfer of payments for imports or exports, and with respect to the method of levying such duties and charges, and with respect to all rules and formalities in connection with importation and exportation,
and with respect to all matters referred to in paragraphs 2 and 4 of Article III, any advantage, favour, privilege or immunity granted by any contracting party to any product originating in or
destined for any other country shall be accorded immediately and unconditionally to the like product originating in or destined for the territories of all other contracting parties.
107
Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional Aspek Hukum dari WTO, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.69.
108
Biro Kerjasama Luar Negeri, World Trade OrganizationOrganisasi perdagangan dunia, Jakarta : Departemen Pertanian, 2009, hlm., 1.
Universitas Sumatera Utara
dalam pasa-pasal GATT itu sendiri dan sebagian lagi ada yang ditetapkan dalam putusan-putusan dalam konfrensi-konfrensi GATT melalui suatu penaggalan waiver
dan prinsip-prinsip GATT berdasarkan Pasal XXV.
109
Pengecualian yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan yang diperoleh karena jarak lalu lintas frontier traffic
advantage, tidak boleh dikenakan terhadap anggota GATT lainnya Pasal VI.
b. Perlakuan Preferensi di wilayah-wilayah tertentu yang sudah ada misalnya
kerjasama ekonomi dalam ‘british Commonwealth’, The French Union perancis dengan negara-negara koloninya dan Banelux Banelux Economic
Union, tetap terus dilaksanakan namun tingkat batas preferensinya tidak boleh dinaikkan Pasal I : 2-4.
c. Anggota-anggota GATT yang membentuk suatu Customs Union atau Free
Trade Area yang memenuhi persyaratan Pasal XXIV tidak harus memberikan perlakuan yang sama kepada negara anggota lainnya. Untuk negara-negara
yang membentuk pengaturan-pengaturan preferensi regional adan bilateral yang tidak memenuhi persyaratan Pasal XXIV, dapat membentuk
pengecualian dengan menggunakan alasan ‘penaggalan’ Waiver terhadap ketentuan GATT. Penanggalan ini dapat pula dilakukan atau diminta oleh
109
Legal Texts GATT 1947, Artikel XXV:5, In exceptional circumstances not elsewhere provided for in this Agreement, the CONTRACTING PARTIES may waive an obligation imposed upon
a contracting party by this Agreement; Provided that any such decision shall be approved by a two- thirds majority of the votes cast and that such majority shall comprise more than half of the
contracting parties.
Universitas Sumatera Utara
suatu negara anggota. Menurut prinsip ini, suatu negara dapat, memohon pengecualian dari kewajiban tertentu yang ditetapkan oleh GATT ketika
ekonominya atau keadaan perdagangannya dalam keadaan sulit. d.
Pemberian Preferensi tarif oleh negara-negara maju kepada produk impor dari negara-negara yang sedang berkembang atau negara-negara yang kurang
beruntung least developed melalui fasilitas Generalized System of Preference sistem preferensi umum.
110
Perjanjian WTO membolehkan suatu negara untuk meminta pembebasan dari penerapan kewajiban MFN ini. Untuk maksud tersebut, ketika suatu negara meminta
kewajiban MFN, permintaan tersebut akan ditinjau setiap lima tahun. Pembebasan dari penerapan MFN ini hanya boleh dilakukan untuk jangka waktu 10 tahun.
2. Prinsip Binding of Tariff