Evaluasi Masukan Input Evaluation
“...untuk ikut pelatihan ini ada persyaratannya mas kaya punya KTP DKI, diutamakan pengagguran dan orang
t idak punya keterampilan.”
6
Hal ini juga perkuat oleh pernyataan berikut: “...KPPM itu adanya ditiap-tiap RW jadi merekalah
yang menyeleksi warga yang pengen ikut pelatihan, dengan ketentuan yang telah mereka tetapkan sendiri. Seperti, calon
peserta tidak memiliki pekerjaan dan tidak mempunyai keterampilan apa-
apa buat mulai usaha.”
7
Berdasarkan kutipan-kutipan tersebut yang diukur dengan indikator cakupan maka dapat dikatakan bahwa setiap warga yang
ingin menjadi penerima manfaat dari Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK bina sosial Kelurahan Kramat Pela
harus memiliki KTP DKI Jakarta dan diseleksi oleh KPPM dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu seperti masyarakat yang
belum mempunyai pekerjaan dan belum mempunyai keterampilan. b.
Pelaksana Program Sumber daya manusia dalam Program Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan PPMK Kelurahan Kramat Pela terdiri dari Lembaga Musyawarah Kelurahan LMK, Tim Pelaksana Kegiatan
Kelurahan TPKK, dan Kelompok Peduli Pemberdayaan Masyarakat KPPM. Ketiga lembaga tersebut saling berkaitan
sesuai dengan Pergub nomor 81 Tahun 2011 Pasal 9 huruf c. Selain itu disebutkan pula mengenai Unit Pengaduan Masyarakat UPM
6
Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta, 4 Juni 2016
7
Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016
di Pasal 13 merupakan mitra LMK dalam pelaksanaan pengawasan kegiatan Bina Fisik Lingkungan dan Bina Sosial PPMK di tingkat
RW dan Kelurahan. Adapun tugas dan fungsi dari tiga lembaga diatas dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
“Untuk staff kita punya TPKK Tim Pelaksana Kegiatan Kelurahan sebagai pelaksana kegiatan ada juga
KPPM Kelompok Peduli Pemberdayaan Masyarakat di tiap-tiap RW sebagai penyambung lidah LMK dalam hal
kegiatan seperti sosialisasi, nyeleksi masyarakat yang pengen ikut kegiatan dan ada juga UPM Unit Pengaduan
Masyarakat tugasnya itu ya menampung pengaduan- pengaduan masyarakat terkait kegiatan PPMK ini. Nah
semuanya sudah berjalan dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
”
8
Dari kutipan tersebut terlihat bahwa masing-masing lembaga tersebut memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai dengan
yang ditetapkan pada Pergub nomor 81 Tahun 2011. Dimana LMK sebagai penanggungjawab kegiatan PPMK dan memiliki kendali
penuh dalam pelaksanaan program ini yang kemudian membentuk TPKK, KPPM dan UPM. TPKK sendiri memiliki fungsi sebagai
pelaksana program sesuai dengan proposal kegiatan yang telah diajukan. Kemudian KPPM memiliki fungsi sebagai penerima
usulan kegiatan masyarakat yang nantinya diajukan dalam bentuk proposal kepada LMK. Selanjutnya upm befungsi sebagai wadah
pengaduan masyarakat tentang kegiatan PPMK yang selanjutnya akan menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan PPMK
ke depannya.
8
Wawancara pribadi dengan Syamsul Ma’arif sebagai Ketua LMK Jakarta, 19 Mei 2016
Sumber daya manusia dalam program ini dinilai cukup berkompeten karena telah mendapatkan pembekalan tentang tugas
dan fungsinya masing-masing. Sesuai dengan kutipan wawancara berikut ini:
“Ya diberikan, mengenai tugas dan wewenangnya.”
9
“Ya diberikan, mengenai tugas dan wewenangnya pada saat pengangkatan.
