II.2 Komunikasi Antarpribadi
Dalam kehidupanya, manusia selalu melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia. Hampir
setiap saat kita bertindak dan belajar dengan dan melaui komunikasi. Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi mempunyai berbagai manfaat. Melalui komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, kita dapat
mengetahui dunia luar, bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna, bisa memperoleh hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya Fajar 2009:77.
Komunikasi antarpribadi interpersonal adalah komunikasi antara orang- orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal http:kawanlaba.wordpress.com2008041541
Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam kontek satu komunikator dengan satu komunikan komunikasi diadik : dua orang atau satu komunikator
dengan dua komunikan komunikasi triadik : tiga orang. Lebih tiga orang biasanya dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat
berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media antarpribadi non media massa, seperti telepon. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi berlangsung
secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Efek dari
komunikasi antarpribadi paling kuat diantara tataran komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah
laku efek konatif dari komunikannya, karena dapat memanfaatkan pesan verbal dan non verbal serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya apabila didapat
umpan balik negatif Vardiansyah 2004: 30-31
Barnlund 1968 mengemukakan, komunikasi antarpribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antar dua orang, atau tiga orang atau mungkin
empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Rogers dalam Depari 1988 komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut
ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antar beberapa pribadi. Menurut Tan 1981, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antar dua
orang atau lebih dalam Liliweri 1991:12
Bochner, 1978; Cappella, 1987: Miler, 1990 Devito 1997:231 mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam tiga ancangan utama yaitu :
- Berdasarkan komponen Componential
Maksudnya kita mengidentifikasi komponen-komponen atau elemen- elemen dalam tindak komunikasi antarpribadi
- Berdasarkan hubungan atau diadik Relational
Universitas Sumatera Utara
Maksudnya komunikasi berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang matap dan jelas.
- Berdasarkan pengembangan Developmental Maksudnya suatu perkembangan atau kemajuan dari komunikasi tak
pribadi pada satu ekstrim ke komunikasi pribadi di ekstrim yang lain.
Secara umum Devito menyimpulkan komunikasi antarpribadi tersebut merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan
efek dan umpan balik yang langsung dan dapat dilihat bahwa yang menjadi komunikator dalam penyampaian pesan hanya satu orang. Sedangkan yang
bertindak sebagai komunikan, tidak terbatas. Karena definisi ‘orang lain’ disini bisa diartikan lebih dari satu orang
http:communicareinstitute.blogspot.com200901apakah-komunikasi- antarpribadi-itu.html
Tujuan – tujuan komunikasi antarpribadi yang dapat dilihat dari dua perspektif Fajar 2009:80, yaitu :
- Tujuan – tujuan yang dilihat sebagai faktor-faktor motivasi atau
sebagai alasan – alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi. Dengan demikian komunikasi antarpribadi bias
mengubah sikap dan prilaku seseorang.
- Tujuan – tujuan yang dipandang sebagai hasil efek umum dari
komunikasi antarpribadi. Dengan demikian sebagai suatu hasil dari komunikasi antarpribadi adalah kita dapat mengenal diri kita sendiri,
membuat hubungan lebih baik, bermakna dan memperoleh pengetahuan tentang dunia luar.
Efektivitas komunikasi antarpribadi menurut Devito Devito 1997:259 – 264 mengandung lima ciri yaitu :
1. Keterbukaan Opennes
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dalam komunikasi antarpribadi, yakni :
- Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada
orang yang diajak berinteraksi. Hal ini bukan berarti orang yang diajak berinteraksi harus dengan segera membuka semua riwayat hidupnya, harus
Universitas Sumatera Utara
ada kesediaan untuk membuka diri dan mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.
- Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara
jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi
secara spontan terhadap orang lain.
- Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran Bochner dan
Kelly, 1974. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan
anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya kata ganti
orang pertama tunggal.
2. Sikap Positif Positiveness
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: 1 menyatakan sikap positif dan 2 secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antarpribadi.
- Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri.
Universitas Sumatera Utara
- Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi
atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi
3. Kesamaan Equality
Dalam setiap situasi, sering adanya ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, dan lebih atletis dari pada
yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih
efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, serta masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan
dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita
menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Empati Empathy
Henry Backrack 1976 mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,
melalui sudut pandang dan kacamata orang tersebut. Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan
berempati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional
maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang
lain baik perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
5. Dukungan Supportiveness
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan
terhadap pesan yang disampaikan. Jack R. Gibb Fajar 2009:84, menyebutkan tiga perilaku menimbulkan sikap suportif, yakni :
- Deskriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan suasana yang evaluatif.
- Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikirkannya.
Universitas Sumatera Utara
- Provisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sikap berfikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan
yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain bila memang pendapatnya keliru.
II.3 Konsep Diri