3. METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
Dalam pengambilan sampel, bahan dan alat yang diperlukan yaitu media transport berupa
Brain Heart Infusion BHI dalam tabung berukuran 2 ml, sampel usap steril, syringe, kapas dan alkohol 70.
Peralatan yang diperlukan selama pemerikasaan di laboratorium yaitu biosafety cabinet BSC, vortex, sentrifus, mikropipet, tips, alkohol, desinfektan,
plat ekstraksi 96 sumuran, plat mikrotirasi 96 sumuran berdasar V, kulkas, freezer -20
o
C dan freezer -80
o
C. Pemeriksaan sampel dilakukan menggunakan
real time RT-PCR dan uji Hemaglutinasi Inhibisi HI. Isolasi RNA virus dilakukan menggunakan
MagMAX
TM
AIND Viral RNA Isolation kit dari Ambion®, plat ekstraksi 96 sumuran, dan
magnetic stand. Alat dan Bahan untuk pengujian real time RT-PCR yaitu Ag-Path ID
TM
One-Step RT-PCR kit dari Ambion® dengan plat optik 96 sumuran pada mesin Applied Biosystem 7500 Real Time PCR System.
Pada pengujian HI diperlukan larutan phosphate buffer saline PBS pH
7.2, red blood cell RBC ayam, plat mikrotitrasi 96 sumuran berdasar V, plat
sentrifus, kontrol serum positif ALegokIPB-SGT12004 H5N1 dari PT IPB- Shigeta Animal Pharmaceuticals dan ACkWest JavaPWT-Wij2006 H5N1
dari Balai Besar Penelitian dan Veteriner, Bogor serta antigen H5 standar ALegokIPB-SGT12004 H5N1 dari PT IPB-Shigeta Animal Pharmaceuticals
dan ACkWest JavaPWT-Wij2006 H5N1 dari Balai Besar Penelitian dan Veteriner, Bogor.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel untuk dianalisa pada penelitian ini dilaksanakan di Pasar Burung Pramuka, Jakarta secara
cross-sectional pada bulan April sampai dengan September 2011. Pemeriksaan sampel dilaksanakan di Bagian
Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
IPB pada bulan Oktober 2011 sampai dengan Juni 2012.
3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan terhadap 30 kios secara cross sectional
setiap bulannya di Pasar Burung Pramuka, Jakarta. Kios dipilih secara acak. Pengambilan sampel dilakukan satu bulan satu kali selama 6 bulan berturut-turut
sebanyak 5 sampelkiosbulan Gambar 3. Sampel yang akan diambil langsung di lokasi yaitu feses, usap kloakal dan usap orofaringaltrakeal. Dari beberapa kios
yang diambil sampel dibeli minimal satu ekor unggas yang selanjutnya diambil sampel usap orofaringealtrakeal, kloakal dan darah. Jumlah unggas yang dibeli
setiap bulan adalah 30 ekor. Spesies unggas yang dibeli bervariasi.
Sampel usap orofaringealtrakeal, kloakal dan fekal diambil menggunakan tip steril berbahan polyester dan disimpan di dalam tabung berisi
Brain Heart Infusion BHI sesuai metode oleh National Veterinary Services Laboratories
NVSL Killian 2008. Protein di dalam media transport virus dapat mencegah degradasi virus hidup selama penanganan dan transportasi ke laboratorium.
Sampel darah dari unggas yang dibeli disimpan di dalam
syringe sebelum dibawa ke laboratorium. Semua sampel diberi kode berdasarkan waktu pengambilan
sampel, pedagang, jenis sampel dan spesies unggas Whitworth et al. 2007.
Identifikasi unggas dilakukan berdasarkan informasi pedagang yang dicocokkan dengan metode identifikasi burung menurut MacKinnnon 1991, Gosler 2007,
dan informasi dari internet.
Sampel disimpan pada suhu ± 4
o
C selama proses transportasi. Setelah tiba di laboratorium, sampel usap disimpan pada suhu di bawah -70
o
C sedangkan serum disimpan pada suhu -20
o
C WHO 2007, OIE 2009.
Gambar 3 Desain Penelitian. Keterangan: F: fekal, K: usap kloakal, O: usap
orofaringel, HI: Uji Hemaglutinasi Inhibisi, rRT-PCR: real time reverse
transcriptase polymerase chain reaction.
3.3.2 Pengumpulan Data Epidemiologis
Responden yang diwawancara untuk mengumpulkan data epidemiologis merupakan pedagang pemilikpenjaga kios yang pernah diambil sampel.
Komponen yang ditanyakan dalam wawancara menyangkut jumlah dan spesies
unggas yang masuk dan dijual, asal unggas, cara memperoleh unggas dari penangkarantangkapan, dan lama unggas dipelihara oleh pedagang.
Sumber data cuaca diperoleh dari Bagian Database Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG Republik Indonesia. Adapun data cuaca
yang dikaji yaitu rataan suhu bulanan, rataan kelembapan bulanan, dan rataan curah hujan bulanan yang dikoleksi oleh stasiun Priok, Jakarta.
