2.6 Studi Cross-Sectional
Studi cross sectional adalah studi deskriptif dimana penyakit dan status
paparan penyakit diukur secara bersamaan dalam suatu populasi tertentu CDPH 2009. Penelitian
cross sectional dapat menyediakan gambaran singkat frekuensi dan karakteristik penyakit dalam suatu populasi pada titik waktu tertentu. Studi ini
mengambil satu titik pengumpulan data untuk setiap peserta atau sistem yang dipelajari dan digunakan untuk mempelajari fenomena yang diharapkan tetap
statis selama periode studi Miller- Keane dan O’Toole 2003.
Dari studi cross-sectional diperoleh prevalensi suatu penyakit dalam
populasi pada suatu saat, oleh karena itu studi cross-sectional disebut pula studi
prevalensi prevalence study. Data cross sectional dapat digunakan untuk menilai
prevalensi kasus akut atau kronis dalam suatu populasi. Namun, karena paparan dan status penyakit diukur pada waktu yang sama, maka tidak mungkin untuk
membedakan apakah paparan didahului atau diikuti penyakit, dan dengan demikian hubungan sebab akibat menjadi tidak menentu CDPH 2009. Studi ini
kontras dengan studi longitudinal. Pada studi longitudinal setiap partisipan, proses atau sistem dipelajari dari waktu ke waktu, dengan data yang dikumpulkan pada
beberapa interval. Dua tipe utama studi longitudinal adalah prospektif dan retrospektif Miller-
Keane dan O’Toole 2003.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
Dalam pengambilan sampel, bahan dan alat yang diperlukan yaitu media transport berupa
Brain Heart Infusion BHI dalam tabung berukuran 2 ml, sampel usap steril, syringe, kapas dan alkohol 70.
Peralatan yang diperlukan selama pemerikasaan di laboratorium yaitu biosafety cabinet BSC, vortex, sentrifus, mikropipet, tips, alkohol, desinfektan,
plat ekstraksi 96 sumuran, plat mikrotirasi 96 sumuran berdasar V, kulkas, freezer -20
o
C dan freezer -80
o
C. Pemeriksaan sampel dilakukan menggunakan
real time RT-PCR dan uji Hemaglutinasi Inhibisi HI. Isolasi RNA virus dilakukan menggunakan
MagMAX
TM
AIND Viral RNA Isolation kit dari Ambion®, plat ekstraksi 96 sumuran, dan
magnetic stand. Alat dan Bahan untuk pengujian real time RT-PCR yaitu Ag-Path ID
TM
One-Step RT-PCR kit dari Ambion® dengan plat optik 96 sumuran pada mesin Applied Biosystem 7500 Real Time PCR System.
Pada pengujian HI diperlukan larutan phosphate buffer saline PBS pH
7.2, red blood cell RBC ayam, plat mikrotitrasi 96 sumuran berdasar V, plat
sentrifus, kontrol serum positif ALegokIPB-SGT12004 H5N1 dari PT IPB- Shigeta Animal Pharmaceuticals dan ACkWest JavaPWT-Wij2006 H5N1
dari Balai Besar Penelitian dan Veteriner, Bogor serta antigen H5 standar ALegokIPB-SGT12004 H5N1 dari PT IPB-Shigeta Animal Pharmaceuticals
dan ACkWest JavaPWT-Wij2006 H5N1 dari Balai Besar Penelitian dan Veteriner, Bogor.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel untuk dianalisa pada penelitian ini dilaksanakan di Pasar Burung Pramuka, Jakarta secara
cross-sectional pada bulan April sampai dengan September 2011. Pemeriksaan sampel dilaksanakan di Bagian
Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
IPB pada bulan Oktober 2011 sampai dengan Juni 2012.
3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan terhadap 30 kios secara cross sectional
setiap bulannya di Pasar Burung Pramuka, Jakarta. Kios dipilih secara acak. Pengambilan sampel dilakukan satu bulan satu kali selama 6 bulan berturut-turut
sebanyak 5 sampelkiosbulan Gambar 3. Sampel yang akan diambil langsung di lokasi yaitu feses, usap kloakal dan usap orofaringaltrakeal. Dari beberapa kios
yang diambil sampel dibeli minimal satu ekor unggas yang selanjutnya diambil sampel usap orofaringealtrakeal, kloakal dan darah. Jumlah unggas yang dibeli
setiap bulan adalah 30 ekor. Spesies unggas yang dibeli bervariasi.