bawah tinggi siku untuk kedua posisi kerja. Menurut Helander 1995, posisi duduk- berdiri yang telah banyak dicobakan di industri, ternyata mempunyai keuntungan
secara biomekanis di mana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30 lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus menerus.
2.3 Metode Penilaian Postur Kerja
Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomi untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan
otot skeletal. Alat ukur ergonomik yang dapat digunakan cukup banyak dan bervariasi. Namun demikian, dari berbagai alat ukur dan berbagai metode yang ada
tentunya mempunyai kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Dibawah ini akan dibahas beberapa metode observasi postur tubuh yang berkaitan dengan resiko
gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti metode OWAS, RULA, REBA dan penilaian subjektif terhadap tingkat keparahan pada sistem muskuloskeletal dengan
metode Nordic Body Map serta checklit sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi potensi bahaya pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan
dengan resiko MSD’s.
2.3.1 Metode OWAS Ovako Working Analysis Syistem
Metode OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai postur tubuh saat bekerja. Metode OWAS ini merupakan metode yang sederhana dan
dapat digunakan untuk menganalisis suatu pembebanan pada postur tubuh. Metode ini awalnyaditujukan untuk mempelajari suatu pekerjaan di industri baja di Finlandia.
Universitas Sumatera Utara
Aplikasi metode OWAS didasarkan pada hasil pengamatan dari berbagai posisi yang diambil dari pekerja selama melakukan pekerjaannya. Langkah pertama
dari metode ini adalah pengumpulan data atau perekaman posisi yang dapat dilakukan dengan melalui observasi pada pakerja, analisis foto, video atau melihat
aktivitas yang sedang dilakukan untuk kemudian dibuat kode berdasarkan dta tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada skor dari tingkat bahaya postur kerja
yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus diambil. Klasifikasi postur kerja dari metode OWAS adalah pada pergerakan tubuh
bagian belakang punggung, lengan arms, dan kaki legs. Setiap postur tubuh tersebut terdiri atas 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan , 7 postur kaki dan
berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian dengan 3 kisaran beban.
2.3.2 Metode RULA Rapid Upper Limb Assessment
Metode RULA merupakan suatu metode dengan menggunakan target postur tubuh untuk mengestimasi terjadinya resiko gangguan otot skeletal, khususnya pada
anggota tubuh bagian atas upper limb disorder, seperti adanya gerakan repetitif, pekerjaan diperlukan pengerahan kekuatan, aktifitas otot statis pada otot skeletal, dll.
Penilaian dengan metode Rula ini merupakan penilaian yang sistematis dan cepat terhadap resiko terjadinya gangguan dengan menunjuk bagian anggota tubuh pekerja
yang mengalami gangguan tersebut. Analisis dapat dilakukan sebelum dan sesudah intervensi, untuk menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan akan dapat
menurunkan resiko cedera. Di samping itu , metode RULA merupakan alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh resiko pekerja yang
Universitas Sumatera Utara
terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedera, yaitu postue tubuh, kontraksi otot statis, gerakan repetitif, dan pengerahan tenaga dan pembebanan.
Pengukuran terhadap postur tubuh dengan metode RULA pada prinsipnya adalah mengukur sudut dasar yaitu sudut yang dibentuk oleh perbedaan anggota
tubuh limbs dengan titik tertentu pada postur tubuh yang dinilai. Dalam mempermudah penilaiannya maka tubuh dibagi atas 2 segmen group yaitu group A
dan group B. Postur tubuh group A terdiri atas lengan atas , lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan, sedangkan group B meliputi
leher, batang tubuh dan kaki.
2.3.3 Metode REBA Rapid Entire Body Assessment