Evaluasi Konteks Context Evaluation

peserta program PPMK, hal ini tersirat melalui hasil wawancara berikut ini: “...yang awalnya orang gak bisa apa-apa atau gak punya keterampilan apa-apa dengan adanya program PPMK bisa ngebuka usaha atau kerja sama orang...” 3 Berdasarkan data dari evaluasi konteks di atas, maka hasil evaluasi konteks yang diukur dengan indikator relevansi dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan warga melalui pelatihan-pelatihan telah sesuai. Karena pelatihan-pelatihan tersebut memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

B. Evaluasi Masukan Input Evaluation

Evaluasi input memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Tujuan dari evaluasi input adalah untuk menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan kualitas dan kuantitas masukan yang diperlukan untuk merencakan dan melaksanakan program. Adapun unsur-unsur yang menjadi bagian dalam evaluasi masukan ini antara lain sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut: 3 Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta, 4 Juni 2016 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK terdiri dari penerima manfaat dan pelaksana program. Berikut penjelasan mengenai sumber daya manusia: a. Penerima Manfaat Penerima manfaat adalah masyarakat yang mengikuti pelatihan-pelatihan PPMK. Untuk menjadi penerima manfaat dalam program PPMK masyarakat hanya perlu mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan KTP. Nama-nama yang telah mendaftar pada program PPMK dan lolos seleksi dimasukan ke dalam daftar penirima manfaat 4 . Penerima manfaat dalam program bina sosial PPMK berjumlah 30 orang untuk masing program yang diambil dari 10 RW di lingkungan Kelurahan Kramat Pela seperti yang dikatakan dalam kutipan berikut ini: “Untuk setiap kegiatan kita ngambil 3 orang dari tiap RW karna kita ada 10 RW jadi total peserta untuk tiap kegia tan itu ada 30 orang.” 5 Lembaga Musyawarah Kelurahan LMK sebagai pelaksana program PPMK meugaskan satuan kerja yang bernama KPPM Kelompok Peduli Pemberdayaan Masyarakat untuk menyeleksi setiap masyarakat yang mengajukan diri untuk menjadi peserta pelatihan dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu seperti yang tertuang dalam potongan wawancara berikut ini: 4 Lihat lampiran daftar penerima manfaat bina sosial PPMK. 5 Wawancara pribadi dengan Syamsul Ma ’arif sebagai Ketua LMK Jakarta, 19 Mei 2016 “...untuk ikut pelatihan ini ada persyaratannya mas kaya punya KTP DKI, diutamakan pengagguran dan orang t idak punya keterampilan.” 6 Hal ini juga perkuat oleh pernyataan berikut: “...KPPM itu adanya ditiap-tiap RW jadi merekalah yang menyeleksi warga yang pengen ikut pelatihan, dengan ketentuan yang telah mereka tetapkan sendiri. Seperti, calon peserta tidak memiliki pekerjaan dan tidak mempunyai keterampilan apa- apa buat mulai usaha.” 7 Berdasarkan kutipan-kutipan tersebut yang diukur dengan indikator cakupan maka dapat dikatakan bahwa setiap warga yang ingin menjadi penerima manfaat dari Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK bina sosial Kelurahan Kramat Pela harus memiliki KTP DKI Jakarta dan diseleksi oleh KPPM dengan mempertimbangkan aspek-aspek tertentu seperti masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan dan belum mempunyai keterampilan. b. Pelaksana Program Sumber daya manusia dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK Kelurahan Kramat Pela terdiri dari Lembaga Musyawarah Kelurahan LMK, Tim Pelaksana Kegiatan Kelurahan TPKK, dan Kelompok Peduli Pemberdayaan Masyarakat KPPM. Ketiga lembaga tersebut saling berkaitan sesuai dengan Pergub nomor 81 Tahun 2011 Pasal 9 huruf c. Selain itu disebutkan pula mengenai Unit Pengaduan Masyarakat UPM 6 Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan sebagai Penerima manfaat Jakarta, 4 Juni 2016 7 Wawancara pribadi dengan Soeryo Widianto sebagai Anggota LMK Jakarta, 26 Mei 2016