II.4 Teori Self Disclosure
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi dan pada saat yang sama berkomunikasi dengan orang lain dapat meningkatkan pengetahuaan
tentang diri kita. Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Teori self disclosure Rakhmat 2005:107.
Teori self disclosure diperkenalkan oleh Joseph luft 1969 yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang
dirinya, maupun orang lain. Teori ini dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya
Johari Window atau Jendela Johari. Berikut ini gambar Jendela Johari tentang bidang pengenalan diri dan orang lain :
Terbuka
Diketahui diri sendiri dan orang lain
Buta
Tidak diketahui diri sendiri tetapi orang lain mengetahui
Tersembunyi
Diketahui diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain
Tidak Dikenal
Tidak diketahui diri sendir dan orang lain
Gambar tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seseorang dengan lainnya terdapat empat kemungkinan sebagaimana
terwakili melalui suasana di keempat bidang jendela itu. Apabila rumus tersebut diterapkan dalam penelitian ini, maka dapat dijabarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Bidang I Daerah Terbuka
Daerah terbuka open self berisikan semua informasi, prilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan dan sebagainya yang diketahui oleah
diri sendiri dan orang lain. Informasi yang dimaksud beragam mulai dari warna kulit, jenis kelamin, usia dan keyakinan. Daerah terbuka masing-
masing individu akan berbeda-beda besarnya tergantung pada dengan siapa orang ini berkomunikasi. Ada orang yang membuat merasa nyaman dan
mendukung. Komunikasi bergantung pada sejauhmana orang membuka diri kepada orang lain dan kepada diri sendiri. Jika tidak mengenal orang lain,
maka komunikasi akan sangat sukar, demikian juga sebaliknya. Komunikasi akan bermakna jika saling mengenal. Untuk meningkatkan komunikasi,
terlebih dahulu memperbesar daerah terbuka ini. Melukiskan suatu kondisi dimana antar pengurus atau pengasuh panti asuhan dengan anak-anak panti
asuhan dalam mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga kedua belah pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka.
2. Bidang II Daerah Buta
Daerah buta blind self berisikan informasi tentang diri yang dapat diketahui orang lain akan tetapi tidak diketahui oleh diri sendiri. Hal ini
berupa kebiasaan-kebiasaan kecil seperti : kebiasaan mengatakan “tahu kan” atau memegang hidung bila sedang marah serta hal-hal lainnya.
Komunikasi menuntut keterbukaan dari pihak-pihak yang saling terkait. Pada daerah buta, komunikasi akan menjadi sulit. Melukiskan hubungan
Universitas Sumatera Utara
antara kedua belah pihak baik pengurus dan anak-anak panti asuhan hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri.
3. Bidang III Daerah Tersembunyi
Daerah tersembunyi hidden self mengandung semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain tetapi disimpannya hanya untuk
diri sendiri. Ini adalah suatu daerah untuk merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Dimana masalah hubungan antara
kedua belah pihak baik pengurus maupun anak-anak panti asuhan yang diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain.
4. Bidang IV Daerah Tidak Dikenal
Daerah tidak dikenal unknown self adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh kita sendiri maupun orang lain. Ini adalah informasi
yang tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian. Dimana kedua pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan
diantara pengurus dan siswa. Keadaan yang sebenarnya dikehendaki dalam komunikasi antarpribadi
khususnya didalam sebuah panti asuhan adalah bidang I daerah terbuka, dimana antar komunikastor pengurus dengan komunikan anak-anak panti
asuhan saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan antarpribadi tidak seideal yang diharapkan, ini disebabkan
karena dalam hubungan dengan orang lain baik pengurus dan anak-anak panti asuhan sering mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau
mengungkapkan masalah yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
Luft dalam Dedy Mulyana, 1996:19 menggambarkan beberapa ciri penyingkapan diri self disclousure yang tepat. Lima ciri penting tersebut
adalah sebagai berikut : 1.
Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung 2.
Dilakukan oleh kedua belah pihak 3.
Disesuaikan oleh keadaan yang berlangsung 4.
Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antara orang- orang yang terlibat.
5. Ada peningkatan dalam penyingkapan, sedikit demi sedikit.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel
atau lebih Rakhmat,2007:27. Kelebihan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas,
dan memudahkan untuk membuat pandangan eksperimen. Sedangkan kelemahan metode ini adalah korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab
akibat.
III. 2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Panti Asuhan Yayasan Elida Jl.Flamboyan Raya IV-A No.2 Tanjung Selamat Medan.
III.3 Populasi dan Sampel Penelitian III.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, atau peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Sedangkan Sugiyono 2006:72 mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Universitas Sumatera Utara
ditarik kesimpulannya. Dari 70 orang populasi anak-anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan yang memenuhi kriteria adalah berjumlah 54 orang anak.
III.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan serta mewakili karakteristik dan sifat – sifat tertentu yang
terdapat pada populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil tidak secara keseluruhan yakni berjumlah 54 orang.
III.4 Teknik Pengambilan Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel nonprobabilitas sampling dengan cara sampling saturasi. Sampling saturasi sama sekali bukan
sampling, karena metode tersebut didefinisikan sebagai perolehan semua unsur sampel dalam populasi tertentu yang mempunyai karakteristik yang diinginkan
penelliti Kriyantono 2006 : 159. Adapun karakterisitik sampel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu:
1. Anak-anak Panti Asuhan Elida yang masih berstatus aktif dan tinggal di
Panti Asuhan Elida 2.
Jenjang pendidikan antara : SD, SMP,SMASMK 3.
Berumur 11 – 19 Tahun
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian Lapangan Field research
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey di lokasi penelitian dengan menggunakan metode:
1. Observasi yaitu: pengumpulan data melalui pengamatan peneliti dengan menggunakan panca indera Bungin, 2006:142
2. Wawancara yaitu: pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara pengumpul data kepada responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam Soehartono,
2004:67. 3.
Kuesioner yaitu: dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat Soehartono, 2004:64.
2. Penelitian Kepustakaan Library research
Penelitian ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan
perkuliahan yang relevan dengan penelitian ini.
III.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 2006:263. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:
a. Analisa Tabel Tunggal