Evaluasi Proses Process Evaluation

2. Pembuatan proposal kegiatan Pembuatan proposal dalam kegiatan ini dilaksanakan pada awal tahun 2015 yang melibatkan pihak-pihak seperti masyarakat, KPPM, TPKK dan LMK itu sendiri. Masyarakat menyampaikan aspirasinya kepada KPPM di tiap RW masing-masing yang kemudian dituangkan oleh KPPM dalam bentuk proposal dan disampaikan kepada TPKK. Setelah itu TPKK melakukan screening terhadap setiap proposal yang diajukan yang kemudian ditindaklanjuti oleh LMK untuk diajukan kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana BPMPKB. Hal tersebut dijelaskan dalam kutipan berikut ini: “... kita ngajuin proposal ke provinsi dalam hal ini BPMPKB yang sebelomnya masyarakat ajukan. Jadi kita ngajuin ke pusat itu hasil dari aspirasi masyarakat mas.” 16 Setelah proposal sampai di BPMPKB penyelenggara kegiatan menunggu pencairan dana yang dikirim melalui rekening atas nama LMK Kelurahan Kramat Pela. 17 Berdasarkan data yang dijabarkan pada proses pembuatan proposal di atas dinilai dengan indikator upaya dikatakan sudah baik karena dalam penyusunan rencana kegiatan melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat sebagai pihak yang 16 Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016 17 Lihat lampiran rekening koran LMK Kramat Pela. membutuhkan dan lembaga-lembaga seperti KPPM, TPKK, LMK sebagai penyedia dan penyelenggara kegiatan. 3. Pelaksanaan kegiatan Pada tahap pelaksanaan kegiatan penyelenggara dalam hal ini Lembaga Musyawarah Kelurahan membentuk kepanitiaan kecil untuk masing-masing kegiatan yang telah disetujui. Terlihat dari Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Bina Sosial PPMK yang dibuat untuk setiap kegiatan. 18 Selanjutnya LMK selaku penyelenggara program melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kegiatan PPMK yang akan diselenggarakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut: “...Kan emang untuk ikut pelatihan ini ada persyaratannya mas kaya punya KTP DKI, diutamakan pengagguran dan orang tidak punya keterampilan. Nah itu disampaikan pada saat pelaksanaan sosialisasi ke warga.” 19 Setelah dilaksanakannya sosialisasi, KPPM selaku staff yang dibentuk oleh LMK melakukan pendataan dan penyeleksian masyarakat yang berminat ikut sebagai peserta kegiatan PPMK dengan persyaratan utama yaitu masyarakat yang mengajukan diri adalah warga di lingkungan Kelurahan 18 Lihat lampiran Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Bina Sosial PPMK antara LMK dan TPKK. 19 Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta 4 Juni 2016 Kramat Pela dibuktikan dengan KTP. Yang selanjutnya KPPM mempertimbangkan aspek-aspek seperti masyarakat yang mengajukan diri belum mempunyai pekerjaan atau tidak mempunyai keterampilan apa-apa untuk memulai usaha. Hal ini terlihat dari kutipan wawancara sebagai berikut: “...ketentuan buat jadi peserta itu cuma KTP doang. Gak ribet kok mas.” 20 Ulfa “...karna kita juga ada seleksi yang dilakukan oleh kawan-kawan dari KPPM. Nah KPPM itu adanya ditiap- tiap RW jadi merekalah yang menyeleksi warga yang pengen ikut pelatihan dengan ketentuan yang telah mereka tetapkan sendiri. Seperti, calon peserta tidak memiliki pekerjaan dan tidak mempunyai keterampilan apa- apa buat mulai usaha.” 21 Kemudian, setelah penyeleksian tersebut penyelenggara melaksanakan pelatihan dengan melibatkan ahli yang dijadikan sebagai narasumber pada masing-masing pelatihan yang diisi dengan penyampaian teori dan praktek. Hal ini digambarkan melalui kutipan berikut: “Jelas kok mas kita dibimbing dari mulai teori sampe praktek. Waktu itu 3 orang yang jadi model buat praktek.” 22 Berdasarkan data di atas dinilai dengan indikator ketersediaan maka dapat disimpulkan bahwa tenaga penyelenggara sudah cukup memadai karena setiap unsur yang 20 Wawancara pribadi dengan Ulfa Nadiyah sebagai Penerima manfaat Jakarta, 5 Juni 2016 21 Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016 22 Wawancara pribadi dengan Ulfa Nadiyah sebagai Penerima manfaat Jakarta, 5 Juni 2016 terlibat telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing- masing sesuai dengan kebutuhan program. Seperti KPPM yang melaksanakan sosialisasi dan penyeleksian serta tenaga pelatih yang meyampaikan materi sehingga peserta merasa menerima dengan baik pembekalan yang mereka sampaikan. Berdasarkan data pada evaluasi proses dinilai dengan indikator upaya dan ketersediaan program pemberdayaan kelurahan penulis menilai proses yang terjadi pada pelaksanaan program ini yang melalui 3 tahap dapat diaktakan sudah baik. Namun diharapkan kedepannya dapat melaksanakan proses monitoring dan evaluasi agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan program selanjutnya.