3.3.3 Pemeriksaan Laboratorium
Sampel usap kloakal, orofaringeal dan fekal akan diuji terhadap keberadaan matriks dan H5 virus
Avian Influenza VAI dengan menggunakan teknik
real time reverse transcriptase polymerase chain reaction rRT-PCR. Sampel serum akan diperiksa menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi HI untuk
mengetahui keberadaan antibodi terhadap VAI H5. Pemeriksaan dilakukan di Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
3.3.3.1 Pooling
Sampel usap dikelompokkan berdasarkan jenis sampel sampel usap kloakal, usap orofaringeal dan fekal dan pedagang. Setiap kelompok
pool berisi maksimal 5 sampel NVSL 2008 dimana dari setiap sampel diambil 100 µl
selanjutnya dihomogenkan dengan vorteks. Setiap pool diperiksa menggunakan
uji tapis terhadap keberadaan Matriks VAI. Apabila terdapat pool yang positif
Matriks VAI, maka dilakukan pengujian H5 terhadap setiap sampel individu dalam
pool tersebut.
3.3.3.2 Isolasi RNA
Isolasi RNA dilakukan menggunakan kit Isolasi MagMAX
TM
AIND Viral RNA dari Ambion®. Sebanyak 50 µl sampel dimasukkan ke dalam 100 µl buffer
lisis pada plat ekstraksi 96 sumuran. Selanjutnya ditambahkan larutan beads
manik-manik sangat kecil yang bersifat paramagnetik untuk mengikat RNA sebanyak 20 µl, diagitasi selama 4 menit, dan didiamkan di atas
magnetic stand lempeng magnetik yang berfungsi mengendapkan
beads paramagnetik ke dasar plat selama 2 menit. Supernatan dibuang dengan cara disedot dengan mikropipet.
Plat diturunkan dari magnetic stand lalu ditambahkan 100 µl wash buffer I buffer
pencuci I, diagitasi selama 30 detik dan didiamkan di atas magnetic stand selama
1 menit. Setelah itu, supernatan dibuang menggunakan mikropipet. Proses pencucian ini dilanjutkan menggunakan
wash buffer II sebanyak dua kali. Pada tahap selanjutnya
beads diagitasi selama 2 menit agar kering. RNA dielusi menggunakan 50 µl
elution buffer kemudian plat diagitasi selama 3 menit lalu didiamkan di atas
magnetic stand selama 1 menit untuk mengendapkan beads. Supernatan yang berisi RNA diambil dan dipindahkan ke dalam plat 96 sumuran
yang baru. RNA tersebut digunakan sebagai cetakan template PCR atau
disimpan pada suhu -80
o
C sampai digunakan Desiliyarni 2006.
3.3.3.3 Real Time RT-PCR
Penyiapan campuran PCR dilakukan di atas blok dingin dalam biosafety
cabinet BSC. Secara berurutan reagen PCR seperti yang tertulis pada Tabel 2 dicampur pada tabung berukuran 1.5 ml kemudian disimpan pada -20
o
C hingga digunakan. Adapun primer dan probe yang digunakan tertera pada Tabel 3.
Tabel 2 Campuran rRT-PCR
Reagen Volumereaksi µl
H
2
O 5.40
Primer forward 20 µM
0.50 Primer
reverse 20 µM 0.50
Probe 10 µM 0.60
Fast MIX 5.00
Template 8.00
Volume total 20.0
Tabel 3 Primer dan probe yang digunakan
Sekuens Referensi
Primer matriks forward
M+25 5’ 5’-AgATgAgTCTTCTAACCgAggTCg-3’ Heine et al. 2005,
NVSL 2008 Primer matriks reverse
M- 1243’
5’-TgCAAAAACATCTTCAAg TCTCTG-
3’ Probe AIV Matriks
M+64 5’DFAM-TCAggCCCCCTCAAAg
CCgA-BHQ1-3 Primer H5 forward
IVA D148 H5 5’-AAACAgAgAggAAATAAgT
ggAgTAAAATT- 3’
Keawcharoen et
al. 2008 Primer H5 Reverse
IVA D149 H5 5’-AAAgATAgACCAgCTACCAT
gATTgC- 3’
Probe AIV H5 H5+1637
5’d FAM-TCAACAg TggCgAg TTCCCTAgCA-BHQ1-
3’ Heine
et al. 2005 dengan
modifikasi, NVSL 2008
Ke dalam setiap sumur plat optik 96 sumuran dimasukkan 12 µl campuran PCR lalu ditambahkan 8 µl
template hasil isolasi NVSL 2008. Plat ditutup dengan segel optik kemudian ditempatkan pada mesin Applied Biosystems 7500
Real Time PCR System dengan kondisi suhu amplifikasi untuk gen Matriks Tabel 4 atau H5 Tabel 5.
Tabel 4 Kondisi amplifikasi untuk rRT-PCR Matriks
Siklus PCR Suhu
Waktu Tahap I 1x
Reverse transcription 50
o
C 5 menit
Denaturasi 95
o
C 20detik
Tahap II 45x Denaturasi
94
o
C 3 detik
Anealling+Ekstensi 60
o
C 42 detik