”
10
Berdasarkan data di atas diukur dengan indikator ketersediaan maka sumber daya manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan program PPMK ini dinilai berkompeten karena telah mendapatkan arahan ketika pengangkatan. Namun diharapkan
sumber daya manusia yang ada selanjutnya mendapatkan pelatihan khusus guna meningkatkan peran serta lembaga kemasyarakatan
dalam menghimpun dan mengembangkan kemampuan masyarakat guna terwujudnya pemberdayaan masyarakat di lingkungan
Kelurahan Kramat Pela.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program PPMK dibagi menjadi 2, yaitu sarana dan prasarana ketika pelaksanaan pelatihan dan
sarana prasarana pasca pelatihan. Sarana dan prasarana ketika pelaksanaan pelatihan disediakan dalam bentuk tempat pelatihan yang
nyaman yang terletak pada lantai 3 kantor Kelurahan Kramat Pela.
9
Wawancara pibadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016
10
Wawancara pribadi dengan Syamsul Ma’arif sebagai Ketua LMK Jakarta, 19 Mei 2016
Selain itu, bentuk lain dari sarana dan prasarana saat pelatihan yaitu tenaga pelatih yang disesuaikan dengan bentuk-bentuk pelatihan yang
sengaja dihadirkan oleh pihak pelaksana program PPMK sebagaimana yang terdapat dalam kutipan berikut:
“Untuk staff kita punya TPKK Tim Pelaksana Kegiatan Kelurahan sebagai pelaksana kegiatan tapi dalam hal
pelatihan-pelatihan kita mengundang orang yang ahli di bidangnya.”
11
“Jelas kok mas kita dibimbing dari mulai teori sampe praktek. Waktu itu 3 orang yang
jadi model buat praktek.”
12
Kemudian, untuk penyediaan sarana dan prasarana pasca pelatihan
diwujudkan dalam bentuk peralatan untuk menunjang usaha yang ingin dijalankan sesuai dengan pelatihan yang mereka ikuti. Untuk pelatihan
ternak lele peserta dibekali dengan bibit lele, pakan ternak pelet, dan serokan
. Sedangkan untuk pelatihan tata rias, para peserta setelah mengikuti pelatihan diberikan alat make up lengkap. Hal itu dituangkan
dalam kutipan wawancara di bawah ini: “Setelah mengikuti pelatihan ini para peserta hanya dibekali
peralatan-peralatan saja bukan uang untuk memulai usaha. Misalnya pelatihan lele yang saya ikutin, pesertanya cuma
dikasih peratatan-peralat kaya jaring, bibit lele, dan pelet pakan selebihnya kita sendiri
deh yang harus kreatif.”
13
“para peserta juga dibelaki peralatan-peralatan makeup mas.”
14
11
Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016
12
Wawancara pribadi dengan Ulfa Nadiyah sebagai Penerima manfaat Jakarta, 5 Juni 2016
13
Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta, 4 Juni 2016
14
Wawancara pribadi dengan Ulfa Nadiyah sebagai Penerima manfaat Jakarta, 5 Juni 2016
Dari data-data di atas dapat di lihat bahwa sarana dan prasarana pada pelaksanaan program PPMK cukup memadai jika di ukur dengan
indikator ketersediaan. Maka, berdasarkan pembahasan dan analisa pada evaluasi input,
dapat dikatakan bahwa PPMK di Kelurahan Kramat Pela di nilai dengan indikator ketersediaan dengan melihat ketersediaan unsur-unsur
yang terdapat didalamnya dapat dikatakan telah baik. Tetapi, dirasakan perlu adanya perbaikan atau peningkatan kapasitas sumber daya
manusia dengan memberikan pelatihan dan penguatan terhadap lembaga kemasyarakatan guna terwujudnya pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya pada sarana dan prasarana diharapkan masyarakat agar adanya pemberian modal untuk memulai usaha pasca pelatihan agar
tujuan dari PPMK tentang kemandirian dan kesejahteraan dapat tercapai.