D. Evaluasi Produk Product Evaluation

Setelah membahas tiga tahap evaluasi di atas, pada sub bab ini penulis akan menjabarkan tahap akhir dari evaluasi CIPP dimana tahap akhir evaluasi tersebut adalah evaluasi produk. Evaluasi produk ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dari diselenggarakannya program. Berikut ini penjabaran dan analisa evaluasi produk Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kramat Pela: 1. Output Berdasarkan wawancara dengan lembaga penyelenggara PPMK disebutkan bahwa capaian yang diharapkan adalah kemandirian masyarakat, seperti yang dijelaskan di dalam kutipan berikut: “Ya jelas keterampilan untuk mengembangkan diri. Karena dari pelatihan ini yang kita harapkan masyarakat dapat menjadi mandiri secara ekonomi.” 23 Dampak lain yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah terwujudnya tujuan dari program PPMK itu sendiri sebagaimana yang disebutkan oleh Pak Soeryo sebagai salah satu anggota LMK yang berperan sebagai pihak penyelenggara program. “Ya sesuai tujuan PPMK itu sendiri mas. Kemandirian, daya saing masyarakat dan kesejahteraan.” 24 Hal tersebut juga diperkuat dengan landasan hukun yang di kukuhkan di dalam PERGUB No. 81 Tahun 2011 yang berbunyi: 25 a. Meningkatnya kemampuan daya saing anggota masyarakat; b. Meningkatnya peran serta lembaga kemasyarakatan dalam menghimpun dan mengembangkan kemampuan masyarakat; dan 23 Wawancara Pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016 24 Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016 25 Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 81 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Pasal 4 Ayat 3. c. Meningkatnya kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial dan kerja sama antar unsur masyarakat. Dalam kesempatan lain, peneliti juga menemukan bahwa dampak dari penyelenggaraan program PPMK ini cukup dirasakan oleh penerima manfaat. Hal tersebut tersirat melalui kutipan wawancara berikut: “Ya banyak mas mulai dari peningkatan keterampilan, mengingkatnya kesejahteraan serta terjalinnya hubungan yang baik antar warga masyarakat” 26 Dari kutipan tersebut tersirat bahwa program PPMK ini cukup berdampak terhadap masyarakat yang menjadi peserta pelatihan, karena melalui pelatihan yang mereka ikuti tersebut para peserta mendapatkan peningkatan keterampilan dan kesejahteraan. Selain itu, melalui program PPMK ini juga membuka jalinan silaturahmi antar warga. 2. Outcome Manfaat Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kramat Pela antara lain: 1. Meningkatkan daya saing peserta pelatihan karena telah dibekali keterampilan melalui pelatihan. 2. Meningkatkan kepercayaan diri peserta untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan keterampilan yang mereka ikuti. 26 Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta, 4 Juni 2016